17. BIG NO

48 4 0
                                    

Sabtu pagi yang cerah

El terbangun dari tidur nyenyaknya,entah mengapa ia bermimpi aneh.

Ia bermimpi jika ternyata yang menjadi pacar El adalah Lano,dan dalam mimpi El terlihat sangat bahagia berpacaran dengan Lano. Bahkan dalam mimpi tersebut El sangat membenci Adrian.

El pun mengabaikan mimpinya tersebut,El meyakinkan diri,bahwa mimpi hanyalah mimpi. Mimpi hanyalah penghibur disaat kita tidur.

El melihat jam dinding di kamar miliknya. Eh tunggu! Kenapa jam dindingnya warna silver? Jam dinding El kan warna biru. Lagi-lagi El menepuk keningnya.

"Ini bukan rumah Lo El!

El melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 8 pagi. Pertama kalinya El bangun sesiang ini,ya menurut El jam 8 itu sudah siang. Karena jika dirumahnya sendiri maksimal,El harus bangun pukul 6,tidak boleh melebihi itu. Walau El juga sering sih bangun kesiangan. Namun,tidak sampai pukul 8.

El berniat membuka pintu,namun dari dalam kamar El mendengar ada suara orang berbicara. El mengernyit, "Siapa tuh? Eh kok suara perempuan? Atau pacar Lano ya?" Ucap El berbisik.

Karena El memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi,El pun berniat keluar dari kamar tersebut,namun El mengurungkan. "Kalau pacar Lano beneran gimana? Bisa berantem mereka nanti"

"Enggak Ma" itu suara Lano,el pun masih bertanya-tanya.

"Ma? Siapa nih. Ema? Rahma? Bima? Eh bima cowok tolol" ucap El pada dirinya sendiri.

"Maya? Mayang? Marina? Aduh bodo amatlah siapa namanya. Gue keluar aja lah,lagian gue kebelet nih" akhirnya El memberanikan dirinya untuk membuka pintu.

Dan El melihat seorang perempuan menggunakan celemek dengan memegang sendok di tangannya. Perempuan itu membelakangi El,jadi El tidak tahu siapa perempuan itu.

Lano yang merasa adanya kehadiran El pun melambaikan tangannya,menyuruh El untuk duduk di meja. Masih dengan kondisi acak-acakan El menghampiri Lano dan duduk di sebelahnya.

"Siapa?" tanya El dengan suara berbisik.

"Mama" jawab Lano dengan nada biasa. Perempuan yang merasa terpanggil itupun berbalik.

"Iya?" tanya Mama Lano.

Kemudian pandangannya beralih ke El "eh? Ada...Ela?" ucap nya sambil berusaha mengingat-ingat nama gadis yang duduk di samping putranya itu.

El tersenyum dan mengangguk kemudian beranjak untuk membantu Mama Lano. "El aja tante"

"Nama kamu stella kan? Tante lebih suka panggil Ela" ucap Mama Lano dengan nada ramahnya.

El terkekeh kecil sambil mengangguk "iyadeh nggakpapa te"

"Kamu kok bisa disini El?" tanya

"Eh- tadi malam El..eh anu" ucap El terbata-bata,ia bingung harus menjawab apa. Takut jika jawaban yang diberikan salah,ia pun menatap Lano dengan ekspresi bertanya.

"El kemarin sendirian di rumah,dia nggak berani" jawab Lano kemudian. El pun tersenyum kemudian memukul meja makan pelan.

"Iya tante,El penakut banget kalau dirumah sendirian" ucap El sambil tetap terkekeh.

"Oh iya nggakpapa,sering-sering kamu kesini sambil jagain Lano. Lagian cowok kamu itu bandel,nakal,dan susah diatur"

El hendak membantah ucapan Mama Lano yang mengatakan bahwa Lano adalah Cowoknya.
Namun,kemudian ia teringat terakhir kali Lano memperkenalkan El sebagai pacarnya.

Setelah Mama Lano selesai masak,wanita tersebut menyajikan makanannya dihadapan El dan juga Lano. Menggiurkan,El tidak sabar menikmati masakan yang ada di depannya.

"Ayo kita makan bareng" ucap Mama Lano ramah mempersilahkan El duduk.

"Mama kok pagi pagi udah kesini,yg dirumah gimana?" tanya Lano dengan ogah ogahan.

"Yang dirumah udah mama masakin lebih dulu. Mama pengen buru buru kesini,mama kangen sama kamu Lano,udah dong marahannya" ucap Nariya,mama Lano. Merayu anaknya yang sedikit keras kepala itu.

"Lano lebih suka disini Ma" jawab Lanp singkat.

El yang berada disitu hanya dapat mendengar obrolan ibu dan anak dengan seksama.

"Tante titip Lano ke kamu ya El ini anak satu bandelnya minta ampun" ucap Nariya sambil mengacak acak rambut Lano gemas. El pun tersedak makanannya.

"Eh tante sebenarnya-"

"Mama ayo makan juga" potong Lanp begitu saja,El pun melayangkan tatapan tidak sukanya sedangkan Lano hanya mengedikan bahu tidak peduli.

El kembali teringat tujuan awalnya. Yakni, ia harus ke kamar mandi.

"Ehm tante, El mau ke kamar mandi dulu" Nariya pun hanya tersenyum kemudian mengangguk dan mengizinkan El menggunakan toilet.

🌜🌜🌜

"Thanks udah anter gue pulang,makasih juga gue diizinin nginep di apartemen lo. Maaf kalau gue ngrepotin" ucap El sebelum keluar dari mobil Lano.

Lano hanya menggangguk "santai aja kali" ucapnya.

"Lo masih terus mau bohong sama mama lo?" tanya El dan mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil Lano.

"Bohong apa?"

"Gue bukan pacar ataupun cewek lo No" Ucap El sedikit geram.

"Oh"

El mendelik "OH?! OH lo bilang!"

Lano tersenyum santai "santai aja kali,lo gaksuka jadi pacar gue?"

El mendecih "BIG NO!"

"Serius?"

"Lihat wajah lo aja gue males apalagi jadi pacar lo. Pliss deh gak selera banget gue"

Setelah mengucapkan kalimat pedasnya itu,El langsung keluar dari mobil Lano saat itu juga. Sedangkan Lano di dalam mobil mencengkeram setirnya merasa panas dengan kata kata El.

"Selera lo emang yang brengsek kayak si Adrian" ucap Lano bergumam sambil melihat kepergian El.

🌜🌜🌜

Maaf ya cuma dikit hehe
Jangan lupa bintangnya 🌟 gaes
🌟🌟🌟

MatteoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang