Prolog

20.8K 494 5
                                    

Bahagia itu sederhana; dekat dengan-nya dan denganmu.

💌💌💌

Langkah kaki itu menderap diatas jalan busana hitam syar'i yang dikenakan pemilik langkah itu menambah daya tarik seluruh mahasiswa dan mahasiswi kampus tertuju padanya.

Ia berjalan menundukkan kepala, sudah hampir setengah semester ia kuliah disini dan ia masih saja mendapat tatapan aneh teman-temannya? Inilah ujian yang sangat besar ketika ia berkuliah menggunakan pakaian syar'i dan cadarnya.

Ah iya perkenalkan ia humaira ningrum, panggil saja ia ira, atau rum tapi teman jurusan dan yang mengenal dia biasa memanggil maira.

Maira baru saja selesai liburan semester 6 nya dan sekarang ia sudah memasuki semester 7 atau semester akhir, maira kuliah jurusan pendidikan agama islam. Maira sering dikenal oleh teman kampusnya dengan sebutan putri malu.

Panggilan itu diberikan padanya karena memang ia sangatlah pemalu walau ia begitu aktif diorganisasi kampus tapi pemalunya itu tidak pernah hilang jadi panggilan 'putri malu' itulah cocok untuknya.

Maira berjalan cepat karena risih melihat pandangan teman-temannya karena ia yang tertutup. Ia heran padahal yang tertutup sepertinya dikampus ini lumayan banyak tapi kenapa ia saja yang selalu jadi perhatiannya? Entahlah, tapi fatimah--- sahabat karibnya pernah mengatakan kenapa ia selalu menjadi perhatian teman-temannya jawabannya hanya satu, "Karena kamu memang benar-benar tertutup, beda dengan mereka yangtertutup dikampus ini, mereka hanya menutupi wajah dan seluruh tubuhnya tapi sifat dan kepribadiannya sangat beda jauh denganmu," itulah yang diucap fatimah tapi biarlah maira tetap tidak akan pedulikan hal itu.

"Assalamuallaikum putri malu," kaget fatimah yang tiba-tiba mencegat maira tepat didepannya.

Maira melototkan matanya sambil mengusap dadanya, "fatimah kebiasaan, selalu membuat ira kaget."

Maira melanjutkan jalannya mendahului fatimah, ini memang kebiasaan mereka, sahabat karib dari SMA sampai sekarang kuliah bersama.

Fatimah pun yang sangat tau sifat sahabatnya itu langsung lari mengejar, "afwan maira, fatimah hanya ingin membuat maira senyum." ucap fatimah disamping maira.

Bukannya menjawab maira malah menghembuskan nafasnya lalu duduk di kursi pinggir koridor kampus, "tak apalah, maira hanya sedang tidak ingin tersenyum." jawab maira

Fatimah mengerutkan keningnya sambil mendekatkan wajahnya pada mata maira, "ada apa? Kenapa pagi-pagi seperti ini mood mu hancur?" tanya fatimah sambil mengangkat dagu maira yang tertutup cadar hitamnya.

"Sudah 5 semester dikampus ini masih saja orang-orang selalu menatap maira aneh, padahalkan tidak ada yang membedakan dari maira hanya cadar dan gamis serba hitam yang sering maira pakai, fatimah." jawab maira akhirnya, ia memang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya jika sudah bersama fatimah-- sahabatnya itu.

"Subhanallah, biarkan saja ra anggap saja mereka fans mu yang sangat setia." balas fatimah dengan gayanya yang selalu membuat maira berubah menjadi tersenyum,

Maira tertawa pelan lalu tersenyum, "sudahlah kamu memang selalu bisa membuat aku tertawa, mari kekelas." berdiri maira lalu menggenggam tangan fatimah untuk kekelas.

Diperjalan menuju kelas mereka hanya saling bertautan tangan lalu fokus berjalan. Ditengah perjalanan saat akan sampai tiba-tiba fatimah berhenti, maira menengok kesamping dan memandang fatimah yang tiba-tiba diam.

"Ada apa?" tanya maira heran pada sahabatnya ini, "maira aku lupa, seharusnya hari ini aku dirumah," jawab fatimah dengan wajah kagetnya.

"Hah? Memang kenapa?" tanya maira kembali dengan penasaran yang semakin tinggi, "Putra sedang sakit."

Deg

🍁🍁🍁

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatu sahabat..
Alhamdulillah aku terbitin cerita baru lagi nih untuk kalian semua, masih dengan genre yang sama sih tapi insyaallah bisa menghibur.

Oh iya sebelumnya aku minta maaf karena dengan berat hati aku unpublis cerita cinta di pesantren, karena ide yang aku punya tiba-tiba berhenti 🙏 jadi sebagai gantinya aku buatin cerita ini 😊

Selamat membaca 😘

Jadikan al-qur'an bacaan utama ya sahabat

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang