40

2.6K 142 6
                                    

—Happy reading—
Bismillah

———————————————————

DIDALAM perpustakaan kampus, dengan ditemani tumpukan buku-buku referensi Fatimah, Humaira dan Ahnaf sama-sama sibuk. Setelah sebelumnya bertemu tadi, akhirnya mereka bertiga membuat kesepakatan yang bisa membuat mereka sama-sama mendapat keuntungan. Tapi tidak untuk sosok Humaira.

Tentu saja tidak.

Disini yang hanya mendapat keuntungan hanya Fatimah dan Ahnaf. Ya, Fatimah yang untung karena dibantu dosen Ahnaf. Dan Ahnaf yang untung karena bisa dekat dengan Humaira.

Lalu? Humaira? Ia tak ada untung. Yang awalnya ia bisa bercerita bebas dengan Fatimah eh sekarang malah seperti ini.

Ahnaf melihat jam yang ada ditangannya. Waktu sudah menunjukan pukul 12.00 dan itu tandanya sudah masuk waktu solat zuhur. Ahnaf menatap kearah Humaira lalu bergantian ke arah Fatimah. Mereka berdua sama-sama sibuk dengan buku dan laptop. Apa mereka tak lihat jam? Pikir Ahnaf.

"Khem.." Ahnaf berdehem pelan dan membuat Humaira maupun Fatimah menengok ke arahnya. Ahnaf tersenyum, lalu ia mengangkat tangan yang dipergelangannya terdapat jam. Ia seolah berkata 'lihat jam,' tapi baik Humaira ataupun Fatimah tak ada yang memahaminya. Mereka berdua sama-sama saling pandang lalu kembali menatap ke Ahnaf dengan pandangan seolah berkata, 'apa maksudnya?'.

Ahnaf menepuk jidatnya pelan, "lihat jam," ujar Ahnaf, dan membuat Fatimah melihat jam dipergelangannya.

"Jam 12.00, waktu solat" ucap Fatimah dengan sedikit nyaring dan membuat penjaga maupun pengunjung perpus mengarah padanya.

"Ssstttt ... Kecilkan suaramu" bisik Humaira setelah melihat tatapan orang-orang perpus.

Sedangkan Fatimah, ia hanya terkekeh pelan begitupun Ahnaf.

"Mari solat, setelah itu saya akan mengajak kalian pergi" ajak Ahnaf sembari membenahi alat-alat dirinya.

Humaira dan Fatimah kembali saling tatap, Fatimah menatap Humaira seolah bertanya diam-diam. tapi Humaira, ia malah bertanya dengan suaranya dan tatapan polosnya, "mau mengajak kemana dia?"

Fatimah menggeleng dan menepuk jidatnya pelan karena melihat tingkah sahabatnya yang super duper tidak mengetauhi ucapan mata ataupun isyarat. "aku baru ingin bertanya, Ira" geram Fatimah lalu langsung membereskan semua barangnya juga. Humaira mengerutkan keningnya, lalu ikut membereskan barangnya.

Setelah selesai, mereka pun langsung pergi menuju mushola Kampus yang berada diujung dekat parkiran.

Dan sesampainya dimushola mereka sama-sama melepas sepatunya lalu masuk kedalam dengan kaki kanan.

"Setelah solat tunggu disini," ucap Ahnaf pada mereka layaknya anak kecil.

"Untuk apa? Bukannya pekerjaan kita selesai?" tanya Humaira heran.

Ahanaf berdecak, "ck .. Saya akan mengajak kalian makan siang."

"Tidak mau" kompak Humaira dan Fatimah menolak.

Ahnaf membelalakan matanya. Apa ini? Mereka menolak ajakannya? Tapi mengapa?

"Kenapa?"

Humaira dan Fatimah saling tatap, lalu Humaira menjawabnya, "kami belum izin ... lalu Bapak mau mengajak kami tanpa izin dari orangtua kami, bagaimana nanti jika ada fitnah?"

Ahnaf mengangguk paham, memang benar sih apakatanya.

"Baiklah, boleh saya minta nomer handphone orangtua kalian?" ucap Ahnaf membuat Humaira dan Fatimah terbelalak kaget.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang