22.
Ini akhir kisahku bersama kamu (?)
***
Tapak kaki menggema di ruangan minimalis. Kaki kecil berbalut sepatu putih berlari kesana-kemari. Datang kaki kecil lain dari ruangan dapur. Gaun silver jatuh menutupi sepatu kacanya. Ia berlari menghampiri pemakai sepatu putih. Sambli melebarkan gaun silvernya ia memutar tubuh layaknya seorang putri kerajaan.
"Aku cantik, kan, Kak?" tanya Rena, tersenyum centil. Tubuh Rena yang lebih pendek dari Kakaknya membuat lebih mudah mengacak-acak rambut Rena.
"Lebih cantik, kan, Mumu, kali." Kakak Rena atau kerap disapa Reno berlalu sambil tersenyum jail. Reno menghampiri Mumu-nya yang sibuk di sofa ruang tamu.
"Mumu, Pupu kok belum pulang?" Reno mencebik. Jas putih yang Reno pakai amat cocok untuk usianya yang menginjak tujuh tahun.
"Bentar, ya, Sayang. Mumu coba telvon Pupu dulu."
Reno melihat Mumu menempelkan ponsel di telinga kanan. Mendengar pembicaraan antara dua orang yang Reno tidak tahu maksud pembicaraannya.
"Kamu belum pulang juga? Bentar lagi acaranya mau dimulai." Mumu berbicara di sambungan telepon.
"Sebentar, Sayang... ini aku lagi otewe. Kamu sabar ya...," sahut Orang yang dikenal Reno sebagai Pupunya.
"Lima belas menit lagi kamu harus sampai di rumah. Di jalan jangan lirik-lirik wanita lain. Kamu udah punya istri dua anak," ingat Mumu.
"Hmm... kamu masih sama kayak dulu, Posesif. Tapi gakpapa, kamu posesif juga karena kamu sayang sama aku. Haduhhh... Pupu jadi makin cinta sama Mumu."
"Cinta itu apa, ya? Rena gak tau." Suara lucu Rena menyentak Mumunya. Mumu tersenyum, mengelus rambut Rena dengan tangan kiri. Di seberang sana Pupu setia mendengarkan ocehan Keluarganya.
"Rena masih kecil. Nanti kalau udah besar Rena pasti tau," ucap Mumu.
Reno menyahut. "Cinta itu saling suka, Rena. Kamu mah gak ngerti apa-apa. Ngertinya cuma Frozen yang suka nyanyi let it go."
Mumu mendelik mendengar perkataan Reno. "Kamu tau begitu dari siapa Reno?"
"Dari Pupu."
Tut... tut... tut...
Panggilan diakhiri sepihak. Mumu melihat layar ponsel yang memperlihatkan lamanya waktu panggilan. Mumu geleng-geleng kepala.
***
"Kebiasaan. Suka ngajarin ke anak-anak yang gak bener." Kathtryn Benardo membuka pintu jok belakang. Kedua anaknya masuk ke dalam mobil. "Hati-hati Rena. Gaunnya jangan sampai keinjek."
Laki-laki di samping Kath tertawa renyah. "Gakpapa dong Mumu. Jarang-jarang kita beri ilmu baru untuk anak kita. Misalnya ilmu pengetahuan tentang cinta." Laki-laki itu membukakan pintu untuk Kath. Setelahnya ia memutar ke arah pintu pengemudi. Duduk di sana lantas menyalakan mesin mobil. "Reno. Rena. Pakai sabuk pengamannya ya."
"Siap Pupu!"
Mobil keluar dari pelataran rumah setelah Reno dan Rena memakai sabuk pengaman.
"Kamu ada-ada aja. Ilmu pengetahuan yang baik itu bukan tentang cinta. Mereka belum cukup umur, Daniel...." Kath melanjutkan percakapan yang terhenti tadi.
Tiba-tiba dari arah belakang Reno menyahut.
"Reno udah gede Mumu! Udah tau pacar-pacaran!"
Satu hal yang dilakukan Kath, menyandarkan punggungnya sambil memijat keningnya. Di samping, Daniel tertawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Girl (Completed)
Teen Fiction"Kamu lagi di mana?" "Sama siapa?" "Sama cowok ato cewek?" "Udah makan belom?" "Jam 7 harus jemput aku! Ok!" Pertanyaan beruntun dari sang kekasih membuat Daniel merasa jengah. Daniel Padilla memang ingin memiliki pacar yang posesif. Namun tak poses...