Bab 4

5.6K 667 55
                                    

Pagi ini semua sudah berkemas dan kembali ke pemukiman untuk mengambil mobil mereka. Waktu camping sudah usai dan mereka harus kembali menjalankan aktifitas seperti biasa, kecuali Jungkook. Jungkook akan memulai harinya yang baru bersama Taehyung si gumiho itu tentunya.

"Ah... Akhirnya acara camping selesai. Aku cukup senang meski harus ada acara mencari orang hilang haha.." Celetuk Jin.

"Mianhae Hyung. Aku juga tidak menginginkan hal itu terjadi. Maaf merepotkan." Ucap Jungkook menyesal.

"Sudahlah, yang penting semua baik-baik saja sekarang. Lagian kita kan jadi tambah teman gara-gara insiden itu. Kalau Kookie tidak tersesat kemarin, pasti kita tidak akan bertemu Taehyung. Benar kan?" Sahut Namjoon.

"Benar sekali Hyung." Jawab Jimin.

"Iya, kalian senang karena tidak mengetahui siapa sebenarnya Taehyung itu. Apa kalian masih bisa tersenyum kalau tahu bahwa Taehyung itu Gumiho? Sepertinya tidak." Monolog Jungkook dalam hati.

Sesampainya di rumah ajussi, Namjoon dan Jin masuk untuk berpamitan dan membayar uang titipan mobilnya. Yang lain sibuk memasukkan barang-barang mereka ke bagasi.

"Sepertinya itu berat, biar aku bantu." Taehyung langsung mengambil kedua tas besar yang dipegang Jimin dan memasukkannya ke bagasi.

"Wah... Keren! Kamu sangat kuat Tae. Aku saja kesusahan membawanya dan kamu terlihat sangat mudah." Ucap Jimin seraya mengacungkan kedua jempolnya. Taehyung hanya tersenyum kotak. Jungkook hanya melirik interaksi mereka seraya memasukkan barang yang lain.

"Ish.. Dasar penjilat!" Gerutu Jungkook sebal.

"Baiklah Ajussi. Kami mohon pamit. Terima kasih sudah menjaga mobil kita." Ucap Namjoon saat keluar dari rumah. Mereka akhirnya membungkukkan badan untuk memberi salam.

"Anyeong!" Mereka kemudian memasuki mobil dan melajukannya. Taehyung yang duduk di dekat jendela mobil hanya tersenyum menatap ajussi itu saat mobil mulai membawanya.

"Oh? Bu...bukankah dia..." Lirih Ajussi itu, dia mulai mengingat sesuatu.

"Ah, kenapa aku tidak melihatnya saat mereka datang kemarin? Jangan-jangan..." Ajussi itu bergidik ngeri dan kemudian memasuki rumahnya dan menutup pintunya rapat.
.
.
.

Setelah dua jam perjalanan, mereka pun sampai. Jungkook yang menumpang di mobil Namjoon, diturunkan di depan apartemennya. Taehyung juga ikut turun.

"Terima kasih tumpangannya Hyung." Ucap Jungkook melambaikan tangannya.

"Arasseo. Pai pai!" Namjoon dan yang lainnya melambaikan tangan.

"Pai pai!" Taehyung menjawab dengan ceria seraya melambaikan tangannya. Jungkook hanya melirik sekilas Taehyung dan ikut melambai ke arah sahabatnya.

Setelah mobil Namjoon melaju meninggalkan mereka, Jungkook segera berjalan menuju apartemennya. Taehyung mengikutinya di belakang. Jungkook mendadak berhenti dan berbalik menatap Taehyung.

"Issshh... Kamu sungguh akan mengekoriku terus?" Tanya Jungkook kesal.

"Emm.. Tentu. Kamu tak berniat mencampakkanku kan? Kamu masih ingat perkataanku kemarin kan?" Ucap Taehyung dengan ekspresi imutnya.

"Isshh... Dasar tukang pengancam." Jungkook melanjutkan langkahnya.

Sesampainya di dalam apartemen, dia segera membuka sepatunya dan menaruh barang-barangnya. Taehyung mengikuti apapun yang dilakukan Jungkook.

"Duduklah di sana dan jangan mengikutiku terus. Aku harus membereskan barang-barangku." Jungkook menunjuk sofa di depan TV. Taehyung hanya diam menatap Jungkook.

"Isshh...!" Jungkook menarik Taehyung dan mendudukkannya di sofa. Dia mengambil remote TV dan menyalakannya. Berharap Taehyung akan diam.

"Waahh... Kookie, benda apakah ini? Kenapa di dalamnya banyak orang-orang kecilnya?" Taehyung mendekati TV itu dan menyentuhnya. Dia merasa sangat heran.

"Issshh... Pabo. Itu namanya televisi dan itu bukanlah orang-orang kecil. Itu hanya gambar. Kenapa heran sekali sih? Sepertinya kamu tidak terlalu bodoh, kamu tidak heran saat kita naik mobil tadi. Kenapa kamu heran hanya karna sebuah TV?" Jungkook hanya menatap Taehyung jengah dan Taehyung hanya mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Jungkook.

"Aku tidak heran melihat benda besar yang kita naiki tadi. Aku sudah sering melihatnya. Awalnya aku juga heran, tapi lama-lama aku mengerti." Jelas Taehyung.

"Di mana kamu melihatnya? Kamu kan tinggal di hutan?" Tanya Jungkook seraya mengernyitkan dahi.

"Aku sering turun dan melihat pemukiman sekitar warga dari pinggir tebing. Berada di dalam hutan sangat membosankan. Aku akan dihukum jika keluar dari hutan itu selama aku masih menjadi seekor rubah." Ucap Taehyung seraya kembali ke sofa dan melihat acara TV itu.

Jungkook yang sudah selesai membereskan barang-barangnya, segera ke kamar dan membersihkan diri. Taehyung yang melihat Jungkook tidak berada di sekitarnya langsung beranjak mencari keberadaannya.

"Kookie, kamu di mana?" Taehyung berjalan ke dapur, tetapi tidak menemukan jungkook, dia kemudian ke kamar yang terbuka, tetapi dia tidak menemukannya. Taehyung ingin keluar, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara air dari balik pintu kamar mandi di kamar Jungkook. Taehyung mendekat dan mengetuk pintu itu.

Tok tok tok

"Kookie, apa kamu di dalam?" Tak ada jawaban. Taehyung kembali mengetuk pintu itu dan menanyakan hal yang sama. Suara air itu terhenti dan tak lama kemudian pintu itu terbuka menampilkan Jungkook yang hanya mengenakan sehelai handuk untuk menutupi bagian bawahnya, perut berabs dan rambutnya yang basah membuat Taehyung menatapnya tanpa berkedip.

"Ada apa? Kenapa menggedor-gedor pintuku?" Tanya Jungkook. Taehyung hanya tetap menatapnya tanpa sepatah katapun.

Taehyung mendekat dan meraba perut Jungkook. Jungkook yang kaget langsung melangkahkan kakinya ke belakang.

"A..apa..yang..yang kamu lakukan?" Tanya Jungkook terbata.

"Aku suka ini." Ucap Taehyung masih dengan meraba perut Jungkook.

"Inikah akhir hidupku? Mengapa aku melupakan kalau dia pemakan jantung dan hati manusia? Apakah dia mencariku karna lapar dan akan memakanku? Bodohnya aku." Jungkook masih sibuk merutuki dirinya sendiri. Wajahnya sangat ketakutan.

Bersambung...

GUMIHO [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang