18. Penyelamat

68 2 0
                                    

El masuk ke dalam rumahnya. El sedikit mengernyit karena rumahnya sepi. Biasanya pagi pagi seperti ini apalagi hari sabtu Alvaro akan mencuci mobil di depan dan di dalam rumah akan meyalakan musik dengan volume yang keras.

"Tumben" gumam El.

Kemudian ia menghampiri kakaknya,Alvaro yang terlihat tiduran di sofa.

"Kak" panggil El yang tidak dihiraukan oleh Alvaro.

"Woy kak" panggil El lagi namun kakaknya hanya mengerang tidak jelas.

El menyentuh kening kakaknya itu. Dan benar saja,kakaknya demam.

"Yaampun Kak Al demam!"

El pun mengambil tisu di dekat meja untuk membersihkan keringat Alvaro. Setelah itu El langsung ke dapur untuk mengambil kain dan sebaskom air untuk mengompres kakaknya.

El kembali menghampiri Kakaknya yang masih tertidur di ruang tamu itu.

"Kenapa nggak ke kamar aja sih?kan diluar dingin,nggak pakai selimut pula"

"Kemana kamu semalam?" tanya Alvaro pada adiknya yang sedang sibuk mengompresnya.

"Oh itu. Semalam lampu mati, El takut dong dirumah sendirian. Akhirnya El ke rumah temen nginep disana. Kakak tau kan adek nggak suka gelap?" ucap El menjelaskan sambil mengingat ingat kejadian yang menimpanya semalam.

Alvaro tersenyum tipis kemudian mengelus rambut adiknya "iya Kakak lupa bilang kalau pulsa tokennya abis. Maaf ya" ucap Alvaro sedikit terkekeh, sedangkan El hanya mengerucutkan bibirnya.

"Kalau kakak semalam kemana?"

"Oh itu,kakak ke acara ultah mamanya Lavina" setelah mendengar jawaban kakaknya El pun sedikit terkejut.

Apa cuma kebetulan ya? Kan di dunia ini yang ultah barengan kan banyak -batin el

"El kemarin juga ke acara ulang tahun mamanya temen El" ucap El sedikit ragu.

"cowok?" tanya Alvaro, El mengangguk.

"siapa?" tanya Alvaro lagi.

El menggaruk tengkuknya, ragu untuk menceritakan kepada Alvaro atau tidak.

"ehm jadi belakangan ini El lagi deket sama cowok kak. Ya semalam itu mamanya ulang tahun, aku diajak ke acara mamanya itu. Dibeliin baju terus dibeliin sepatu juga. El seneng bisa deket sama cowok itu kak. Soalnya dia itu love at the first sight nya El" ucap El malu-malu.

"Namanya siapa?"

"Adrian" jawab El yang sukses membuat Alvaro terkejut. Namun Alvaro menelan ludahnya berusaha menenangkan dirinya.

Yang namanya Adrian nggak cuma satu Ro- batin Alvaro

"Dia punya saudara nggak. Kakak atau adik gitu?" tanya Alvaro berusaha meyakinkan.

El sedikit berfikir "enggak tau kak. Soalnya kemarin itu El cuma ditemuin sama orang tuanya. Nggak tau punya kakak atau enggak" jawab El. Adrian tidak merasa puas dengan jawaban itu,karena belum membuatnya lega.

"kalau dia anter kamu bawa masuk ya, kenalin ke kakak, bunda, atau ayah. Biar dia nggak berani macem macem sama kamu" ucap Alvaro sebagai kakak yang baik. El pun meninju lengan kakaknya itu.

"iya iya abang Al yang tersayang" ucap El sambil mencubit pipi kakaknya itu.

"Oh iya El mau beli bubur dulu buat Kak Al yang lagi sakit hari ini" ucap El dengan gaya sok nya membuat Alvaro sedikit terkekeh kecil "Apaan sih kamu? Alay"

"kakak pindah ke kamar gih" suruh El namun ditolak oleh Alvaro dengan gelengan kepala.

"yaudah terserah kakak deh" Ucap El, namun kemudian ia mengambil selimut yang ada di kamar kakaknya. Setelah mengambil selimut tersebut El kembali menemui kakaknya dan menutupi tubuh kakaknya dengan selimut.

MatteoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang