Bab 19

3.7K 446 86
                                    

Jungkook terbangun, ia melihat jam dinding yang ada di kamarnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Jungkook kemudian melihat ke arah samping, kekasihnya masih terlihat asyik bergelut dengan mimpi indahnya.

"Kamu jahat sekali Tae. Kamu tahu? Aku sangat menginginkanmu semalam." Jungkook mulai mengingat apa yang terjadi semalam.

Jungkook menciumi bibir dan leher Taehyung dengan tidak sabaran.

"Kookie lepas~" Rengek Taehyung tapi Jungkook mengabaikannya. Dia masih sibuk menciumi setiap inci leher jenjang Taehyung. Sesekali dia mencium bibir kekasihnya itu.

"Ah... Kookie hentikan~" Rengek Taehyung di sela desahannya. Tangan Jungkook sudah mulai memasuki baju Taehyung dan merabanya sensual.

"Kookiee~" Rengekan Taehyung kali ini menghentikan pergerakan Jungkook. Jungkook menatap mata indah kekasihnya itu penuh tanya.

"Wae?" Tanya Jungkook bingung. Mereka sudah berpacaran, tapi mengapa Taehyung menolaknya? Apakah Taehyung tak mencintainya?

Tangan Taehyung mengelus rahang tegas kekasihnya. Mengecup bibir Jungkook sekilas.

"Jangan sekarang Kookie~" Ucap Taehyung manja. Dia memeluk Jungkook erat.

"Di bangsaku, melakukan hubungan seperti ini sebelum menikah sangat dilarang. Aku tak mau jika Dewa menghukumku kembali menjadi rubah dan dikurung di hutan lagi seperti dulu." Jelas Taehyung. Jarinya bergerak abstrak di dada Jungkook. Dia berharap alasannya ini dapat diterima Jungkook tanpa rasa tersinggung.

Jungkook menegakkan tubuh Taehyung hingga mereka bisa saling menatap mata indah mereka masing-masing.

"Bukankah kamu dihukum karena memakan hati dan jantung manusia?" Tanya Jungkook bingung. Taehyung terkekeh dan kemudian menarik lengan Jungkook untuk duduk di atas kasur.

Mereka kini bersandar di sandaran ranjang, masih dengan poisi saling berpelukan.

"Maafkan aku, aku berbohong kala itu." Jungkook membolakan matanya seketika.

"Apa? Jadi kamu saat itu hanya berbohong?" Tanya Jungkook tak percaya.

"Hehe... Jika aku tak berbohong padamu, aku yakin kamu tak akan mau mengajakku bersamamu." Jawab Taehyung dan kemudian menenggelamkan kepalanya di dada Jungkook lagi.

"Padahal tanpa kamu berbohong dan mengancamku saat itu, aku sama sekali tak keberatan mengajakmu. Karena aku sudah terpesona dengan dirimu." Jungkook mengecup sayang ujung kepala Taehyung.

"Aisshh... Jangan menggombal." Ucap Taehyung seraya memukul dada Jungkook main-main.

"Aku berkata serius Sayang." Taehyung mendongakkan kepalanya menatap wajah kekasihnya itu lalu mencuri sebuah kecupan di bibirnya.

"Gumawo Kookie, aku kira hanya aku yang terpesona padamu pada awal bertemu." Taehyung kembali pada posisinya.

"Lalu, kenapa kamu dihukum Tae?" Tanya Jungkook seraya mengelus surai Taehyung sayang.

"Emm... Dulu, banyak yeoja maupun namja yang mengejarku Kookie. Mereka bahkan rela melakukan apa saja untuk dapat memilikiku. Tak jarang bagi mereka yang berpasangan menceraikan pasangannya hanya untuk dekat denganku. Hingga pada suatu hari, pangeran serigala jatuh cinta padaku dan dia berniat membunuh siapapun yang akan mendekatiku. Sungguh, semua menjadi rumit kala itu. Akhirnya Dewa marah. Dia mengubahku menjadi seekor rubah dan menghukumku di hutan itu." Jelas Taehyung panjang lebar.

"Lalu bagaimana nasib pangeran serigala dan yang lainnya? Apakah mereka juga dihukum? Tidak adil rasanya jika hanya kamu yang dihukum, sedangkan keegoisan mereka juga ikut andil dalam masalah ini. Mereka juga harus dihukum kan?" Taehyung tersenyum mendengar pertanyaan Jungkook. Tanpa melihat wajahnyapun, Taehyung tau kalau kekasihnya ini tidak terima dengan hukuman itu.

"Mereka juga mendapatkannya Kookie. Dengan hilangnya aku, itu sudah menjadi hukuman bagi mereka." Taehyung terkekeh sendiri mendengar ucapannya. Dia terdengar sangat narsis bukan?

"Aissshhh kamu ini." Jungkook mencium kepala Taehyung gemas.

"Apakah hanya itu?" Tanya Jungkook yang masih penasaran.

"Tidak Kook. Pangeran serigala juga mendapatkan hukuman. Dia dihukum untuk kembali sebagai manusia. Emm... Semacam rainkarnasi." Jelas Taehyung.

"Mwo? Apakah ada hal semacam itu? Berarti dia masih menjadi balita sekarang?" Tanya Jungkook yang malah mendapat tawa dari Taehyung.

"Jungkook ayolah... Aku dihukum bukan hanya setahun dua tahun. Aku sudah di sana hampir 100 tahun dan sepertinya dia sudah lahir dan menjadi namja seusiamu sekarang." Jelas Taehyung. Jungkook mendengar seraya berpikir.

"Tae, apakah dia akan mencintaimu jika bertemu denganmu suatu hari nanti? Apakah kamu akan berpaling padanya?" Taehyung menegakkan dirinya, duduk berhadapan dengan Jungkook dan menangkup kedua pipi kekasihnya itu.

"Kookie dengar! Aku tak bisa mengenalinya sebagai manusia. Kalaupun suatu hari nanti aku bertemu dengannya, itu tak akan mengubah apapun. Hatiku sudah terisi olehmu dan tak akan pernah tergantikan sampai kapanpun." Jungkook hanya mengangguk dan kemudian menarik pinggang kekasihnya untuk kembali ke pelukannya.

"Aku mencintaimu Tae. Jangan tinggalkan aku." Ucap Jungkook seraya mengeratkan pelukannya.

Taehyung merasa senang dan sakit secara bersamaan kala mendengar ucapan Jungkook.

"Aku juga mencintaimu. Hmm.. Ayo kita tidur. Aku sudah mengantuk Kookie~" Jungkook melepaskan pelukannya dan menarik Taehyung untuk tidur di sampingnya.

"Mimpi indah, Sayang." Jungkook mengecup kening Taehyung lama dan kemudian ikut tertidur.

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." Ucap Jungkook seraya mengelus surai kekasihnya yang masih terlelap.

"Kamu sudah bangun Kookie? Jam berapa sekarang?" Jungkook tersenyum kala melihat kekasihnya berucap dengan mata yang masih terpejam.

"Aku terbangun dan ini masih pukul 3 pagi, Sayang." Jawab Jungkook.

"Kalau begitu tidurlah lagi. Peluk aku Kookie~" Taehyung melebarkan tangannya meminta peluk.

"Dengan senang hati, Sayang." Jungkook memeluk Taehyung dan kemudian keduanya saling terpejam.

Bersambung...

Yang penasaran mereka ngapain aja di kamar kemarin, mereka tidak ngapa-ngapain kok hehe... Hanya hampir khilaf saja 😂😂

Ditunggu vomentnya. Semoga kalian suka 🤗

Have a nice day Yeorobun 😊

GUMIHO [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang