Part 20

7.4K 730 53
                                        

Maafkan atas typo dan antek-anteknya.

Enjoy it.

---OutofSight---

Clay pov.

Asya sudah mandi sedari tadi, jika kalian pikir Asya mau dimandikan oleh ku. Maka kalian salah. Karna ia hanya memintaku untuk mengantarkannya ke kamar mandi, membantunya untuk mengenali letak keran shower dan letak handuk. Setelahnya aku disuruh keluar.

Jangan mengintip, aku akan panggil kalo aku udah selesai. Katanya.

Begitulah. Karna setelah dia selesai, aku berusaha keras untuk menahan diri karna ia hanya memakai handuk. Apa kalian tahu, betapa seksi nya Asya ? Dengan rambut basah dan tubuh putihnya yang... uuhh aku memikirkan hal kotor lagi.

Asya sedang berganti baju di dalam sana, aku hanya menunggu di luar kamarnya. Ia pasti kerepotan karna sudah cukup lama tapi ia tak memanggilku. Tapi apalah daya, jika aku membantunya, akupun tak yakin bisa menahan diri. Yang ada nanti Asya malah semakin risih padaku.

"Clay," panggil Asya dari dalam.

"Sudah selesai ?" tanya ku dari luar.

"Sudah," katanya.

Aku membuka pintu, memasuki kamar Asya. Ia tengah duduk di atas ranjangnya, pakaiannya sedikit berantakan.

Aku mendekatinya, menggenggam tangannya untuk mengajaknya berdiri.

"Kenapa?" tanyanya heran.

"Aku rapiin dulu bajunya," kataku sembari merapikan baju Asya.

"Nah sekarang baru sempurna," pujiku. Ia mengalihkan wajahnya, walaupun samar aku bisa melihat semburat merah dipipinya. Apa kah dia malu ? Hihi, lucu sekali.

"Duduk dulu ya, aku ambilkan hair dryer dulu." Aku berlalu ke meja rias Asya, karna aku yakin hair dryernya ada disana. Karna Asya orang yang teratur dan rapi.

Aku kembali dengan membawa hair drayer, memasukkan colokannya pada kontak yang ada di dekat nakas.

Aku menyalakannya, berdiri di depan Asya dan mulai mengeringkan rambut Asya dengan telaten. Jarak ini cukup dekat, karna aku hampir berada di sela kedua kaki Asya. Membuat jantungku tak karuan. Asya yang sedang di keringkan rambutnya hanya diam saja, mungkin menikmati.

Asal kalian tau, sekarang sudah malam. Sedari tadi kami menunggu orang tua Asya pulang, baru Asya mau mandi dengan di bantu mamanya. Tapi setelah lama di tunggu, orang tua Asya tak kunjung datang. Padahal Asya sudah bertahan dengan kegerahannya. Jadi aku malah memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum Asya. Hehehe

Setelah aku mandi tadi, Tante Dena baru menghubungiku. Katanya ia tidak bisa pulang malam ini, jadi ia memintaku untuk menjaga Asya sampai besok. Tapi begitulah, akhirnya Asya hanya pasrah mandi seorang diri. Tapi sekarang, aku sangat bahagia bisa menghabiskan hari dan malam bersama Asya. Tak terbayangkan hari ini akan terjadi setelah hari-hari buruk yang lalu.

"Clay." Panggil Asya.

Panggilan Asya menyentakkan lamunanku, aku menunduk untuk melihat Asya.

"Hm... kenapa ?" tanyaku.

"Kenapa berhenti ? Kamu ngelamunin apa ?" tanyanya.

Ngelamun ? Tadi aku ngelamun ya ?

"Enggak kok, aku cuma lagi mikir aja." kataku sambil kembali mengeringkan rambut Asya.

"Mikir apa ?" tanyanya lagi.

"Sekarang Asya jadi makin bawel ya." kataku terkikih sembari mengacak rambut Asya.

Out of Sight (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang