32

2.2K 130 3
                                    

Dalam persahabatan antara lawan jenis, apakah nanti salah satu diantara mereka akan ada yang menaruh hatinya? Lalu bagaimana tanggapan kalian?

...

PANCARAN sinar matahari siang mengarah tepat diwajah cantik gadis ini, gadis dengan paras cantik itu duduk tak memperdulikan pancaran sinar matahari panas siang itu, dirinya hanya bersandar dengan santai digazebo rumah, wajah mungil dengan pipi chubby itu tersenyum sendiri layaknya manusia tak waras yang hanya menatap kosong depannya.

"Eh orang gila!"

Suara bariton dengan gebrakan bale gazebo itu membuatnya tersadar. Merasa terganggu dengan gebrakan tadi ia hanya menatap laki-laki tampan disampingnya ini dengan jutek, "maryam ga suka ya kalo lagi asik diganggu aa!" ucapnya kesal

Laki-laki yang maryam sebut 'aa' itu hanya terkekeh, laki-laki dengan wajah persis maryam itu ikut duduk bersantai disamping adiknya itu.

"Senyum kaya orang gila abisnya, kenapa? Bahagia banget" ucapnya.

Maryam hanya menghela nafasnya, "aa dimas sotoy, maryam malah lagi ga bahagia".

Dimas mengerutkan keningnya, laki-laki dengan wajah tampan itu menatap adiknya dengan heran, "kenapa? Soal temen kecil kamu itu?"

"Maryam terus maju atau mundur ya a?" tanya maryam tanpa mendengar ucapan dimas tadi.

Memang Dimas sudah tahu sejak maryam baru kembali kebandung soal ia yang menyimpan rasa pada sahabat kecilnya itu, Dimas sering mendengar curhatan Maryam jadi sudah tak bosan.

"Majulah! Kalo kamu mundur berarti kamu cemen" ucap dimas meledek.

Maryam melirik 'aa'-nya itu sinis, "Putra mencintai wanita lain, lagian maryam merasa tak pantas jika bersanding dengannya" ucap maryam menatap lurus depannya.

Dimas berdecak, "Kamu siapa? Allah? Kok bisa mendahului kehendak gitu sih?" Maryam diam seribu bahasa, ia masih menatap lurus depannya tanpa mau menatap aa-Nya itu.

"Maryam, kamu bukan Allah. Kamu belum tahu sebenarnya tentang isi hati Putra, jadi jangan menyimpulkan apapun tanpa ada fakta" ucap dimas lagi,

Maryam masih diam, sedangkan Dimas hanya menghela nafas, "Allah maha membolak-balikan hati, dekati penciptanya insyaallah ia akan mendekatkan ciptaannya padamu"

Maryam menoleh ke arah dimas lalu tersenyum, "baiklah" jawab singkat maryam dan dimas langsung pamit untuk masuk kedalam rumah.

.
.

Putra mengendarai mobilnya dengan santai membelah jalanan kota bandung disiang hari. Satu bulan yang lalu Putra dan sahabatnya sudah sama-sama mengurus proposal skripsi masing-masing, dan saat ini mereka semua sedang disibukan dengan penyusunan skripsi. Dan madrasah sudah Putra serahkan pada Maryam dan rekannnya yang lain. Jadi mungkin ia dan sahabatnya tak akan mengajar di madrasah lagi jika belum selesai dengan urusan kampusnya.

Dan Rencananya siang ini Putra bersama Fatimah akan pergi ke kampus untuk melihat siapa dosen pembimbing yang akan membantunya menyusun skripsi.

Tak butuh waktu lama sampai dikampus, mobil hitam bermodel jazz itu berhenti diparkiran khusus mahasiswa kampus. Putra dan Fatimah turun dari mobil, lalu mereka berjalan menuju ruang Ka.Prodi untuk menanyakan siapa yang akan membimbing mereka nanti.

"Humaira sudah dikampus?" tanya Putra tiba-tiba.

Fatimah yang sedang fokus berjalan seketika menghentikan langkahnya, "tumben nanyain maira?" tanya Fatimah balik.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang