El langsung menunjukan alamat rumahnya,tanpa harus menuntun Lano selama perjalanan. Tanpa bicara, El langsung menuliskannya di sebuah kertas,dan membiarkan Lano bagaimanapun caranya harus dapat memulangkan El tanpa harus bertanya El kemana jalannya. Egois memang,namun sungguh El tidak ingin membuka mulut,badmood mode on.
Tanpa harus pusing,Lano mengeluarkan handphonenya dan membuka applikasi google maps yang tersedia di handphonenya.
Selama perjalanan tidak ada satupun yang berniat membuka suara untuk memulai obrolan. Bahkan El yang sangat cerewet pun sangat malas untuk memulai obrolan bersama Lano,yang sedang menyetir. Begitu pula Lano,yang memang tidak suka banyak bicara.
Keheningan pun mengantarkan Lano ke rumah El,Lano mematikan mesin mobilnya dan menunggu respon dari El.
El membuka seatbelt nya dengan kasar,sambil menghembuskan nafasnya.
"Besok gue jemput" Ucap Lano yang membuat nafas El tercekat.
El pun menatap Lano dengan tatapan aneh. "Apaan sih? Gausah jemput-jemput segala" ucap El ketus.
Lano diam,sedang mencari cara agar gadis bernama El itu luluh. Namun,Lano masih kesulitan.
"Lano dengerin ya! Gue mau ngucapin terimakasih karena lo tadi mau nebengin gue buat ke sekolah. Makasih juga gue udah ditraktir makan enak. Tapi,please jangan gangguin gue lagi,ya?" ucap El dengan nada memohon.
"Kenapa?" tanya Lano datar.
"Gue gakmau jadi bahan gosip. Gue udah nyaman sama kehidupan gue di sekolah yang biasa aja,gue gakmau kalau gue terkenal karena berita-berita buruk" Ucap El yang memang sebenarnya malas untuk berhubungan dengan orang orang populer.
Kalau tadi pagi El tahu jika ,Vano dan Lano itu Matteo yang sering diceritakan teman-temannya,El tidak akan mau berangkat bersama mereka,lebih baik El pulang ke rumah dan tidak usah masuk sekolah.
Walau tadi El sempat senang melihat wajah iri teman-temannya,tapi El sungguh tidak nyaman,saat ia berjalan di koridor,banyak sekali yang membicarakannya."Maksud lo?"
"Ya secara lo itu populer Lano,gue gaksuka berhubungan dengan orang-orang seperti itu" Ucap El jujur.
"Yaudah,sorry" Ucap Lano seperti biasanya,datar.
"Oke,thanks udah antar gue,sampein ke Vano juga. Makasih" Ucap El sebelum benar-benar keluar dari mobil Lano.
Sedangkan Lano di dalam mobil mencengkeram setir kemudi dengan erat. Ia sedang berfikir keras dengan cara apalagi untuk menarik perhatian gadis bernama El itu. Memang saat ini cara yang digunakan Lano terbilang cukup aneh.
Tapi,Lano pasti lebih unggul dibanding dia. Sebab,tidak ada seorang pun yang dapat menolak pesona seorang Elano Matteo Melviano.
🌜🌜🌜
El menunduk,saat bundanya sedang mengintrogasinya. El juga bingung harus menggunakan alasan apa. El tidaklah anak yang dapat berbohong,apalagi kepada orang tua.
"Jadi,kamu darimana aja kok baru pulang jam segini? Kamu pikir bunda nggak khawatir,kalau anak gadis bunda masih belum pulang jam segini?" Tanya Fara sambil menunjuk jam tangan yang dipakainya.
Fara sangat khawatir saat El tidak kunjung pulang,rasa khawatirnya semakin bertambah saat nomor anaknya itu tidak dapat ditelpon. Sebagai seorang ibu,pastilah sangat khawatir.
"Maaf bund,udah bikin bunda khawatir. Tadi itu El diajak makan sama teman El. El nggak enak buat nolak bunda,soalnya ada orang tuanya" Jawah El jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matteo
Teen FictionDont forget to follow me first ya Elvano dan Elano si kembar pujaan SMA Pelita Harapan. Selalu dikelilingi oleh wanita-wanita,tapi tidak ada satupun yang dapat menarik hati mereka. Mereka pastilah sangat populer,siapa yang tidak mengenal kedua gunun...