Techi merebahkan tubuhnya di atas kasur. Putar ke kanan putar ke kiri. Enggak nyaman gitu pokoknya. Capek habis latihan basket seorang diri di lapangan belakang rumah.
Bosan rebahan doang, Techi berpindah kesibukan ke benda persegi panjang berwarna hitam. Techi mengetuk dua kali layar ponselnya lalu mengusap layar membentuk pola tertentu hingga layar utama muncul. Beberapa notifikasi terlihat di sudut kiri atas. Notifikasi chat lebih menarik perhatiannya. Ia baca satu persatu chat masuk yang rata-rata dari teman kelasnya sewaktu menempuh pendidikan di Inggris dulu. Tidak terkecuali dari sang mantan pacar yang sekarang berlabel sahabat.
Lama Techi menghabiskan waktu, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Techi enggak menghiraukan, paling anggota keluarganya yang masuk. Pikirnya.
Tapi!!! Untuk kali ini berbeda.
Si tamu yang masuk ke kamar Techi juga ikut naik ke atas kasur. Bergerak perlahan dan memposisikan dirinya di atas Techi.
Penasaran, Techi menurunkan sedikit ponselnya dari hadapannya.
Dan..
Enggak salah lagi..
Memi yang ada di atasnya Techi.
Rambut panjangnya yang tergerai indah tanpa diikat twintail seperti biasa. Di tubuhnya pun, hanya ada lingerie berwarna soft pink yang kalau Memi agak kebawah sedikit aja, kedua mata Techi bisa melihat hal yang iya iya.
"Mem-MEMII!!"
Memi hanya menatap gadis yang ada di bawahnya. Memindahkan beberapa helai rambut ke belakang telinga kanannya lalu memberikan senyuman terbaiknya pada Techi.
"K-Kamu ngapain!!"
Sayangnya, pertanyaan Techi dianggap angin lalu oleh Memi. Pelan tangan kanan Memi menyentuh dari telinga kiri hingga ke bahu Techi. Bersamaan dengan tubuh Memi yang juga perlahan turun dan terbaring di atas tubuh Techi.
Jantung Techi semakin enggak karuan saat jari telunjuk Memi mengukir sesuatu di sudut bahu kiri Techi. Seolah memberi sinyal-sinyal yang mengarah ke hal yang lebih dewasa.
"M-M-M-Miii..." Techi gelagapan. Karena sekarang, Memi menatapnya lekat-lekat.
Kembali Memi membetulkan posisinya, diusapnya lingkar bibir Techi dengan jemarinya.
Lalu... tanpa paksaan.. tanpa ragu-ragu... Kedua bocah ini pun sama-sama saling menempelkan bibir mereka.
Techi merasakan perbedaan. Memi jauh lebih agresif dari sebelumnya. Memi bahkan tidak menolak saat Techi sengaja menyingkap lingerie milik Memi dan telapak tangannya yang gemetaran itu bisa leluasa menjamahi kulit mulus yang ada di balik kain tipis tersebut.
Kalau sebelumnya Techi yang mencetak 'jejak' di leher Memi. Kali ini gantian. Mulut Techi pun enggak sungkan sama sekali untuk mengeluarkan desahan nikmat sebagai tanda kalau ia menyukainya.
Berkali-kali, keduanya saling memanggil nama di saat ada kesempatan kalau mereka membuat jarak.
Hingga...
*Plak!!
"Aduh!!"Techi mengerjap mata. Bayangan Akane sambil bercakak pinggang ada di depannya.
"Hebat yaaa.. anak mama otaknya udah kotor!"
"H-Haaaa???"
"Cepat bangun! Habis itu sarapan, tinggal kamu aja yang belum turun ke bawah"
"O...... O-Oke... ma..."
Akane berbalik. Sebenarnya susah payah dia nahan ketawa, mengingat lagi Techi yang tidur sambil mimpiin Memi sampai segitunya. Kayaknya, Techi emang beneran cinta mati sama bungsunya keluarga caplang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]
FanficWelcome to Caplang's family next "chaos" STAGE!!! Choose your fighters, karena akan ada konflik yang berbeda-beda. Selamat gregetan~