Part 7

7.8K 727 33
                                        

Maafkan atas typo dan antek-anteknya 🙏

Enjoy it.

---OutofSight---

Clay pov.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi aku tidak ingin pulang keapartemenku. Katakan saja aku jahat, tapi aku tidak mau mengurus Vale yang mabuk. Dia benar-benar merepotkan jika seperti itu, lagipula kan aku ingin memberi dia kesempatan berdua bersama Lily.

Tapi sekarang aku mengantuk dan tidak tau harus kemana, aku hanya terus menyetir tanpa sadar aku sudah berada di depan pagar rumah Asya. Jendela kamar Asya bisa terlihat dari depan, lampunya sudah mati. Artinya Asya sudah tidur. Aku tersenyum.

Sya, jika aku menyatakan perasaanku padamu. Apa kamu akan menerimanya atau justru menolaknya dan membenciku ?

Aku merentangkan kedua tanganku, aku sudah memutuskan untuk tidur dimobil saja, tidak akan sulit tidur jika membayangkan Asya. Aku merendahkan sandaran jok mobil, semoga besok punggungku tidak sakit.

Sya. bagaimana pun, aku ingin terus berada disisi mu.

---OutofSight---

Aku menggeliat saat samar-samar terdengar suara ketukan. Siapa yang mengetuk pintu pagi-pagi begini ? Aku mengucek mataku perlahan, aku terdiam. Dimana aku sekarang ? Ah aku ada dimobilku. Aah punggungku sakit sekali, aku beranjak duduk dan melihat kejendela. Ada wajah Asya disana, pagi-pagi sudah berhalusinasi begini.

Aku mengusap kaca jendela mobilku, berharap bayangan Asya cepat hilang. Tapi anehnya, berapa kalipun aku mengusap kaca jendela dan mengucek mataku. Banyangan Asya tidak kunjung hilang. Jangan-jangan...

Aku membuka kaca jendela mobilku. Pertanyaan Asya langsung menyapaku.

"Kamu kenapa ada disini ?"

"Kamu tidur disini semalam ?"

"Kenapa gak nelp aku ?"

"Kenapa gak pulang ke apartemen kamu ?"

"Kamu dari mana emangnya ?"

"Kamu gak kenapa-kenapa kan, Clay ?"

"Kamu ada masalah ya ?"

"Kamu..."

"Bentar dong Sya, masa nanya nya banyak banget. Aku bingung mau jawab yang mana" aku langsung memotong pertanyaan Asya.

Aku keluar dari mobil, berdiri di depan Asya. Dia menatapku, aku tau tatapan itu. Tatapan kesal sekaligus khawatir, matanya mulai berkaca-kaca. Dia memelukku erat.

"Jangan seperti ini Clay. Jika kamu ingin datang, masuk saja. Tak peduli jam berapapun itu" katanya. Aku hanya mengangguk dan membalas pelukannya.

"Jadi darimana kamu sebenarnya ? Kenapa ada diluar ?" tanyanya sambil melepaskan pelukan kami.

"Nanti akan kujelaskan setelah kamu mengizinkan ku masuk dan mandi. Hehehe"

"Rasanya aku ingin mendedikasikan hari ini khusus untuk memukulmu saja" katanya sambil menatapku kesal. Aku tertawa mendengarnya.

"Kamu bisa melakukannya nanti setelah aku mandi dan sarapan. Sepertinya aku juga lapar" aku mengatakannya dengan puppy eyes sambil mengusap perutku.

"Yasudah, ayo masuk" Asya menggenggam tanganku untuk masuk kedalam rumah. Aku melihat ganggaman tangan kami, lalu tersenyum lebar seperti anak kecil di gandeng ibunya.

---OutofSight---

Aku sudah mandi dan sarapan, Asya menepati perkataannya untuk mendedikasikan hari ini untuk memukulku setelah aku menjelaskan kejadian semalam. Dia terus saja memukulku sampai rasanya tubuh ku sudah membiru di dalam sana, sebenarnya aku tau dia marah dan kesal. Tapi aku juga tau dibalik itu semua, dia juga khawatir terhadap ku.

Out of Sight (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang