Setelah anak sulungnya pergi, Memi jadi tinggal berempat di rumah. Iya! Dia, si bungsu, babysitter dan supir. Awalnya Memi enggak mau pakai jasa babysitter karena dianggap "mengurangi" rasa kasih sayang orangtua ke anak, tapi mau gimana.. sejak diperbolehkan Techi buka usaha kecil-kecilan, Memi mulai menerima pesanan kue. Itu juga dibatasi. Satu hati cuma boleh tiga orderan, walau kadang yang pesan itu cuma satu aja.
Memi berfikir kalau dengan membuka usaha, dia ikut andil dalam menambah pendapatan keluarga. Apalagi sejak Techi bersikukuh enggak mau terima uang sepersen pun dari keluarganya. Dia mau nyoba survive dengan pekerjaannya, hasil keringatnya sendiri. Padahal tuh ya, Techi itu lagi lanjutin bisnisnya Yuuka.
Memi boleh bangga dengan keluarga barunya. Belum lagi si kecil yang diberi nama Yuna. Enggak ada rewel sama sekali kalau Memi tiba-tiba sibuk dengan orderan dan Yuna harus dijaga sama babysitter.
Kalau Ki-chan lebih dominan dna keluarga Shida, Yuna lebih dominan dna keluarga Sugai. Kenapa? Ya karena dia ini bayi yang lumayan anteng. Enggak banyak mau. Enggak "oa" "oe" sembarangan. Beda sama kakaknya yang bisa tiba-tiba petakilan atau kalem secara mendadak. Yuna sih stabil.
Pernah tuh mereka berempat pergi ke pestanya rekan kerja Techi. Yuna waktu itu masih umur 4 bulan. Bayangin nekatnya Memi membawa Yuna ke kerumunan di usia segitu. Itu juga gara-gara belum sewa jasa baby sitter. Memi udah was was, Yuna bisa aja mendadak rewel karena banyak manusia dan suasana yang asing baginya. But luckily, Yuna tidur pulas dan sesekali kebangun karena tamu yang mencubit pipi tembamnya. Yang rewel justru Ki-chan! Alasannya macem-macem. Dari yang ngantuk sampai sepatu yang dia pakai mendadak ciut dan bikin kakinya jadi sakit.
Sekarang umur Yuna udah 9 bulan. Udah mulai ngerti sama kondisi di sekitar dan kalau ada Ki-chan di dekatnya, dia akan berusaha mendekat. Entah itu nantinya bakal narik baju Ki-chan atau sekedar mendusel ria ke tubuh kakaknya.
Berhubung kakaknya enggak ada di rumah, Yuna ditaruh di dalam box. Main sama mainan kesukaannya sementara Memi mengecek ponselnya yang sunyi sepi dari orderan. Meski anteng anteng aja, Memi tetap enggak bisa jauh dari bayinya itu. Minimal, Memi duduk nyandar ke box-nya Yuna atau Memi sengaja menaruh kursi di dekat box biar bisa sambilan mengawasi buah hatinya.
Tau kalau Memi sepi orderan, Yuna merangkak ke arah Memi, sampai jidatnya kepentok kotak box saking semangatnya.
"Aw! Aduh aduh.. anak mama ngapain nih? Sakit yaaaa?" Orangtua mana yang enggak khawatir mendengar suara yang bikin ngilu sampai ke ubun-ubun itu. Memi langsung menggendong Yuna dan menaruhnya di pangkuan. "Kenapa sayang? Hmmm? Sepi ya enggak ada kakak? Enggak bisa main"
"Haammmm..." tapi si kecil ini lagi pengen main sama mamanya. Dia gigit jari telunjuk Memi dengan gusinya yang bikin Memi jadi geli.
Lantas Memi menarik jari telunjuknya dari mulut Yuna "Aduh, heii.. hihi. Tangan mama kotor. Jangan dimakan. Enggak enak"
"mmm-maaaa... uuuu.... maaaaaa..." Oceh Yuna sambil berusaha menggapai jari Memi lagi.
"Jangaaan. Lapar ya? Mau mama bikinin bubur? Atau makan alpukat aja"
Tapi Yuna justru mengalihkan pandangan. Kali ini tangannya berusaha meraih buku bergambar yang biasa dibaca Ki-chan.
"Apa? Mau mama bacakan itu?"
"mmaaaa.... maaaaaa...."
"Iya iya. Bentar ya mama ambil dulu"
Memi berdiri, menaruh Yuna di atas kasur Ki-chan lalu mengambil buku favoritnya Ki-chan tersebut. Memi kembali. Ia buka halaman demi halaman dan memperlihatkannya pada Yuna.
"mmaaa... eong! eong!" Tunjuk Yuna ke gambar sejumlah anak kucing.
"Hihi.. iya"
..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]
FanfictionWelcome to Caplang's family next "chaos" STAGE!!! Choose your fighters, karena akan ada konflik yang berbeda-beda. Selamat gregetan~