21.

2.2K 72 8
                                    

21.

Aku ingin kisah kita happy ending.

***

David : Kondisi David semakin memburuk. David kritis. Kamu harus cepat kesini.
Pesan itu dikirim tepat pukul enam pagi.

Kath baru saja bangun tidur. Pesan itu pasti dikirim oleh Mama David. Ia meletakkan ponsel di nakas, segera membangunkan Arleta yang sengaja tidur bersama di kamarnya.

Tindakan Kath terhenti saat ponselnya berdering nyaring. Pesan dari Gio.

Gio : Kath! Mantannya Daniel! Calon istrinnya Daniel! Cepet ke bandara! Ayang Daniel meluncur ke Jogja! Dia minggat gara-gara lo gak mau balikkan sama dia!!!

Pesan dengan tanda seru dalam akhir kalimat seakan menyentakkan hati Kath. Secepat kilat Kath membalas pesan itu.

Kath : Pukul berapa pesawatnya check in

Gio : SEKARANGGGGGGG

Kath memegang kepalanya, pusing. Tempat mana yang akan ia tuju? Rumah Sakit atau Bandara? David yang mengalami kritis atau Daniel yang pergi ke Jogja untuk selamanya?

Arleta terbangun akibat mendengar jeritan Kath. Dihampirinya Kath yang frustasi berat.

"Kenapa?"

"Gue bingung. Harus ke Rumah Sakit atau Bandara? David kritis kalo Daniel... dia, mau pergi ke Jogja."

Arleta mendekap tubuh Kath, ia berbisik. "Gini aja, mending lo ke Rumah Sakit."

"Trus, Daniel? Gue masih cinta sama dia. Gak mungkin gue relain dia pergi ke Jogja," balas Kath menggigiti kukunya. Ia masih mencintai Daniel. Ia harus menahan kepergian Daniel. Tidak mungkin ia membiarkan Daniel pergi ke Jogja.

"Kath...." Arleta menangkup wajah Kath. "Kalo kalian ditakdirkan untuk bersama, lo harus yakin, semesta akan menyatukan kalian dengan cara yang gak terduga. Jadi, lo ke Rumah Sakit dulu, gue bakal ke Bandara dan ngasih tau kabar Daniel."

Bergegas Kath ke kamar mandi, cukup sepuluh menit saja waktu yang Kath butuhkan. Memakai pakaikan, memoles wajahnya, memakai sepatu, lalu mengambil tas dan memasukan ponselnya.

"Gue berangkat dulu." Kath mengecup kedua pipi Arleta.

"Take care," ucap Arleta sebelum Kath hilang di balik pintu kamar.

Seharusnya hari libur sehabis ulangan yang lalu digunakan Kath untuk shopping bersama Arleta. Tapi masalah datang menghampirinya, menggagalkan rencana hari itu.

***

"Kath, David... David... hiks, hiks," isak tangis menyelimuti ruang dominan putih, kursi berjejer di depan ruang ICU. Seorang Wanita paruh baya duduk di kursi itu sambil terisak.

Kath memeluk Mama David, erat. "Tante harus sabar. David pasti sembuh. Banyak cara yang bisa kita tempuh untuk kesembuhan David."

"Bagaimana kalau tidak bisa? Saya merasa kecewa sebagai seorang Ibu yang tidak bisa menjaga David," sungut Mama David, kecewa.

"Yakin, Tan, semua pasti baik-baik saja. Tante jangan menyalahkan diri sendiri." Kath memberi dukungan. Ia menenangkan Mama David yang menangis semakin menjadi.

Seorang Pria dewasa, umurnya sekitar empat puluh limaan berjalan menghampiri mereka.

"Bagaimana keadaan David?" Pria itu mengintip di kaca pintu, melihat dokter yang menangani David. "Rossa, David baik-baik saja, kan?"

Possessive Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang