Prolog

28.2K 1.1K 19
                                    

Aku berlarian di lorong rumah sakit yang sepi seorang diri dengan air mata yang tak hentinya menetes, tapi sedikitpun tak kupedulikan, Otakku hanya tertuju pada pintu-pintu ruangan, mencari ruangan dengan nomor 108. Setelah ku temukan, kubuka dengan kasar dan masuk ruangan itu. Disana, di ranjang itu. Dia, gadis yang kucintai sekaligus sahabat ku terbaring lemah disana. Ku lirik sekilas orang tuanya yang terduduk lelah di sofa ruangan rumah sakit itu. Ibu gadis itu menghampiri ku dan langsung memelukku erat sekali sampai rasanya aku kesulitan bernafas.

"Asya .. Asya kecelakaan parah, Clay" katanya pelan, bersusah payah berucap dalam tangisnya yang mulai tersedu.

"Maaf tante" ucap ku pelan sekali, ntah terdengar atau tidak, Aku tak peduli, yang ku inginkan saat ini adalah keluar dari ruangan yang benar-benar membuatku sesak. Melepaskan pelukannya dan berjalan gontai keluar ruangan. Masih bisa ku dengar tangisnya dari luar ruangan, begitu mengiris hati ini. Sakit sekali.  Ini semua karna kebodohanku.

                      ---------------------

Author pov .

Beberapa jam yang lalu .....

Clarissa Alicya atau lebih akrab di sapa Clay itu kini duduk gelisah di salah satu meja di sebuah restoran yang sangat mewah itu. Kakinya tak henti-hentinya bergerak, mata nya terus melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia gelisah, gugup, dan ah ntahlah tak bisa dijelaskan. Dia sudah mencuri perhatian beberapa pengunjung sedari tadi. Karna penampilannya yang begitu menawan. Kemeja putih di padukan dengan jeans kotak-kotak dan sneakers. Penampilan sederhana namun tetap indah jika gadis itu yang mengenakannya.

Matanya berbinar setelah melihat orang yang di tunggunya datang menghampiri. Tapi tidak dengan jantung nya yang semakin berdetak cepat. Ia menjadi semakin gugup, tangannya terasa begitu dingin.

"Hai, udah lama ?" tanya orang itu sembari duduk di kursi dihadapan Clay.

"Enggak juga kok" Clay menekan tangannya sendiri guna mengurangi rasa gugup.

"Tumbenan ngajak ke tempat begini, ada apa ?"

"Asya. Aku ... aku ... itu Sya .. aku..." Clay benar benar gugup sekarang.

"Aku apa, Clay ?" Asya gemas sekali dengan tingkah gadis itu. Menerbitkan senyum dibibir mungilnya.

"Itu Sya .. aku mau ngomong kalau aku ..." jeda, Clay mulai ragu untuk menyampaikan maksud hatinya.

"Aku apa sih ? Kamu mau ngomong apa ?" Desak Asya yang mulai tak sabar.

"Hm ... sebelumnya aku minta maaf karna udah menyimpan ini lama sekali. Tapi Sya, hari ini. Malam ini, aku pengen kamu tau kalau aku ci .... " Clay menutup matanya  kesal pada pelayan yang datang mengantarkan makanan mereka. Ia mengumpat dalam hati, kenapa pelayan itu harus datang disaat Ia sudah yakin dan selesai mengumpulkan keberaniannya. Sekarang Ia harus mengumpulkan keberaniannya lagi.

"Oke lanjutkan. Ci apa tadi ?" Tanya Asya setelah pelayan itu pergi.

"Aku .. aku cinta kamu Sya" ucap Clay spontan dengan menatap Asya tepat di mata gadis itu. Asya hampir saja tersedak karna mendengar ucapan sahabatnya itu. Lalu tertawa pelan.

"Jangan bercanda Clay" katanya masih dengan tawa di bibir mungil gadis itu. Clay menggenggam jemari Asya.

"Aku serius Sya. Aku serius tentang perasaan aku sama kamu"

"Kamu tau, kalau perasaan kamu itu salah, kan Clay ?" Tanya Asya pelan sambil mencoba melepaskan jemarinya dari genggaman tangan Clay.

"Aku tau. Dan aku sadar akan resiko yang aku hadapi. Tapi aku udah gak sanggup Sya. Aku udah gak sanggup menahan perasaan yang semakin hari semakin besar  ini. Aku udah berusaha membuang jauh perasaan ini, tapi sekuat apapun aku mencoba, aku tetap gak bisa" jelasnya. Ada jeda disana. Asya menatap Clay dalam sekali, mencari kebohongan dimata itu. Namun sia-sia, tak ada sedikitpun kebohongan disana. Clay serius dengan ucapannya.

"Aku harus pergi sekarang Clay" Asya mengambil tasnya dan bergegas keluar restoran tersebut, masuk kedalam mobil nya.

Dia terdiam. Asya shock, tentu saja. Gadis itu tak menyangka sedikitpun, sahabatnya punya perasaan yang begitu menjijikkan untuknya. Gadis itu mulai melajukan mobilnya kencang dengan pikiran yang begitu kalut.

Sedangkan Clay, ia diam. Tak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya. Menatap kepergian Asya yang sedikitpun tak menoleh padanya. Ia hancur, Asya pasti membencinya sekarang. Tapi bukankah ia sudah tau resikonya dari awal ? Ia tau, setelah ini ia akan kehilangan sahabat sekaligus cintanya.

                           ---------------

Sekarang, disinilah dia. Menangis sejadi-jadinya ditaman rumah sakit yang begitu sepi karna sekarang sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Tubuhnya kedinginan tapi tak sedikitpun ia berniat meninggalkan tempat itu. Kakinya gemetar, pikirannya kalut, hatinya hancur, tak tega melihat tubuh lemah itu. Ia menyesal sekaligus benci pada dirinya sendiri karna telah memiliki perasaan yang menjijikan pada sahabatnya sendiri yang bahkan sejenis dengannya.

















.
.
.
.
.
.
Holla guys. Gua datang kembali dengan cerita yang baru 😂
Gua harap kali ini ceritanya berhasil sampai ending ya.
Soalnya dulu juga pernah posting cerita, tapi malah gantung dan akhirnya malah diunpublish 😂
Kalo kali ini pun gak berhasil, artinya cukup jadi kenang-kenangan. Hehehe

Semoga kalian menikmati ~

24 Maret 2019 .

Salam cinta,
Hotchocogirl.

Out of Sight (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang