30

2.5K 151 6
                                    

Jika takdir bisa dipilih, maka kamu adalah orang yang aku pilih untuk menjadi bagian dari masa depan ku.

...


Malam yang sunyi, dengan angin yang menelusuk masuk menyentuh kulit wajah sosok gadis yang terduduk dibalkon kamarnya.

Humaira, dengan tak memakai cadarnya ia duduk di kursi balkon dekat jendela kamarnya. Mata bulat nan hitam itu terfokus pada bintang-bintang yang menerangi langit. Pikirannya pergi melayang jauh menembus imajinasi otaknya.

Entah apa yang ia pikirkan tiba-tiba bibir mungil nan merah alami itu terangkat membentuk bulan sabit, tersenyum.

Tiba-tiba tersenyum tidak jelas. "Karena setiap aku melamun wajahmu selalu datang dilamunanku", ucap humaira tanpa sadar.

Dan..

"Astagfirullahal adzim!! Humaira ningrum!! Apa yang kamu bayangkan". Ucapnya sadar akan kata-katanya barusan.

Humaira meraup wajahnya kasar, lalu berlari menuju toilet dikamarnya.

Itulah humaira, dengan kepolosannya, ketaatannya, sekali membayangkan wajah laki-laki saja langsung berwudhu. Gadis aneh.

"Huffftt, wahai diri.. Lain kali jangan membayangkan hal yang menjerumuskanku dalam dosa ya". Ucapnya lalu duduk dimeja kerja tempat ia mengerjakan tugas-tugas.

Ia diam sejenak, lalu seperti tersadar ia mengambil slingbag yang tadi siang ia bawa-bawa.

Ia membuka tasnya lalu mengambil buku yang baru saja ia beli tadi setelah mengajar. Buku diary. Ia akan mencoba saran dari maryam, buku ini akan ia penuhi dengan tulisannya.

Ia buka plastik yang membukus buku itu, Lalu ia ambil pulpen dalam tempatnya.

Dear diary...

Bertahun-tahun lamanya aku mengagumi mu, bertahun-tahun lamanya juga aku menjaga hati ini untuk mu.

Hai laki-laki impian ku,
Bagaimana perasaanmu padaku? Apakah kamu juga memiliki rasa sepertiku?

Hai laki-laki hebat setelah ayahku,
Apakah semua perhatianmu itu karena kamu mencintaiku?
Setau ku seorang laki-laki tidak mungkin seperhatian itu pada perempuan jika tidak memiliki rasa, jadi apa kamu mencintaiku?

Ahh sudahlah, aku serahkan semua pada sang pemilik hati..
Jika benar kamu mencintaiku cepatlah! Cepatlah untuk datang kerumahku untuk bertamu..

Sudah! Kurasa aku terlalu berlebihan, maafkan aku..
Maaf!

Biarkan aku saja yang mencintaimu..
Dan kamu? Cukup jadi teman ku.

Bandung,
Humaira ningrum.

Humaira menaruh pulpennya lagi. Lalu ia meraup wajahnya. "Astagfirullah! Jika terus seperti ini aku akan lupa akan pemilik hati, ah aku sudah dibutakan oleh cinta kepada hambanya". Ucapnya sendiri lalu pergi bersiap menunaikan solat isya dan taubat nasuha.

...

Pagi ini seperti biasa, humaira disibukan dengan skripsinya. Tapi tadi saat sarapan bersama ibu bilang hari ini akan mengajak dirinya ke acara aqiqahan anak partner kerjasamanya, tapi sampai jam setengah sembilan tidak ada lagi pembicaraan soal itu, mungkin tidak jadi.

Cinta dalam ikhlas (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang