"Mereka memang dingin tak tersentuh tapi,bukan berarti harus mengabaikan sekitar kan?"
------------------------------"Vano bangun!!!" Teriak Nariya dengan kerasnya kepada anak sulungnya itu,yang hingga kini tak kunjung bangun. Dengan usaha terakhir yang menurut Nariya paling berhasil adalah...
"Vano Kiko Mati!!"
Dengan gerakan secepat kilat Vano bangun sambil berjalan ke arah kandang kucing berwarna biru di sudut kamarnya. Nariya melipat tangannya di depan dada,Vano menghela nafas lega karena itu hanya kebohongan mamanya. Dan Vano tenang karena Kiko hanya tidur disana.
Vano menatap mamanya "Kenapa mau marah?" tantang Nariya. Vano hanya menggeleng. "Cepet siap-siap sana!"
"Mama mau bangunin adik kamu,adik- kakak sama aja" Nariya keluar dari kamar Vano menuju kamar sebelah,yakni kamar Lano.
Saat memutar knop pintu,Nariya lagi-lagi menggeleng. Nariya menghampiri tempat tidur Lano. Nariya menarik selimut Lano,yang langsung membuat Lano terkejut.
Nariya sedikit bersyukur karena Lano lebih mudah untuk dibangunkan dibanding Vano. Lano mengucek matanya dengan menguap "Cepet siap-siap. Mama mau siapin sarapan"
Lano hanya mengangguk dan melangkah dengan malas menuju kamar mandi.
Setelah memastikan semua anaknya telah bangun,Nariya turun kebawah menuju dapur,yang sudah ada Tian,suaminya. "Makasih udah bikinin nasi goreng buat sarapan" Ucap Nariya sambil memeluk suaminya dari belakang. Tian pun membalikan badan dan memeluk Nariya,kemudian mengecup kening istrinya.
"Udah ah,ntar dilihat anak-anak" Nariya menjauhkan tubuhnya dari Tian. Setelah menjauhkan diri Nariya langsung memindah nasi goreng yang sudah dimasak oleh Tian ke dalam piring-piring. Dan dibawa oleh Tian menuju meja makan.
Tak lama kemudian Lano dan Vano turun bebarengan langsung menuju meja makan untuk sarapan.
Tanpa berkata kata Vano dan Lano langsung melahap nasi goreng."Buatan siapa?" tanya Vano kepada Nariya.
"Maksud kamu nasi gorengnya? Itu buatan Papa kamu. Kenapa?"
"Asin" Cetus Lano yang disetujui oleh Vano.
Tian pun mencoba nasi goreng buatannya,dan juga memasang ekspresi seperti orang Keasinan. "Iya ya? Mungkin Papa tadi lupa bedain garam sama gula" ucap Tian dengan sedikit terkekeh
Vano pun meletakan sendok dan langsung meminum susu putih yang lebih enak daripada nasi goreng buatan papanya. Lano pun juga begitu ikut meminum air putih,karena memang Lano tidak menyukai susu bervarian apapun. Maka dari itu,sewaktu Lano bayi,Lano adalah bayi yang menyusahkan karena tidak suka Susu. Lano hanyalah minum ASI selama masa pertumbuhannya,sedangkan Vano hanya meminum ASI selama 1 tahun. Setelah itu Vano dapat meminum susu formula.
"Yaudah nanti malem,sepulang kerja papa traktir kalian ke restoran Korea favorit kalian" Ucap Tian yang memang tahu apa kesukaan anak-anaknya.
Vano dan Lano menyunggingkan senyum lebar yang hanya ditunjukan untuk kedua orang tuanya.
Vano dan Lano pun pamit untuk berangkat setelah pamitan kepada kedua orang tuanya. Keduanya masuk ke dalam mobil yang sama,Vano yang menyetir,tentu saja. Sebab,Lano terlalu malas untuk menyetir. Sebenarnya bisa saja Lano yang menyetir,hanya saja rasa malasnya lebih tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matteo
Teen FictionDont forget to follow me first ya Elvano dan Elano si kembar pujaan SMA Pelita Harapan. Selalu dikelilingi oleh wanita-wanita,tapi tidak ada satupun yang dapat menarik hati mereka. Mereka pastilah sangat populer,siapa yang tidak mengenal kedua gunun...