Maafkan atas typo dan antek-anteknya.
Enjoy it.
---OutofSight---
Author pov.
Sudah lewat dari jam makan siang, Clay datang kerumah sakit. Berdiri di depan pintu sambil sedikit mengintip dari celah kaca yang ada pada pintu.
Hal yang selalu dia lakukan, hampir setiap hari. Mengunjungi Asya, tanpa Asya ketahui. Setidaknya bisa melihat Asya, katanya.
Tapi tak ada Asya disana, hanya ada suster yang membereskan ranjang tempat Asya biasa berbaring. Kemana Asya ?
Ia panik. Buru-buru ia membuka pintu hingga terdengar sepertu dobrakan keras. Suster yang sedang membereskan ranjang itu pun terlihat sangat terkejut. Clay merasa tidak enak, ia hanya menunduk dan mengucapkan maaf berkali-kali.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya suster itu.
"Pasien yang ada di kamar ini, kemana sus?" Clay balik bertanya.
"Oh itu. Nona Asya sudah diperbolehkan pulang siang ini. Sudah cukup lama, mungkin sekitar jam setengah 1 tadi." Jelas sang suster.
"Pulang ?" cicit Clay. Suster itu hanya mengangguk, lalu pamit untuk keluar ruangan.
Apa sekarang aku sudah tak punya kesempatan?
Apa sekarang saatnya aku untuk menyerah ?
Apa sekarang semuanya telah berakhir ?
Pikirannya kacau balau, tak tau lagi harus apa. Rumah Asya tak seperti rumah sakit yang bisa ia datangi kapan saja dikala ia merindukan Asya.
Langkah kakinya mulai gontai tak terarah. Haruskah ia datang kerumah Asya ? Iya, ia harus kerumah Asya. Meminta kesempatan pada Asya atau kepada Tante Dena dan Om Keenan untuk sekedar melihat Asya.
Ia ingin merawat Asya. Ia tak perlu khawatir soal pekerjaannya, ia akan pikirkan itu nanti. Ia hanya ingin bersama Asya. Seperti apapun statusnya, bahkan jika statusnya hanyalah orang yang paling di benci oleh Asya.
---OutofSight---
Clay sudah berdiri di depan rumah Asya. Ntahlah sedikit canggung rasanya. Biasanya ia hanya akan langsung masuk, bahkan tanpa mengetuk pintu. Tapi sekarang, ada setumpuk keraguan dalam dirinya.
Tangannya terasa berat bahkan hanya untuk memencet bel yang berada di samping pagar rumah Asya.
Gorden kamar Asya sudah terbuka, artinya Asya sudah berada di kamarnya. Setumpuk rasa bersalah kembali hadir menghinggapi pikirannya yang berkabut. Apakah Asya merindukan kamarnya ? Apakah Asya masih mengingat bagaimana kamarnya ? Apakah Asya...
"Clay ?"
Clay tersentak, didapati Om keenan tengah berdiri di depan pagar bagian dalam.
"Sedang apa ? Ayo masuk. Asya sudah pulang lho, ayo." Om Keenan membukakan pagar untuk Clay. Ia melangkah ragu sembari tersenyum canggung.
"Om belum sempat kasih kabar ke kamu, eh kamunya udah datang duluan." Om Keenan berbicara sambil tersenyum lebar. Tak menutupi kebahagiaan di wajah itu. Ia menepuk bahu Clay beberapa kali sambil terus tersenyum.
"Oh ya, apa yang kamu lakukan di luar ? Tadi Om lagi ambil barang barang Asya di mobil, terus liat kamu berdiri sambil bengong gitu. Makanya Om samperin," Om Keenan bercerita. Ntahlah, Clay hanya menanggapi dengan senyum dan tawa canggung.
"Aku bantuin ya Om," kata Clay sambil mengangkat tas yang cukup besar tapi tak terlalu berat. Om Keenan hanya mengangguk saja, sambil ikut membawa beberapa barang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Sight (GxG)
Romance[Completed] ----------------- Jika kamu tak bisa melihat. Aku bersedia menjadi matamu. Genggam tanganku, jika kamu takut pada dunia mu yang gelap. Aku akan selalu berada di sampingmu sekalipun kamu menolak akan hadirku. Official Soundtrack : Suran...