13. Supermarket

47 9 3
                                    

Selama perjalanan,El hanya mendengarkan cerita Lano dengan seksama. El sedikit kasihan dengan Lano yang dimarahi Papa-nya sampai seperti itu. El tahu Lano pasti sangat sangat sakit hati.

Lano tidak menceritakan kejadian tersebut secara detail. Lano tidak mengungkit tentang Adrian lah penyebab dirinya dimarahi sampai seperti itu.

"Jadi papa lo udah tau kalau lo perokok dan suka balapan. Papa lo tau darimana?" Tanya El penasaran,karena tidak mungkin Papa Lano tahu begitu saja. Pasti ada yang memberi tahu atau Papa Lano memang melihat langsung.

"Ada yang ngadu ke Papa" Jawab Lano seadanya,sambil tetap memfokuskan pandangannya ke arah jalan.

"Siapa?" El masih penasaran.

"Kepo"

El merengut kesal "ih! Gue kan penasaran. Gak mungkin Vano dong,gak bakal ada saudara yang tega kayak gitu. Pecundang banget kalau emang Vano yang bilang ke papa lo"

Hening,tidak ada jawaban dari Lano. Ia masih fokus oleh jalan di depannya.

"Lo terus tinggal dimana? Sampai kapan?" tanya El

Lano mengedikan bahunya. "Nggak tau sampai kapan,intinya gue punya tempat tinggal"

"Dimana?"

"Apartemen" jawab Lano singkat.

El tersenyum lebar,ia memiliki ide yang sangat bagus.

"Daripada muter-muter nggak jelas gini. Mampir ke supermarket yuk!" Ucap El bersemangat.

"Ngapain?"

"Mau boker! Ya mau belanja lah"

Tanpa berdebat lebih panjang lagi karena Lano sangat malas mendengar cerocosan gadis di sebelahnya itu. Yang selalu saja membuat telinga Lano panas. Lano pun mencari supermarket terdekat.

Setelah ketemu,Lano langsung membelokan mobilnya untuk masuk tempat parkir. Setelah itu Lano memarkirkan mobilnya dengan sangat ahli. Setelah terparkir El akan keluar dari mobil,namun cekalan tangan Lano lagi-lagi selalu menahannya.

"Pakai jaket" Ucap Lano sambil mengambil jaket berwarna hitam yang ada di jok belakang.

"Oh iya,gue lupa kalau masih pake seragam" Ucap El polos,sambil menepuk keningnya pelan.

Saat El memakai jaket hitam tersebut,El memperhatikan Lano yang membuka kancing bajunya.

"-Eh! Lo mau ngapain?!" Tanya El dengan ekspresi terkejut sambil menahan tangan Lano yang akan membuka kancing selanjutnya.

"Lepas seragam... Tenang aja,gue pakai kaos kok" ucap Lano dengan senyum tipisnya.

El pun menarik tangannya dan mengelus dadanya lega.
"Gue pikir..."

"Pikir apa?" tanya Lano dengan tatapan menggoda.

El pun memasang ekspresi jijik,dan langsung membuka pintu mobil dan bergegas masuk ke dalam supermarket,setelah mengucapkan...

"Gue tunggu di dalam"

El langsung menuju rak-rak berisi sayur segar dan bahan-bahan masak setelah mengambil troli.

Lano yang baru saja masuk pun tersenyum saat melihat betapa semangatnya El saat sedang berbelanja. Lano pun menghampiri El yang sibuk memilih sayur mayur.

"Buat apa?" tanya Lano,yang membuyarkan fokus El.

"Eh. Buat lo lah,gue tau banget pasti di apartemen lo gak ada bahan masakan. Pasti isinya cuma mi instan sama minuman kaleng,yang gak sehat banget itu. Iya kan?"

MatteoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang