48

2.3K 147 24
                                    

Bismillah
Happy reading
_______________________________________

Untuk kamu,

Maaf, selama ini tanpa izin aku mencintaimu dengan lancang.
Maaf, selama ini aku meminjam namamu dalam do'a.
Maaf, selama ini tanpa kamu ketahui aku selalu memandang mu.

Sudahlah,
Mungkin beribu maaf ataupun berjuta maaf saja tak cukup.
Tapi, memang hanya itulah yang bisa aku lakukan.

Tapi akupun tak lupa memberikan keikhlasan untuk cinta ini. Keikhlasan untuk melepas mu.

Bukankah puncak tertinggi orang mencintai itu mengikhlaskan? Benar bukan. Maka dari itu, ini adalah puncak aku mencintaimu.

Aku mengikhlaskan mu.
Aku melepaskan mu.
Selamat berbahagia dengan dia yang kamu cinta.

Dariku,
Yang akan melepas mu.

Humaira menutup bukunya cepat. Lalu ia melemparkan-nya sembarang.

"apasih yang aku lakukan? Jika sudah ikhlas tak perlu membuat hal semacam ini." ucapnya sendiri

Humaira meraup wajah dengan tangannya sendiri lalu beristighfar. Ia rasa ini sudah kelewatan. Pikiran dan hatinya terus saja dikuasai oleh cintanya pada manusia. Tapi cintanya Pada sang pemilik cinta tak ia pikirkan. Bodoh sekali.

Padahal ia bisa merasakan semua ini karena sang pemilik cinta. Tapi hati dan pikirannya malah lebih condong pada makhluk nya.

Manusia memang seperti itu. Diberikan kenikmatan sedikit saja langsung lupa pada siapa yang memberi nikmatnya.

"Neng!" teriak sang ibu dari luar kamar.

Humaira dan ibunya sudah kembali kerumah nya sejak beberapa jam lalu. Setelah acara Fatimah selesai mereka langsung memutuskan untuk pulang, kebetulan ibunya akan kerumah makan. Sedangkan Humaira, sedari pulang dari rumah fatimah terus saja didalam kamar.

Humaira keluar dari kamarnya lalu menghampiri sang ibu. Lalu mengecup tangan dan juga pipinya.

"ada apa bu?" tanya Humaira.

Aisyah hanya diam menatap anaknya itu, "kamu teh kemana aja? Tuh diluar ada Ahnaf sedari tadi nungguin kamu tahu"

Humaira menjerumuskan kening nya, "Ahnaf? Kok ira ga tahu ya"

"samperin gih, ibu mau ke kamar dulu"

Humaira mengambil cadar nya lalu kedepan menemui Ahnaf.

"loh kok ira tidak tahu Ahnaf datang ya?" ujar Humaira membuat Ahnaf terperanjat kaget."eh maaf, ira pikir tidak akan kaget" ucap Humaira lagi sembari terkekeh.

Ahnaf hanya menggeleng, "saya sudah mengetuk pintu rumah dan memanggil nama kamu lama, tapi tak ada respond"

Humaira kikuk, lalu ia duduk di kursi sebelah Ahnaf yang terpisah oleh meja,"Ahnaf mau menemui ira?" tanya Humaira.

Ahnaf mengangguk, "iya, ada yang ingin saya tanyakan pada kamu."

"tanya apa?"

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang