Rika mengibaskan potongan karton yang menjadi pengganti kipas guna mendinginkan suhu tubuhnya. Sebenarnya Rika enggak kena paparan sinar matahari, udah ada payung kok yang menghalangi tapi hawa panas yang memaksa bulir keringatnya terus keluar dari pori-pori kulitnya.
Kali ini Rika melakukan proses syuting di dekat bibir pantai.
Udah tiga botol isotonik yang habis Rika teguk. Sepertinya musim panas sebentar lagi akan singgah ke Jepang.
"Panas banget ya" keluh lawan main Rika yang baru selesai syuting.
"Hmm.. bawaannya mau berendam di air es, sambil minum air kelapa"
"Ide bagus Rika-san! Aku akan minta ke staff untuk menyediakannya"
Niatnya cuma bercanda, tapi enggak apa-apa deh.
..
..
..
Hingga matahari mulai menghilang dari peredaran, Rika masih tertahan di lokasi. Angin pantai yang terasa sejuk memberikan sensasi tersendiri bagi Rika. Angin itu mampu menarik perhatian Rika hingga ia berjalan di pinggir pantai, membiarkan jemari kakinya yang kotor akibat ulah pasir yang menempel dan akan dibersihkan dengan sendirinya oleh air ombak.
Entah kenapa, Rika teringat dengan kejadian beberapa tahun silam. Saat dia dan Manaka masih berstatus pacaran dan usia kandungan Rika masih sangat muda. Rika tiba-tiba ingin pergi ke pantai di saat Manaka sedang sibuk-sibuknya magang dan mulai mengangsur lembar demi lembar tugas skripsinya.
Berbekal wajah memelas dan nada bicara yang super manja, Manaka luluh dan mau enggak mau dia memilih cuti dengan alasan sakit ke bos-nya.
Karena waktu keberangkatan yang salah dan terjebak macet, mereka sampai di pantai pada malam hari. Sepi.. dan sudah banyak petugas yang berlalu-lalang untuk menjaga pantai agar tidak ditempati lagi saat jam malam.
Bukan Manaka namanya kalau tidak punya seribu ide. Ia mencari sisi pantai yang tidak terjangkau oleh petugas. Dengan bersusah-payah sambil membawa Rika yang tengah hamil muda, melewati tumpukan batu karang, akhirnya dua manusia ini berhasil menyentuh pantai. Manaka membiarkan pasangan hidupnya memuaskan diri dengan keinginannya bermain di pantai. Meski hanya ada sedikit cahaya yang menerangi, tapi kedua matanya bisa melihat dengan jelas ekspresi bahagia terpancar dari wajah Rika.
Kejadian itu terus Rika ingat. Bukan perkara mudah bagi mereka berdua mengendap-endap biar enggak ketahuan petugas, dan bukan perkara mudah juga bagi Rika menolak dan memaksa Manaka menahan nafsu yang katanya terpancing gara-gara lihat baju Rika yang basah terkena hempasan air ombak.
Kasihan juga sih karena waktu itu Manaka juga harus menggendong Rika saat melarikan diri karena mereka ketahuan petugas yang kebetulan lewat.
Bertahun-tahun setelah kejadian itu, tapi rasanya seperti baru terjadi kemarin. Ingin rasanya Rika kembali..
Dari kejauhan, Manaka yang baru tiba, memperhatikan pasangan hidupnya yang enggak bosan bosan berjalan di hamparan pasir yang mengotori kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Caplang's, RETURN!!! (II) [Complete]
FanfictionWelcome to Caplang's family next "chaos" STAGE!!! Choose your fighters, karena akan ada konflik yang berbeda-beda. Selamat gregetan~