Part 5

8.7K 682 12
                                    

Maafkeun atas typo dan antek-anteknya.

Enjoy it guys.

---OutofSight---

Clay pov.

Sudah satu bulan berlalu sejak Asya putus dengar Arka. Semua nya kembali normal, senyumnya sudah terukir manis dibibirnya. Walau dia masih terlihat murung sesekali, tapi itu tidak lama. Aku dan juga dia semakin sering menghabiskan waktu bersama disela kesibukan kami masing-masing. Walaupun semuanya terlihat normal, tapi tidak dengan hatiku. Semakin lama perasaan ini semakin tumbuh, semakin sulit untuk di kontrol. Aku sering menegaskan dalam hatiku bahwa Cinta yang tulus adalah cinta yang memberi tanpa mengharap balasan. Awalnya itu berhasil, tapi tidak dengan sekarang. Hatiku seolah ingin terus meminta balasan atas cinta yang kuberikan, aku semakin bingung harus bagaimana dengan hatiku.

Aku terkejut saat Asya menyentuh tanganku, aku melihatnya sekilas. Wajahnya terlihat bingung dan juga sedikit cemas. Namun aku segera mengalihkan pandanganku kearah jalan.

"Kenapa ?" Tanyaku.

"Jangan melamun saat menyetir, itu bahaya. Bagaimana kalau kita kecelakaan ? Aku gak mau mati konyol berdua sama kamu" jawabnya, walau yang terakhir itu dengan nada bercanda. Tapi sedikit menusuk ulu hatiku dan membuatnya redam.

"Hahahaha, tenang. Kamu kan tau aku ahli dalam menyetir" kataku sambil tertawa hambar, dan sedikit mengacak rambutnya. Dan itu sukses membuatnya langsung mengomel sambil mengerucutkan bibirnya.  Itu lucu, aku tersenyum.

"Ada sesuatu yang kamu pikirkan ?" Tanyanya tiba-tiba setelah diam beberapa saat.

"Hm... tidak ada. Hanya masalah pekerjaan" 

"Benarkah ?" Dia memberiku tatapan menyelidik.

"Hm ada satu yang ku pikirkan" ucapku dengan nada bercanda.

"Apa ? Ayo kasih tau, kan kita udah janji gak boleh rahasia-rahasiaan" katanya serius.

"Hm... itu adalah... hm apa ya ?" Aku meliriknya dengan tatapan menggoda.

"Apa ? Ih Clay" dia mulai cemberut kembali.

"Hahaha. Aku mikirin......... kamu" kata ku sambil tertawa.

"Gak lucu tau"  dia mencubit lenganku dengan kuat.

"Aduduh... sakit tau" aku mengusap lenganku yang menderita. "Lagian, itu tangan apa besi. sakit banget"

"Kalau aku mau, aku bisa aja matahin leher kamu. Tapi karna kamu lagi nyetir dan aku gak mau mati sekarang. Jadi ya, gak aku lakuin" jawabnya dengan smirk.

"Itu menyeramkan" batinku, aku bergidik ngeri.

----OutofSight---

Sekarang aku terdiam di ruangan kantorku, memikirkan kebimbangan hatiku.  Setelah tadi makan siang dengan Asya dan mengantarkannya pulang, aku kembali ke kantorku. Banyak hal yang harus aku pikirkan sendiri.  Aku memutar kursiku menghadap kearah kaca dibelakangku.

Apakah aku harus menyatakan perasaanku ? Atau masih terus harus menyimpannya ? Tapi hatiku rasanya sudah tidak sanggup untuk menyimpan segala perasaan ini sendiri. Aku ingin Asya tau tentang perasaanku. Tapi bagaimana jika Asya benar-benar membenciku ? Apa yang harus aku lakukan ?

"Aaaaaarrrrggghhh" aku setengah berteriak dan meremas rambutku kuat.

"Kupikir kau akan kesakitan jika meremas rambutmu terlalu kuat" aku memutar kursi ku kembali, terlihatlah seseorang yang duduk di sofa dalam ruanganku.

"Sejak kapan kau ada disana ?" Jujur saja aku kaget dengan kedatangan orang lain diruanganku.

"Sejak tadi" jawabnya enteng.

"Bukankah kau seharusnya mengetuk pintu ?"

"Well, aku sudah melakukannya. Kau saja yang tidak mendengar. Jadi aku masuk saja"

"Terserah padamu" aku berdiri, berjalan menghampirinya. Dan memilih duduk disofa single. "Apa yang kau lakukan disini ? Dan sejak kapan kau ada di indonesia ?" 

"Hanya ingin bertemu dengan orang yang ku cintai dan sejak kemarin lusa"

"Jangan membicarakan omong kosong, Vale" aku sedikit tertawa.

"Hahaha, ya anggap saja begitu. Jadi apa yang kau pikirkan ?"

"Kupikir itu Privasiku"

"Biar ku tebak, kau sedang bingung. Iyakan ?" Tanyanya, aku hanya mengangkat bahuku.

"Baik, biar kutebak lagi. Kau sedang suka seseorang dan bingung bagaimana cara mengungkapkannya. Iya kan ?" Aku melihatnya. "Bagaimana kau tau hal itu ?" Dia tertawa.

"Ayolah Clay, aku mengenalmu sudah sangat lama. Tidak mungkin aku tidak mengetahui hal-hal yang kau pikirkan"

Baiklah, biar ku beritahu. Dia adalah Valerie, tetanggaku saat aku dan keluargaku masih tinggal di rumah nenekku sebelum kami pindah ke indonesia. Aku mengenalnya mungkin saat umurku 5 tahun. Kami sangat akrab saat itu, sampai pada saat aku dan keluargaku pindah keindonesia saat aku berusia 16 tahun dan sampai sekarang. Kami masih sering berkomunikasi, walau sebatas bertukar kabar. Dia juga sering kali datang berkujung keindonesia.

Dan soal yang dia bilang tentang 'orang yang dia cintai itu' kalian jangan salah paham.  Dia memiliki orang yang dia sukai diindonesia ini. Dan kalian tau siapa orangnya ? Hahaha, dia adalah... sekretarisku.

Aku selalu ingin tertawa jika mengingat saat dia jujur mengatakan kalau dia tertarik pada sekretarisku. Tapi dia orang yang benar-benar berani, dia terang-terangan mendekati sekretarisku. Walaupun sudah ditolak berkali-kali, tapi dia terus berusaha mendekatinya. Padahal sekretarisku galak lho. Hihi
Mereka bertemu saat Valerie pertama kali mengunjungiku dikantor, dia bilang sih Love at the first sight. Hahaha, Valerie memang konyol kadang .

Kedatangannya cukup menghibur hatiku yang sedang dilanda bimbang ini, tapi tetap saja terpikirkan olehku.

"Vale, jadi aku harus bagaimana ?" Tanyaku, setelah kuceritakan semuanya padanya.

"Tentu saja kau harus menyatakan perasaanmu"

"Tapi bagaimana jika dia membenciku ?" Jujur saja, aku sangat takut sekali.

"Jangan takut ditolak ataupun gagal Clay. Kau bilang dia sahabatmu. Sekalipun kau menunjukkan sisi terburuk dari dirimu, dia pasti akan tetap menerimamu. Seperti kau yang tetap menerimaku setelah tau seperti apa aku sebenarnya" aku menundukkan kepalaku, rasanya pusing sekali.

"Pikirkan baik-baik Clay. Aku yakin, semuanya akan baik baik saja"  katanya menepuk bahuku pelan, lalu berdiri.

"Ah... sebaiknya aku mengajak sekretarismu makan siang atau sekedar menculiknya siang ini"  katanya sambil berjalan kepintu.

"Jangan lama-lama, aku membutuhkannya segera"

"Siap kapten" dia memberikan hormat ala tentara padaku . "Dan pikirkanlah baik-baik tentang hubunganmu" dia keluar dari ruanganku.

Ya, mulai sekarang aku harus meyakinkan diriku atas keputusan yang ku ambil nantinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tubeco

---------

Hola guys, ini update nya gak teratur dan emang semau gue 😂
Dan sebelum ke inti ceritanya emang bakal banyak Clay Pov ya guys.

So, semoga kalian menikmati.
Terimakasih sudah mampir, kritik dan saran dibutuhkan. Terimakasih ❤

Salam cinta,
Hotchocogirl.

Out of Sight (GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang