9. Gudang

56 10 0
                                    

Minta tolong ya guys
Kalau ada typo kalian bilang ya

El sedari tadi hanya melamun,semenjak pernyataan yang diungkapkan Indira soal Adrian dan Geby.

El yakin tidak mungkin Adrian melakukan hal yang aneh-aneh di dalam gudang bersama Geby. Adrian adalah cowok yang baik dan memiliki kharisma tersendiri di mata El. Berulang kali El mencoba berfikir positif tentang hal tersebut,namun tidak bisa,yang muncul dikepala El hanyalah pikiran-pikiran negatif.

El sudah mencoba berfikir positif dengan meyakinkan diri,mungkin saja Adrian dan Geby punya sesuatu yang harus dibicarakan berdua,dan tidak ingin ada seseorang yang mengetahuinya. El yakin,mungkin itulah yang terjadi disana. Namun,jika memang yakin,tidak akan ada kata mungkin disana.

"El!" panggil Indira,namun El masih saja melamun.

Indira pun menyenggol lengan El yang digunakan untuk menyanggah kepalanya. Yang langsung berhasil membuat El tersadar.

"Lo mikirin apa sih? Buruan kerjain tugasnya,lo masih dikit tuh. Habis ini udah mau habis jamnya" ucap Indira sambil memperlihatkan catatan milik El yang baru terisi satu halaman. Sedangkan milik Indira sudah terisi dua halaman lebih.

"Eh iya" dengan pikiran masih kemana-mana,El mengambil penanya yang sempat tergeletak dan mulai mencoba fokus pada buku cetak dihadapannya. Namun,El masih tidak bisa fokus kali ini.

"Dir,lo yakin pernah lihat mereka berduaan?" tanya El penasaran.

"Oh,jadi daritadi lo ngelamun,lo mikirin itu? Tentang Adrian sama Geby?"

El mengangguk lemah,dengan bibir cemberut. "Mereka ngapain coba ke gudang? Cowok sama cewek di ruangan tertutup ngapain coba? Tapi Adrian gakmungkin kayak gitu" Ucap El,yang masih keukeuh membela Adrian.

Indira tersenyum tipis dan mengelus punggung sahabatnya itu.

"Udah deh lo jangan negatif gitu pikirannya. Gue juga yakin kok Adrian bukan cowok kayak gitu,mungkin mereka memang punya urusan. Atau bisa aja nih,mereka kan satu kelas mungkin aja disuruh guru ngambil apa gitu di gudang,bisa kan?" Ucap Indira dengan santai,berharap sahabatnya itu percaya dengan ucapannya.

El pun menunduk,masih dengan bibir yang cemberut. "Mungkin sih"

"Lagian lo bilang hubungan lo sama Adrian lumayan ada kemajuan. Lo udah diajak jalan bareng,makan bareng,dia minta saran lo buat kado mamanya. Itu artinya lo udah dianggep spesial sama dia" Ucap Indira mencoba menghibur El.

Senyum El kembali terbit,ia memandang Indira yang tersenyum berusaha meyakinkannya.

"Doain hubungan gue sama Adrian semakin lancar ta Dir" Ucap El

Indira menunjukan kedua jempolnya.
"Pasti dong" Indira kemudian mencubit pipi El "Biar sahabat gue ini gak jomblo melulu"

Akhirnya El pun kembali fokus pada tugasnya yang sempat tertinggal karena memikirkan Adrian.

🌜🌜🌜

El sangat mengantuk hari ini,entah kenapa. Mungkin El sangat lelah karena tugas dari Bu Harsawati. Dan membantu Lano mengerjakan tugasnya. Sehingga di pelajaran terakhir ini El tidak sepenuhnya mendengarkan.

Untuk menghilangkan rasa bosannya El pun membuka buku cetak pelajaran Biologi dan diberdirikan untuk menutupi dirinya yang sedang bermain handphone. El rasa bermain handphone tidak mengurangi rasa bosannya,yang El inginkan hanya bel pulang segera berbunyi.

Saat El akan memasukan kembali handphone di dalam sakunya,El merasakan hanphonenya bergetar. El segera menyalakan kembali,dan melihat ada sebuah pesan masuk untuknya.

MatteoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang