Maafkan atas typo dan antek-anteknya.
Enjoy it.
---OutofSight---
Clay pov.
Hari ini aku datang lagi kerumah Asya, setelah hari dimana aku menangis di kamarnya dan berlari keluar.
Aku di antar oleh Vale, karna dia tak membiarkan ku menyetir sendirian dalam keadaan yang tidak stabil. Aku menolak, tentu saja. Tapi dia kekeh ingin mengantarku, dia tipe keras kepala yang tak mungkin bisa di bantah jika sudah seperti itu. Aku hanya menurut saja.
Sekarang aku sudah berada di depan pintu rumah Asya, memandangi pintu itu dengan sedikit tersenyum dan berdoa dalam hati agar hati ini lebih kuat lagi.
Aku mengetuk pintu beberapa kali, tak lama pintu terbuka. Terlihatlah Tante Dena disana tengah tersenyum lembut padaku.
"Ayo masuk," dan perlu ku beri tahu bahwa Tante Dena lah yang menghubungiku dan menyuruhku datang kesini hari ini.
Aku senang, teramat sangat senang. Karna aku punya alasan untuk bebas dari kurungan Vale dan bertemu Asya. Kurungan ? Ya, aku dikurung dalam apartement ku sendiri. Setelah hari di mana aku pulang dalam keadaan menangis, Vale berkata tegas padaku agar tak pergi kemanapun apalagi menemui Asya.
Tubuh dan hatimu butuh istirahat, katanya.
Tak bisa ku bantah sekalipun aku ingin, karna yang dikatakannya adalah benar. Lagi-lagi aku hanya mampu menurutinya, sekalipun aku rasanya hampir gila karna merindukan Asya. Tapi hari ini aku yakin, aku lebih siap dalam segala hal.
Aku melangkah kan kaki melewati pintu, mengekori Tante Dena dari belakang.
"Duduk, Clay. Tante buatkan minum dulu," katanya. Aku mengangguk dan duduk disofa single diruang tamu.
Mengamati seisi rumah, tak ada yang berubah. Semuanya masih sama, aku bahkan bisa melihat aku dan Asya yang tengah menghabiskan hari bersama di segala penjuru rumah. Konyol.
Tante Dena meletakkan segelas jus diatas meja, lalu kemudian ikut duduk tak jauh dariku.
"Tante manggil kamu kesini, karna tante mau minta tolong ke kamu." katanya memulai percakapan di tengah suasana canggung yang mendera.
Aku diam, menunggu apa yang akan dikatakan selanjutnya. Tante Dena terlihat menghela nafas beberapa saat, lalu menatapku.
"Apakah kamu bisa jaga Asya hari ini ? Tante ada urusan yang begitu penting, sehingga harus pergi menyusul papa Asya yang sudah lebih dulu berangkat. Hanya hari ini saja, bisakah ?" ucap Tante Dena dengan wajah memohon. Ntah urusan penting macam apa sehingga Tante Dena kelihatan sangat frustasi.
Aku mengangguk sebagai jawaban, karna ini kesempatan besar bukan ? Dimana aku bisa bersama dengan Asya seharian.
"Kamu nanti bakal di bantu sama bibi. Tante hanya takut Asya merasa kesepian jika hanya berdua dengan bibi dirumah. Maaf merepotkanmu," katanya lagi.
"Enggak kok. Aku justru malah senang bisa nemenin Asya," jawabku dengan senyum yang merekah. Tante Dena mengangguk paham, lalu ikut tersenyum.
"Sekarang Tante merasa lega," katanya. "Kalo begitu, yasudah. Asya ada di kamarnya setelah sarapan tadi. Tante harus pergi sekarang, Tante titip Asya. Baik-baik di rumah," ia lalu berdiri, tergesa mengambil tasnya lalu berlalu menuju pintu.
Aku menatap kepergiannya. Lalu berdiri dan melangkah ringan menuju kamar Asya. Rasanya ada yang begitu membahagiakan di dalam hati ini, sehingga senyumku tak henti-hentinya merekah.
![](https://img.wattpad.com/cover/182272486-288-k245365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Sight (GxG)
Romance[Completed] ----------------- Jika kamu tak bisa melihat. Aku bersedia menjadi matamu. Genggam tanganku, jika kamu takut pada dunia mu yang gelap. Aku akan selalu berada di sampingmu sekalipun kamu menolak akan hadirku. Official Soundtrack : Suran...