23

2.3K 165 0
                                    

Terkadang allah menunjukan cintanya, dengan mendatangkan luka bukan karena ia hendak menghukummu.
Tapi dibalik luka yang kau rasakan terselip sebuah makna kehidupan yang membawa mu pada kedewasaan.
Dan masalah jodoh, jika kamu tak dibersamakan dengan dia yang kamu harapkan, percayalah allah telah menyediakan seseorang yang lebih baik dari yang kamu inginkan.

...

Tepat pukul 17.45 WIB humaira, fatimah dan zein sampai digedung bintang lima didaerah jakarta ini.

Zein diam sebentar didepan mobil memerhatikan banyaknya karangan bunga ucapan selamat. Hatinya sakit, perih, hancur, semua bercampur aduk.

Humaira dan fatimah sama-sama memperhatikan zein. Mereka iba pada zein tapi bagaimana lagi ini sudah takdir.

Humaira menarik nafas, lalu mendekat ke arah zein. "Kita tunggu putra datang saja" ujar humaira didepan zein.

Zein membuyarkan lamunannya. "Putra? Itu akan lama, sekarang saja mari" ucap zein.

"Tadi a putra whatsapp aku, katanya sudah berada didekat sini" ujar fatimah membuat langkah zein terhenti.

Zein berjalan berbalik arah. "Baiklah" pasrah zein lalu kembali ke posisi awal.

Humaira mendekat kearah fatimah. "Kasihan zein" ujar humaira.

Fatimah memerhatikan zein, sebenernya hatinya ikut sakit jika melihat zein yang seperti ini. Entah ada apa dengan hatinya, jika zein sedih fatimah pun ikut sedih.

"Masa aku suka zein" gumam fatimah.

Humaira yang mendengar gumaman fatimah langsung memandang penuh tanya. "Kamu suka zein?" tanya humaira.

Fatimah membulatkan matanya dan tiba-tiba salah tingkah.

"Ak--"

"Itu putra dan fikri" ujar zein sembari menunjuk keberadaan putra dan fikri.

Humaira mengikuti arah pandang zein dan mengabaikan fatimah.

Fatimah membuang nafasnya lega. "Huh aman" gumam fatimah.

Mereka semua pun mendekat kearah putra dan fikri.

"Kalian teh belum pada masuk?" tanya fikri.

"Nunggu kalian aja" jawab fatimah dan diangguki fikri.

Tanpa menunggu lama lagi, mereka pun masuk bersama-sama.

.

Suara musik terdengar mendengung ditelinga para tamu undangan saat memasuki pintu ballroom hotel.

Bunga warna warni menghiasi setiap pinggir jalannya para tamu.

Penjaga tamu yang cantik nan tampan berbaris menyambut para tamu undangan.

Ruangan besar ini sangat dipenuhi barang-baramg megah, bahkan pelaminan tempat dua insan berbahagia itu pun dihias semegah mungkin.

Ini sangat menakjubkan.

Mereka berlima berjalan menuju pelaminan setelah mengisi salah satu buku tamu undangan.

Zein menatap ruangan besar ini dengan takjub. Mungkin jika mutiara menikah dengannya ia tak akan mungkin bisa merasakan acara yang luar biasa megah seperti ini.

Dan semua ini membuat zein yang walau sudah tidak ada harapan untuk bersama mutiara, tetap minder untuk menikahi seorang gadis.

"Hayu! Jangan ngelamun" tepuk putra pada bahu zein yang hanya diam mematung.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang