18.
Kebahagian itu bukan dicari tapi dibuat.
***
"Kath, kemari. Papa ingin bicara denganmu sebentar," tegur Pras duduk di sofa samping wanita penjilat nomor satu di Indonesia, menurut Kath.
Kath melirik Kayla-Mama Arleta- bengis. "Kath capek. Gak ada waktu untuk ngobrol."
Kath tak menyangka Kayla berani bertamu di rumahnya. Seharusnya Kayla punya malu untuk datang ke sini saat Kath dan Ryan membencinya.
"Ya, udah, Mas. Biarin Kath istirahat pasti dia capek banget." Kayla mengusap-usap lengan Pras.
Sok baik! ucap Kath dalam hati.
Tanpa berlama-lama Kath menaiki anak tangga menuju kamarnya. Baru sampai di pertengahan anak tangga ia bersisian dengan Ryan yang menurui anak tangga. Ryan berjalan menghampiri Pras dan Kayla. Dan yang membuat Kath terkejut Ryan bersalaman dengan Kayla.
Seisi dunia juga tahu bahwa Ryan tidak suka Kayla. Tapi, sekarang bagai sebuah sulap yang merubah segala hal.
Kath benci itu. Ia berlari sambil menahan tangis.
***
Cowok berambut acak-acakan memakai kemeja putih-abu-abu sedang duduk santai di kursi penonton. Daniel memandang lapangan basket yang lengang.
Dua jam lalu siswa-siswi SMA DWILANGIT sudah pulang. Daniel merogoh ponsel dalam saku celananya. Mendial nomor telepon yang ingin ia hubungi sekarang juga.
Nada panggilan tidak tersambung. Sepertinya ponsel Kath dimatikan. Daniel tetap berusaha menghubungi. Tetap saja seperti sedia kala.
"Sebenernya lo kenapa, sih? Jangan bikin gue tambah khawatir."
***
Di kamar Kath duduk termenung di meja belajarnya. Air matanya menetes berlahan membasahi pipi. Kath mengusapnya. Ia menghirup udara lalu menghembuskannya.
Kath menggambil ponsel di dalam laci. Ponsel itu ia aktifkan. Muncul notif, pesan dan panggilan masuk di ponselnya. Kath membuka pesan terlebih dulu.
Andita
Gue minjem buku biologi lo, hari senin bawain
Kath
Iya
Pesan kedua dari Pras. Kath sengaja tidak membuka beralih pada pesan dari David.
David
Besok kamu bisa kan ke RS?
Kath
Iya
Yang keempat dari Ryan. Karena lagi jengkel sama Ryan, ia tidak membaca. Dan cepat-cepat membuka pesan kelima tanpa melihat nama pengirimnya.
Daniel
Kamu kenapa hindarin aku? Aku ada salah ya? Kalo ada, aku minta maaf.
Kath hanya membaca tidak membalas.
Beralih pada panggilan masuk tanpa menggubris pesan yang membuat dirinya sedih. Kath tercengang melihat panggilan tak terjawab dari Daniel. Panggilan itu ada seratus kali.
"Daniel... gak seharusnya aku kayak gini. Tapi ini masalah hidup David. David harus bahagia di sisa umurnya. Kamu harus ngertiin aku walau kamu gak pantas untuk ngertiin aku. Niel, aku gak maksud ngehindarin kamu. Aku minta maaf." Kath menangis. Tak mau berlama-lama bersedih Kath menyetel lagu rock sekeras mungkin. "Aku masih mencintai kamu, Niel." Perkataan itu tenggelam oleh alunan lagu rock.
Satu pesan baru Kath terima. Ia membuka, lantas membacanya.
"Aku masih mencintaimu, Kath," ucap Kath saat membaca pesan itu.
Penggirimnya adalah dia, Daniel Padilla.
***
Minggu pagi.
Kath menjenguk David. Saat itu David tidur nyenyak jadi ia mengobrol dengan Mama David yang ada di sana.
"Bagaimana kondisi David, Tan? Semakin membaik atau-"
"Alhamdulillah, kondisi David sedikit membaik," potong Mama David. "Ginjalnya mulai berfungsi seperti semula. Kamu do'a, kan, semoga David cepat sembuh."
Ya. Kath memang ingin seperti itu agar ia tak menuruti kemauan David.
"Amin. Semoga Tante."
***
"Kath?" panggil Ryan saat Kath masuk ke teras rumah setelah dari Rumah Sakit tadi. "Kakak mau bicara sama kamu."
Jujur Kath masih dongkol dengan Ryan tapi mau gimanapun Ryan adalah orang yang paling Kath sayang. "Mau ngomong apa?"
"Kita duduk dulu."
Keduanya duduk di kursi. Kath menaruh tas selempang di ata pangkuannya. "Jadi apa yang pengin Kak Ryan omongin?" tanya Kath menatap Ryan.
"Kakak udah ngerestuin Papa menikah dengan Tante Kayla-"
"Hah?!"
"Stt... dengerin penjelasan Kakak dulu. Kak Ryan merestui mereka karena Kakak sayang Papa. Kamu harus tahu, Kath, Papa makin tua. Papa butuh pendamping hidup jika kelak kita udah menikah. Apa kamu gak kasihan melihat Papa sendirian di rumah?" Ryan menjelaskan dengan tenang.
"Tapi aku gak setuju. Tante Kayla itu wanita penjilat. Dia gak tulus mencintai Papa." Kath masih ngotot, tidak terima.
Ryan mendengus. "Awalnya kita sepemikiran, Kakak ngiranya juga seperti itu. Tapi setelah Kakak mengenalnya lebih dekat Tante Kayla gak seburuk yang kita kira. Dia mampu membahagiakan Papa. Dia juga pantas jadi pendamping Papa di hari tuanya kelak."
"Bisa aja, kan, Kak. Tante Kayla awal-awalnya aja baik nanti semisal Papa sakit-sakitan atau perusahaannya bangkrut Tante Kayla ninggalin Papa gitu aja."
"Kamu itu terlalu banyak nonton drama, Kath. Kamu harus berpikir realistis. Ini kebahagiaan Papa. Gak sepantesnya kita merusak kebahagian Papa." Ryan masuk ke dalam rumah sebelumnya Ryan mengatakan kalimat yang membuat tubuh Kath membeku. "Apa kamu belum pernah merasakan, saat kamu sedang bahagia dengan orang yang kamu cintai, lalu datang orang lain yang merusak kebahagian kalian?"
Ya. Kath merasakan hal itu. Sakit rasanya. Dan, dengan bodohnya Kath melepaskan kebahagiannya demi membahagiakan orang lain tanpa ia sadari ada hati yang terluka.
Dalam hubungan Pras dan Tante Kayla, Kath adalah perusak kebahagian mereka. Bisa dibilang Kath seperti David. Dan Kath tahu bagaimana rasanya saat ada orang lain merusak kebahagiannya. Apa yang ia rasakan akan dirasakan juga oleh Papanya.
Kath harus mengambil keputusan; dengan merestui pernikahan Pras dan Tante Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Girl (Completed)
Teen Fiction"Kamu lagi di mana?" "Sama siapa?" "Sama cowok ato cewek?" "Udah makan belom?" "Jam 7 harus jemput aku! Ok!" Pertanyaan beruntun dari sang kekasih membuat Daniel merasa jengah. Daniel Padilla memang ingin memiliki pacar yang posesif. Namun tak poses...