25

2.5K 158 1
                                    

Akan tiba masanya yang berjuang akan diperjuangkan, dan yang mencintai akan dicintai.

...

Humaira dan fatimah duduk menunggu putra yang sedang ditangani. Dokter bilang telapak kaki putra sobek karena pecahan kaca tadi, dan sekarang dokter melakukan operasi kecil untuk kaki putra.

"Ira minta maaf, karena ira putra jadi gitu" ujar humaira sembari memegang tangan fatimah.

Fatimah membalas pegangan tangan humaira, lalu tersenyum. "Ini kecelakaan jadi ngga apa-apa atuh".

Tak lama dokter keluar. "Sudah selesai, nanti tebus obat ini di apotek ya" ucap dokter laki-laki itu.

Humaira dan fatimah mengangguk, mereka pun masuk kedalam.

Putra masih berbaring diatas brangkar. Ia memainkan handphonenya.

"Ayok kita pulang" ujar putra bangun dari baringannya.

"Emang sudah mendingan?" tanya humaira.

Putra terkekeh. "Iya, ini luka kecil" ujar putra.

Fatimah menggeleng. "Nyampe rumah weh nanti bilang aduh sakitt".

Putra memelototkan matanya. "Aa ngga gitu ya!" ujar putra.

Humaira terkekeh pelan. Begitupun fatimah dan putra sendiri.

Akhirnya mereka pun pulang bersama. Humaira akan mengantar putra dan fatimah kerumahnya terlebih dahulu.

.

Maryam duduk sendiri di ruang tamu rumah fatimah dan putra, tadi ia kesini untuk mengobrol dengan fatimah. Tapi bunda asma bilang mereka belum pulang ngampus, padahal ini udah hampir mau zuhur.

Dikarenakan tidak mau bulak-balik pulang, maryam pun memutuskan menunggu temannya.

"Nih tadi bunda buat camilan, ayok di makan" ujar asma sembari menghidangkan sepiring kue bola ubi goreng itu.

"Terimakasih tante" ujar maryam.

Asma tersenyum, lalu pandangannya terarah kepada jam dinding dekat pintu masuk. "Sudah zuhur, kok putra sama fatimah belum pulang ya" ucap asma.

"Iya, memang kalo ada kegiatan diluar suka lama gini tante?" tanya maryam.

"Ngga ko, kalo ada kegiatan pasti telpon tapi ini ngga" jawab asma.

"Mung----

Suara deru mobil menghentikan ucapan maryam. Asma memandang maryam heran.

"Mobil siapa ya?" tanya asma.

tak lama putra, fatimah dan humaira masuk bersamaan dengan mengucap salam.

Maryam dan asma membalas salam itu. Tapi asma memperhatikan telapak kaki putra yang diperban, dan memperhatikan jalannya humaira.

"Loh loh, kalian kenapa?" tanya asma panik lalu membantu putra duduk.

Humaira mencium tangan asma, begitupun fatimah lalu putra.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang