22

2.3K 161 1
                                    

Pada akhirnya,
Nanti kamu akan menyadari bahwa setiap ujian yang kamu jalani saat ini dan seberat apapun cobaan yang kamu jalani sekarang adalah cara allah menghadiahkanmu kebahagiaan.

...

Gerimis air masih turun kebumi siang ini, acara kajian pun sebentar lagi akan dilaksanakan. Banyak orang yang datang, mahasiswa dan mahasiswi kampus lain datang, semua berkumpul didalam masjid kampus sekolah tinggi islam ini.

Humaira sibuk membantu mengatur runtutan acara dan semua yang belum terlaksana, sebenarnya dalam hati kecilnya humaira kecewa akan kepanitiaan sekarang tapi bagaimana lagi mungkin mereka belum terlalu paham.

"Ira pemateri sudah datang, pembukaan pun sudah mulai dari tadi" panggil fatimah mendekat kearah humaira yang sedang membagikan snack.

Humaira memberikan snack yang ia pegang kepada temannya, lalu ia mengikuti fatimah bertemu pemateri.

"Assalamuallaikum" salam humaira dan fatimah.

Semua yang berada diruangan mengucap salam. Humaira dan fatimah menangkup kedua tangannya pada Ustadz Badrusalam, Lc. Yang mengisi materi untuk hari ini.

Tak lama putra datang memanggil ustadz badrusalam untuk masuk kemasjid. Humaira dan fatimah yang baru datang duduk sebentar diruangan BEM.

"Minum nih," ujar fatimah sembari memberi segelas air mineral.

Humaira tersenyum lalu menerima air itu. "Syukron fatimah" ujar humaira lalu meminum air itu.

Fatimah duduk disamping humaira. "Kita mau ke mutiara kapan?" tanya fatimah.

"Astaghfirullah aladzim! Ayok pergi sekarang nanti macet" ucap humaira saat teringat pernikahan mutiara.

Fatimah hanya menggeleng. "Kita kesana pake apa? Jakarta jauh loh ra" ucap fatimah saat melihat humaira tergesa-gesa.

"Aku bawa mobil, kamu sama aku aja" ujar humaira lalu keluar ruang BEM.

"Ke putra dulu ya, biar aku izin ke dia" ucap fatimah dan diangguki humaira.

Fatimah berjalan menuju masjid, ia mencari-cari keberadaan putra. Matanya terus mencari-cari sampai pada tempat dimana putra sedang duduk diluar karena mungkin didalam tidak cukup.

"Aa!" panggil fatimah.

Putra menengok kearah fatimah, lalu bangkit dari duduknya. "Kenapa?" tanya putra.

"Fatimah mau duluan pergi kejakarta sama humaira ya" ujar fatimah.

Putra mengerutkan keningnya. "Aa mau ketemu ira, panggil zein ya" ucap putra meninggalkan fatimah.

Putra berjalan menuju ruang BEM, setelah mendengar ucapan fatimah tadi entah kenapa ada rasa tak rela jika humaira pergi berdua saja tanpa adanya laki-laki yang menjaganya.

Tak jauh dari tempat humaira duduk putra melihat seorang laki-laki lain yang sedang mengobrol dengan humaira, dan itu adalah dosennya,

Azka.

Putra mengawasi humaira dari jauh, ia melihat gaya bicara dosennya itu. Dan saat waktu dimana dosen itu mencoba memegang tangan humaira putra berlari cepat menghampiri mereka.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang