Empaaaat!

435 38 7
                                    

Malam hari, semua kecuali Miku yang kuliah dan Nao yang tidur karena kecapekan, keluarga caplang berkumpul di ruang keluarga. Sesuai janjinya, Rika menyampaikan pesan yang ia dapat dari Miyu sebelum berangkat kerja tadi pagi.

"Hamil?!"

"Iyaaaaa! Hihi.. cucu kita nambah lagi Manaka!"

Manaka agak-agak enggak percaya sama pernyataan Rika barusan soal keadaan Miyu. Pasalnya, Manaka itu sebenarnya ragu buat mempercayakan Miyu ke Kumi. As we know, insting Manaka itu cenderung kuat kalau ke hal hal yang berbau 'something'. Menurutnya, memang hal aneh dari Kumi itu belum kelihatan sekarang, tapi someday... pasti muncul ke permukaan. Sama kayak usaha Miku menutup-nutupi kehamilan Nao waktu itu, ujung-ujungnya ketahuan juga dan itu Manaka duluan yang membongkar.

"Oh. Baguslah" respon Manaka singkat.

"Berarti, keponakan adek nambah lagi dong ma? Yes!! Eh tapi... Kak Miyu jauuuuuh" kicau Memi.

"Ya mau gimana lagi. Mereka berdua yang enggak mau tinggal di sini"

"Mau nambah atau enggak, tetap Nano-chan favorit ippi!!!" Kebetulan Hinano lagi ada di dalam dekapannya Manaka. Langsung diangkat tinggi-tinggi sampai si kecil itu ketawa kegirangan.

"Enggak boleh gitu! Kamu ih!" wajarlah Rika marah.

"Kenapa? Kan Miyu enggak tau. Iya kan rubah kecil..."

"Ungh!" Hinano malah ngangguk.

"Jangan bilang gitu. Itu sama aja kamu pilih kasih, nanti Hinano bisa aja jahat ke anaknya Miyu karena mikirnya paling diutamain sama kamu"

"Kan emang"

"Iiih!! Kamu tuh ya!"

"Nano-chan, lihat tuh. Ada monster" tunjuk Manaka ke arah Rika yang udah merajuk.

Manaka melepas Hinano dari dekapannya, membiarkan dia mengambil langkah kecil menuju Rika yang duduk di sofa yang satunya. Tangan kecil Hinano menarik rok panjang yang dikenakan Rika.

"mmaaaa.. unnh.." Hinano mengangkat kedua tangannya, minta digendong sama Rika. Otomatis, Rika mengangkat tubuh Hinano dan menaruhnya di atas pangkuan. Si kecil ini seolah tau kalau amma-nya ini lagi ngambek, jadi dia tau.. cara jitu buat membujuk dan mengembalikan senyuman Rika.

Sengaja Hinano menghadap ke Rika, lalu ia bersenandung dengan nada sembarangan sembari tubuhnya bergerak-gerak. Siapa coba yang enggak gemas.

"Iiiiii!! Bisa aja yaaa.. Nano-chan.."

"Iya dong. Siapa dulu yang ngajarin-" ucap Manaka penuh bangga.

"Nano-chan. Kamu dengar suara enggak? Kayaknya tadi ada yang ngomong. Siapa ya? Siapa ya.."

"Balas dendaaaam.. wuuuuu..."

Memi cuma bisa senyum-senyum melihat orang tuanya yang bahagia karena kehadiran Hinano dalam keluarga. Nah kan, baru juga moodnya baik, panggilan masuk dari Techi langsung mengubah mood Memi secara drastis. Memi rada malas buat menjawab panggilan tersebut, tapi.. kalau enggak diangkat, siapa tau penting.

Biar nanti enggak di'ciyeeein' sama Manaka, Memi memilih pergi ke kamarnya.

"Eh adek, mau kemana?" Tanya Manaka.

"Mau ke kamar. Besok ada ulangan"

"Halah, bilang aja mau teleponan. Sama siapa?"

"Sama hantu"

Memi mempercepat langkahnya. Kalau Manaka diladeni terus, yang ada Techi keburu ngirim chat beruntun yang isinya huruf 'p' semua, atau enggak stiker berbagai macam.

The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang