Maafkan atas typo dan antek-anteknya.
Enjoy it.
---OutofSight---
Asya pov.
Sungguh, aku tak sedikitpun berharap bisa bertemu Arka di saat seperti ini. Disaat keadaanku buta, aku seperti orang bodoh sekarang.
Clay, ku mohon selamatkan aku, batinku.
Aku tak bisa melihatnya, ntah ekspresi apa yang ia berikan padaku. Mengejek kah ?
"Kamu sendirian ?" tanya Arka. Aku menggeleng.
"Bersama Clay," jawabku.
"Ah iya. Sudah lama juga tidak bertemu Clay," katanya. Mereka memang saling mengenal, tapi tak pernah dekat. Clay seolah tak ingin tahu tentang Arka, sekarang aku sudah tau alasannya. Saat itu, perasaan Clay pasti terluka, artinya aku sudah sangat sering menyakitinya. Aku merasa menyesal sekarang. Apa ? Menyesal ? Untuk apa ? Karna aku baru di sakiti sekali oleh Clay dan langsung membencinya ? Menyakiti ? Pernahkah Clay menyakitiku ?
"Dimana dia sekarang ?" lanjutnya.
"Membeli minum," jawab ku sekenanya. Sungguh, aku tak suka situasi ini. Jika saja aku tidak buta, mungkin aku sudah mencerca Arka dengan serentetan pertanyaan kenapa dia meninggalkan ku waktu itu.
"Jadi setelah kecelakaan, bagaimana keadaanmu ?" Ia kembali bertanya.
"Seperti yang terlihat," jawabku.
"Ah, sepertinya kamu tak suka lagi berbicara padaku." katanya. Aku tak menanggapinya ucapannya. "Baiklah, aku akan pergi sekarang. Semoga harimu menyenangkan," lanjutnya. Lalu kurasakan dia beranjak pergi, dan mungkin sudah pergi.
Hanya itu ? Dia meninggalkan ku, dan dia tidak menyesal sama sekali ? Bahkan tak ada penjelasan apapun darinya. Sakit hati ? Tidak. Aku tidak sakit hati ? Bagaimana bisa ? Bahkan hatiku terasa biasa saja, tak ada rasa sedih sedikitpun. Aku sudah berhasil move on ? Kepada siapa ?
Di tengah lamunanku. Kurasakan pipi ku basah dan cukup dingin, aku tidak menangis. Aku meraihnya, sebuah botol minuman yang sudah banyak mengeluarkan keringatnya. Artinya minuman ini sudah lama keluar dari pendingin.
"Maaf lama, antriannya panjang." Itu Clay. Aku hanya mengangguk, aku tahu jika itu bohong. Kenapa aku jadi gelisah ? Apakah Clay melihatku berbicara dengan Arka ? Aku harus menjelaskannya, aku bahkan tidak menanggapi Arka. Menjelaskan ? Menjelaskan apa dan untuk apa ? Kami tak punya hubungan apapun, untuk apa aku menjelaskannya. Tapi perasaanku seolah takut, takut jika Clay melihatnya dan salah paham. Tapi...
"Kenapa melamun?" tanyanya. Aku menggeleng, lalu tersenyum samar. Ia meraih botol yang ada di genggamanku, berbunyi krek. Mungkin, dia sedang membuka tutupnya. Lalu ia memberikannya lagi padaku.
"Ini minuman favoritemu. Air mineral," katanya. Aku tertawa, merasa lucu saja. Lagian aku memang lebih suka air putih ketimbang kopi, teh, ataupun jus. Tapi aku tetap meminumnya sesekali.
Aku meneguk minumanku, lega sekali rasanya. Walaupun sebenarnya aku tak terlalu haus lagi.
"Sudah?" tanyanya. Aku mengangguk. Dia mengambil botol minuman tersebut dari tanganku, lalu menggenggam tanganku.
"Dengar itu Sya ? Banyak sekali anak-anak disini," katanya. Aku mengangguk, mendengar tawa dan riuh anak-anak memang menyenangkan. Aku jadi teringat dengan anak-anak di tempat ku mengajar, sekarang aku tak bisa lagi bertemu dengan mereka.
Aku menyandarkan kepalaku asal pada Clay, ntah di bagian mana. Mungkin bahunya. Aku menutup mataku, menikmati angin yang berhembus.
Rasanya sangat nyaman berada disisi gadis ini. Jantungku, perasaanku, ntah kenapa menjadi heboh saat berada di dekatnya. Clay, apa aku benar-benar jatuh cinta padamu ? Ku harap itu tak benar-benar terjadi. Aku tak bisa dan juga tak ingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/182272486-288-k245365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Sight (GxG)
Romance[Completed] ----------------- Jika kamu tak bisa melihat. Aku bersedia menjadi matamu. Genggam tanganku, jika kamu takut pada dunia mu yang gelap. Aku akan selalu berada di sampingmu sekalipun kamu menolak akan hadirku. Official Soundtrack : Suran...