24

271 32 17
                                    

Bangun pagi, Memi disuguhkan pemandangan indah wajah tidur Erika. Karena enggak biasanya juga Memi bangun lebih dulu kalau tidur bareng gini.

Katanya selama mempersiapkan segala sesuatunya sampai ke hari H, Erika bakal nginap dulu di rumahnya Memi. Karena apartemennya yang lama udah punya penghuni baru.

Iseng Memi mengusap jari telunjuknya ke wajah Erika. Niatnya biar Erika keganggu, tapi yang ada..

"Hm! Mau jahilin kakak ya!" Jari telunjuk Memi 'ditangkap' Erika.

"K-Kaaak!! Adek kaget tau!"

"Hehe.. morning" lalu punggung tangan Memi dicium.

"Hm~ morning"

"Gimana? Udah enakan? Bisa hari ini kita mulai persiapannya?"

"Heeee~ kenapa enggak kakak sendiri aja yang pergiii, atau minta temani kak Miku.. atau pippi"

"Nicht! Kamu harus ikut karena gimana gimana-nya kamu juga harus ikut milih yang mana yang cocok menurut kamu"

"Haaah. Ya udah deh, adek mandi dulu"

Memi turun dari atas kasur, meraih handuk yang tergantung di belakang pintu lalu masuk ke kamar mandi. Setelahnya ponsel Erika 'kedatangan' pesan. Senyum sumringah terukir di bibirnya setelah membaca isi pesan yang masuk. Tangannya cepat membalas pesan. Selesai, Erika turun dan merapikan kasur.

..

..

..

Sarapan seadanya karena Manaka yang menjadi chef untuk pagi ini. Rika lagi enggak enak badan. Sarapannya aja request minta bubur telur. Makanya pagi-pagi Miyu udah mampir sambil bawain sarapan buatannya untuk sang mama. Cuma sekedar ngantar aja, terus dia balik lagi ke rumahnya karena Kumi mau otw ke Busan sebentar. Urusan bisnis katanya.

Dengan french toast ala kadarnya dan segelas susu hangat, cukup buat mengganjal perut. Sebenarnya ada Nao kok yang membantu. Tapi dia ini, skill memasaknya ngikutin arus. Kalau chef utamanya Rika atau Miyu, maka hasil masakannya bakal sekelas masakan restoran ternama atau paling enggak standar masakan rumahan. Nah, kalau chef utamanya Manaka.. ya jadinya Nao ketularan skill Manaka yang pas-pasan. Buktinya, hampir semua french toast yang disajikan di piring nyaris gosong gara-gara api-nya kegedean.

Paling enggak, masih bisa dinikmati dan semuanya kebagian.

"Jadi, apa rencana kalian hari ini?" Tanya Manaka ke Memi dan Erika. Berhubung dua gadis ini udah masuk tahap wedding prepare.

"Kita mau cari butik dulu pi. Buat gaunnya. Setelah itu, nyari catering-"

"Ngapain nyari catering? Kan ada Miyu" saran bodoh Manaka.

"Masa kak Miyu mau disuruh masak segitu banyak pi?! Jahat banget jadi orangtua!" Oceh Miku.

"Biar irit pengeluaran! Lagian, hemat waktu juga dan enggak perlu susah nyari lagi" sambung Manaka.

"Jangan deh pi. Kasihan kak Miyu. Emang sih, karyawan restoran yang di cabang sini itu ada.. tapi.."

"Kita emang udah sepakat buat nyari catering luar pi. Maaf ya" tolak Erika langsung. Untung aja cuma di-oh-in sama Manaka. Itu tandanya, alasan diterima.

..

..

..

Sarapan udah, tinggal berangkat pakai mobilnya Miku. Yang pergi cuma Memi dan Erika aja, awalnya gitu.. eh tau-tau Rika ngotot minta ikut. Biar nanti enggak salah pilih katanya. Yaa mau enggak mau, Manaka ikut juga. Kalau beliau ini alasannya mau jagain Rika. Nanti kalau Rika pingsan, siapa yang mau gotong?

The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang