19

2.2K 157 1
                                    

Jika kamu mencintai seseorang sebelum menikah
Tidaklah ada yang halal untuknya,
Kecuali dengan doa
Cinta itu adalah doa, maka doakanlah orang yang kamu cintai.

...

Tepat pukul 19.00 suasana ruangan herlambang cukup ramai, setelah tadi meminta izin dipindahkan keruang biasa walau tak lepas alat sama sekali banyak keluarga bahkan teman humaira yang datang,

Seperti saat ini keluarga fatimah dan putra datang bersama sebagian teman dekat humaira.

"Bagaimana? Apa besok sudah mulai pengobatan?" tanya asma pada aisyah,

Aisyah menggeleng, "dia tidak mau pengobatan, jadi kami tunda dulu" ucap aisyah,

"Yasudah turuti saja dulu mungkin belum siap" ucap asma lagi dan diangguki aisyah,

Ayah putra--risyam--, putra, zein, fikri, fatimah dan humaira mengelilingi brangkar herlambang, dengan guyonan receh fikri herlambang masih bisa tertawa dan mulai berbicara walau terbata.

"Ayah tau fikri ini cocok ya jadi pelawak" ucap fatimah pada herlambang,

Fatimah dan humaira sudah sepakat jika fatimah memanggil orangtua humaira akan memanggil ayah, begitupun humaira dan itupun sudah disetujui oleh orangtua mereka.

Herlambang hanya tersenyum, "apalagi kalo kamu ikut ngabodor bareng fikri dek" ucap risyam yang langsung dibalas gelak tawa,

Fatimah cemberut, "masa ayah jahat sih" ucap fatimah,

Mereka memang tidak satu darah tapi kekeluargaan mereka sangat kental, kekompakan, bahkan kasih sayang yang mereka berikan seperti kasih sayang kepada keluarga sendiri.

Herlambang memegang tangan humaira,

Humaira yang merasa ayah nya butuh sesuatupun langsung peka, "ayah butuh sesuatu?" tanya humaira lembut,

Herlambang membuka oksigennya, "saa--saya nitip humaira dan istri saya pada kalian ya," ucap herlambang terbata sambil menunjuk risyam, putra, zein dan fikri.

Humaira menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca, "ayah teu kenging nyarios kitu" lirih humaira dengan menahan tangisnya agar tak keluar,

Risyam memegang tangan herlambang, "kamu tenang saja, humaira sudah saya anggap anak sendiri, dan insyaallah kekeluargaan kita akan selalu terjaga"

"Sekarang mah kudu fokus untuk sehat ya!" ucap risyam yang membuat herlambang tersenyum,

Humaira memasang kembali nebu oksigen ayahnya, "ira izin ke kantin dulu ya buat beli sesuatu" ucap humaira pada semua,

Humaira bangkit lalu mencium kening ayahnya lama, dan pergi keluar.

.

Azka mendekat kearah resepsionis rumah sakit, ia menanyakan apakah pasien diruang ICU masih ada, tapi nyatanya pasien itu sudah dipindahkan,

Azka langsung berjalan menuju ruang yang suster itu bilang, "gila! Butuh perjuangan banget nih gue" gumam azka,

Dan tepat tak jauh dari ruangan azka melihat gadis tertutup itu, ya siapa lagi kalo bukan 'humaira'. Gadis itu duduk sendiri.

"Aduh gue deketin jangan ya?" gumam azka,

"Tapi kalo gue deketin yang ada dia nanya-nanya gue abis darimana lagi" jawabnya pada diri sendiri,

Azka nampak berfikir sejenak, "oke gue sam--"

Belum azka melangkah lagi ia melihat ada putra dan zein yang mendekati humaira, "ah! Gue kalah start nih" gerutu azka,

"Tapi gue akan dengerin ah," gumamnya lagi lalu mencari tempat yang tak jauh dari mereka,

Putra dan zein memang izin keluar, zein membuat alasan agar bisa keluar bersama, zein sudah tau kalau putra akan memberi sesuatu untuk humaira jadi zein harus ikut karena mereka dilarang berduaan,

Sebenernya ngasih barang atau sesuatu juga ga boleh menurut zein, karena takut dari pihak wanitanya baper padahal tidak ada maksud lain dalan memberi itu, masih tetap hanya sebagai sahabat yang memberi hadiah kepada sahabat lain.

"Ira" panggil putra,

Humaira mengangkat kepalanya melihat putra, "iya ada apa?" tanya humaira sambil bangkit dari duduknya,

Putra nampak merogoh sesuatu dari kantung celananya, "ini untuk kamu" ucap putra dengan memberi tasbih ukuran sedang berwarna hitam untuk humaira,

Humaira mengerutkan keningnya, "untuk saya?" tanya humaira heran,

"Yaaa saya tau ini ngga seberapa dari barang apapun, tapi saya memberi ini untuk kamu karena saya ingin kamu terus zikir disaat hati kamu gundah, sedih ataupun senang, saya tidak suka melihat kamu yang seperti kemarin, jangan kan zikir kamu bahkan tidak percaya akan keajaiban allah untuk ayah kamu," jelas putra

Humaira diam, hatinya menghangat apalagi pipinya yang sudah blushing mendengar putra yang sangat perhatian dengannya, tapi tiba-tiba hati kecilnya berbicara.

ini hanya perhatian untuk sahabat, bukan yang lain.

Humaira beristighfar dalam hati, ia sudah kelewatan. Berharap pada manusia, mencintai seseorang yang belum halal berlebihan, ah ini keterlaluan.

Humaira menerima tasbih itu, "terima kasih, insyaa allah tanpa kamu minta saya akan berzikir terus" ucap humaira walau sedikit jutek,

Putra tersenyum, "baiklah jaga baik-baik ya" ucap putra yang hanya dibalas anggukan oleh humaira.

Putra pun ikut mengangguk, "saya kedalam dulu" ucap putra lalu masuk kedalam, sedangkan humaira masih berdiri diam ditempatnya.

Humaira duduk dikursinya lagi, ia memandangi tasbih yang baru saja diberi oleh putra, cinta dalam diam nya, cinta lamanya, ahh humaira sangat senang.

"Aku akan menjaga tasbih ini, layaknya aku menjaga hatiku untuk kamu" ucap humaira sendiri.

Humaira bangkit dari duduknya lalu kembali masuk kedalam ruangan.

Dan tanpa siapapun tau, azka ternyata masih tetap diposisinya.

Azka bahkan terkejut saat humaira berbicara sendiri dengan tasbih pemberian temannya, "jadi? Humaira mencintai putra?" gumam azka.

Azka tersenyum licik, "wow! Drama di sinetron ternyata ada juga didunia nyata,"

"Sahabat jadi cinta? Wow keren!" ucap azka,

"Tapi lihat humaira, saya yang akan mendapatkan kamu dan kamu akan berlutut kepada saya sebagai istri. Jadi kamu denga saya, bukan putra" ucap azka lagi dengan sarkatis.

.
.
.

Halluuuuuuuu readerssss..

Maafkan aku yang lama up yaaa

Oh iya aku mau kasih tau nih ya kalo CDI ini akan aku up lama lagi, soalnya aku lagi mau fokus sama cerita ku yang direvisi .. Jadi mohon pengertiaannya yaa..

Okeoke sekiaan cuap-cuap basinya author..

Salam cinta dan sayang,
Author ngaret dan keluarga besar cinta dalam ikhlas.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang