Part 3

9.5K 816 20
                                    

Maafkan atas typo dan antek-anteknya 🙏

Enjoy it .

---OutofSight---

Clay Pov.

Aku berada di dalam mobilku tepat di seberang jalan di depan TK tempat Asya mengajar. Tadinya aku ingin keras kepala sedikit untuk tetap menjemputnya supaya bisa melihat wajah cemberutnya, tapi ternyata keputusanku salah. Seharusnya aku tidak datang.

Karna sekarang aku melihat Asya menghampiri pacarnya, mereka sudah berpacaran 2 tahun. Dia  terlihat begitu tulus dengan senyuman itu di wajahnya, aku memejamkan mataku.

Sya, Bolehkah aku cemburu ?  gumamku pelan. Aku tertawa, menertawakan diriku yang menyedihkan ini. Sedikitpun aku bahkan tak berhak. Aku menarik nafasku panjang dan melihat mereka lagi.

Mereka sudah berlalu dengan mobil mewah itu, aku melihatnya sampai tenggelam dari pandangan.

Menyakitkan, sangat . Aku cemburu Sya , aku cemburu ! Teriak batinku. Aku mengacak rambutku kesal.

---OutofSight---

Author pov.

Sudah jam 10 malam, tapi Clay masih uring-uringan menunggu kabar dari Asya. Karna semenjak tadi siang Asya tak kunjung menghubunginya. Ia terlihat gelisah dengan mengotak-atik chanel televisinya dan sesekali melirik handphone nya yang tergelatak indah diatas sofa di sampingnya.

Ih kamu kemana sih Sya ? Aku kangen tau, gerutu nya.

Dia mulai terkantuk-kantuk diatas sofa, matanya sudah semakin berat. Sudah jam setengah 12 malam, hampir saja Ia benar-benar tertidur saat handphonenya berdering. Ia meraba untuk mencari handphonenya setelah ketemu dia langsung mengangkatnya tanpa melihat siapa sipenelpon.

"Hmm" Gumamnya.

"Clay... hiks... hiks... Clay" Clay mengerutkan keningnya . Tengah malam ada yang menelepon sambil menangis. Itu menyeramkan, Pikirnya.

"Clay, kamu dimana ? Hiks.." terdengar familiar, Clay melihat nama si penelpon. Ia kaget mengetahui jika itu Asya.

"Asya, kamu kenapa ?" Tanya Clay yang mulai panik.

"Hiks.. hiks.." masih terdengar tangisan diseberang sana.

"Kamu dimana ? Kamu dirumah kan ? Aku kesana sekarang"

Klik, telp dimatikan sepihak oleh Clay.  Ia bangun tergesa menuju kamar nya, melangkah menuju lemari hanya untuk mengambil jaketnya. Tak sempat jika harus mengganti baju. Mengambil kunci mobilnya dan keluar apartemen. Dilakukan dengan tergesa, Ia khwatir terjadi sesuatu dengan orang yang dicintainya itu.

---OutofSight---

Clay Pov.

Aku berjalan tergesa menuju kamar Asya ketika sudah izin kepada tande Dena, ia terlihat sama khawatirnya denganku. Aku megetuk pintu, tapi tak ada jawaban disana. Jadi kuputuskan untuk langsung masuk. Ketika ku buka pintu itu, aku melihat dia. Meringkuk sambil menangis diatas kasur nya. Ntah apa yang terjadi tapi melihatnya serapuh ini, begitu menyakitiku.

Aku menutup pintu dan melangkah menghampiri nya, duduk di pinggir kasur.

"Sya" panggil ku pelan. Ia melihatku dan langsung memelukku erat, tangisnya pecah.

"Hiks.... hiks...Clay" suaranya benar-benar serak, butuh usaha hanya untuk sekedar berbicara. Aku membalas pelukannya, mengusap punggungnya pelan.

"Kamu kenapa, Sya ?" Tanya ku. Dia hanya menggeleng, aku tau disaat seperti ini Asya tak pernah langsung bercerita. Harus menunggu dia benar-benar tenang terlebih dahulu. Sekarang, tugasku hanya menenangkannya. Menepuk punggung nya pelan, dan sesekali mengusap rambut dan puncak kepalanya.

Hatiku sakit, seperti diremas oleh ribuan tangan tak kasat mata. Aku sudah sering melihatnya menangis begini yang disebabkan oleh berbagai macam hal, tapi tetap saja hatiku tak terbiasa. Masih terasa begitu sakit. Aku mencintaimu, Sya. Tolong jangan menangis.

Dia mengangkat kepala nya dari bahuku, aku melihatnya iba. Mata nya bengkak, pipinya sembab, bibirnya begitu pucat. Aku menghapus jejak air mata dipipinya.

"Jangan menangis" ucapku pelan, dia melihatku sendu.

"Sakit Clay" katanya yang nyaris tak terdengar olehku.

"Sakit kenapa ? Apa yang sakit ?" Tanya ku khawatir.

"Hati aku sakit Clay. Aku gak tau apa salahku, kenapa Arka ngelakuin ini ke aku ? Kenapa Clay ?!" Ucapnya mulai meninggi sambil menepuk dadanya. Aku menatapnya dalam sambil memegang tangannya agar tak menyakiti dirinya sendiri.

"Arka pasti punya alasan kenapa dia ngelakuin itu kekamu" ucapku pelan.

"Tapi gak gini caranya" katanya lemah, air matanya tumpah lagi. Aku memeluknya, mencium pucuk kepalanya beberapa kali untuk menenangkannya.

"Udah ya, aku disini sama kamu"

Sakit Sya. Sakit melihatmu begitu rapuh karna oranglain. Ingin sekali kupatahkan leher laki-laki itu, tapi pasti kamu akan membenciku. Karna dia adalah salah satu sumber terbesar kebahagiaanmu walaupun dia juga menyakitimu.

Aku cemburu kamu menangis karna orang lain, tapi aku tak berhak. Aku sakit kamu mencintai oranglain, tapi aku hanya sahabatmu. Hanya sahabatmu.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tubeco

----------

Gimana part 3 nya ? Masih kurang ya ? Maaf sekali lagi jika mengecewakan.

Kritik dan saran dibutuhkan.

Terimakasih.

Salam cinta,
Hotchocogirl.

Out of Sight (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang