4 hari setelahnya, kediaman rumah Shida kedatangan tamu. Maksud kedatangannya adalah...
"Undangan siapa tante?"
"Zumin. Tunangan sih. Sampaikan ke keluarga yang lain ya, Miku"
"Oh.. i-iya tante. Makasih"
"Kalau gitu, tante pamit dulu. Bye"
"Iya. Kiss bye dulu ke tante Yui sayang" perintah Miku ke Hinano yang ia taruh di belakang kepalanya.
Setelah memberi ciuman jauh, Hinano melambaikan tangannya ke Yui. "Addaaah.."
Yui membalasnya dengan senang hati.
Seperginya Yui, Miku kembali menutup pintu. Di rumah cuma ada dia dan Hinano. Yang lain pergi menjalankan kesibukan masing-masing.
Baru aja mau taruh Hinano ke lantai, bel rumah kembali berbunyi.
"Heeeh!! Siapa sih!"
Terpaksa Miku meninggalkan Hinano yang udah sibuk sama bebek karetnya hanya untuk membuka pintu. Lagi!
"Iya sebentar.." kemudian pintu terbuka.
"Haaai.."
"Hina?!"
Sahabat lamanya Miku, Kawata Hina.
"Mendadak banget! Ayo masuk.."
"Ehe. Permisiii.."
Hina. Gadis yang dulu sempat mengisi kekosongan posisi Nao di hatinya Miku. Tapi Miku hanya menganggap dia sebatas sahabat aja. Soalnya udah cinta mati sama Nao, meski udah disakiti.
"Libur?" Tanya Miku. Karena Hina enggak kerja di Tokyo.
"Iya. Seminggu. Lagi ngurus kontrak kerja. Mau pindah ke sini. Aku bosan di Yamaguchi"
"Ooh.."
"Mmaaaaaa..." Hinano udah berdiri sambil pegangan ke sofa. Manggil Miku.
"S-Siapa?" Hina kebingungan.
"Anak aku lah. Oooooh... iya iya. Kamu enggak tau ya"
"Serius anak kamu?! Kapan nikahnya?"
"Ng.. dua tahun lalu. Seminggu setelah Nao melahirkan"
"Hamil di luar nikah?"
"Ehehe"
Hina udah memaklumi kelakuan sahabatnya ini, bahkan. Di Jepang juga banyak kejadian serupa dan bukan hal tabu lagi. Di sekolah dulu, Miku terkenal sebagai salah satu murid yang cerdas. Tapi sejak kejadian olimpiade di Osaka, image Miku berubah.
Hina mencoba mendekat dan menggendong Hinano. Ajaibnya, Hinano enggak menolak. Biasanya, Hinano anti digendong sama orang yang enggak dia kenal.
"Siapa namanya?" tanya Hina ke Miku.
"Hina-no"
"Siapa?" Hina memastikan lagi.
"Hinano. Shida Hinano"
"Ng.. ooh.. panggilnya gimana?"
"Nano-chan, dia suka dipanggil gitu"
"Hmmm.."
Lama Hinano menatap wajah Hina. Kayak lagi meneliti sesuatu yang ada di wajah Hina.
Tangan kecil Hinano meraba pipi Hina. Mengusap-usap dan seolah berusaha mengambil sebagian dari pipi Hina.
"Itu tandanya dia penasaran sama kamu. Paling habis ini dia enggak mau lepas dari dekapan kamu"
"Eeeh? Tapi... Aku enggak kuat gendong dia terus-terusan"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]
Fiksi PenggemarWelcome to Caplang's family next "chaos" STAGE!!! Choose your fighters, karena akan ada konflik yang berbeda-beda. Selamat gregetan~