20.

2.1K 69 2
                                    

20.

Ini hidupku bukan hidupmu. Jadi biarkan aku memilih pilihanku sendiri.

***

Informasi dari Kath sudah cukup untuk mencari keberadaan Fahri. Konco-konco Fahri bernama Zubairi Ahmad dan Asep Barahudin pasti satu kampus dengan Fahri. Pagi, bukan hari libur tapi melibur, Daniel berdiri di gerbang samping ditemani dua konconya. Mereka sedang menunggu teman Gio yang kuliah di Kampus itu.

"Maaf ya, gue lama." Cowok bongsor berpakaian kemeja kotak-kotak berdiri di depan Daniel dan konco-konconya.

"Haduh... lama banget. Sampe-sampe ini tulang pinggang gue mau retak kayaknya," sungut Gio sambil memegang pinggangnya, dramatis.

"Lebay!" Cowok bongsor itu menempeleng Gio. "Jadi mau ketemu dua orang yang lo cari itu?"

"Iya-"

"Jangan basa-basi! Mending kita temui mereka sekarang," potong Gio berjalan duluan. Daniel tak terima ucapannya dipotong jadi ia menyeletuk.

"Jalan duluan aja sana! Biar kesasar!"
Gio membalas. "Gue sering kesini, wew." Sambil menoleh kebelakang lidah terjulur, menghina Daniel.

"Sering kesini tapi tempat yang dituju kelas gue doang percuma kali, Yo. Itu pun kebanyakan kesasar waktu gak ada gue." Cowok bongsor itu tertawa melihat wajah Gio yang menahan malu.

Daniel merangkul Gio. Dean geleng-geleng di belakang keduanya.

"Oh, ya, kenalin gue Dean. Lo?" tanya Dean tersenyum, menunjukan gigi putihnya 

"Aliando Syarief bin Sumalih," celetuk Gio asal. Tuh anak emang ya, mulutnya pengin dimasukin sambal.

"Bohong! Nama gue Ali tapi kepanjangannya gak kayak gitu."

"Trus apa dong?" Daniel menyahut.

"Ali udin," balas Ali.

Gio menunjuk-nunjuk Ali. "Nah, kan, tambah jelek nama aslinya. Masih mending nama yang gue buat."

Sesampainya di kelas Fakultas Informatika. Keempat orang itu berhenti. Ali memanggil nama Zuad dan Bara. Dua orang yang dipanggil itu keluar kelas.

"Ini, Zuad." Ali menunjuk Cowok bernama Zuad.

Zuad itu cowok berkulit hitam, tubuhnya tinggi tapi tidak berotot, ada bekas bintik-bintik jerawat di kedua pipinya, dan jika tersenyum giginya putih kontras dengan warna kulitnya.

"Oh, lo Zubairi Ahmad?" tanya Daniel dibalas anggukan oleh Zuad. "Kirain nama lo Zubairi."

Semua orang di sana terkekeh tanpa terkecuali Zuad yang tidak tersinggung.

"Nah, yang pendek itu siapa?" Kalo dari kata-kata yang tidak sopan sudah jelas pertanyaan itu dari Gio.

"Bara, Bang." Bara adalah manusia yang ditakdirkan memiliki tubuh yang tak pendek-pendek banget. Dari ukuran tubuhnya sekitar 148. Apakah itu pendek?

"Bang-Bang, lo kira gue Abang-Abang tukang bakso apa? Mentang lo kecil aja manggil gue Bang." Gio cemberut. Entah itu pura-pura atau beneran.

Daniel mencibir. "Emang muka lo kayak Abang-Abang!"

"Jadi niat kita kesini Cuma nanya keberadaan Fahri temen SMA kalian?" Suara Dean menghentikan keributan itu. Semua mata terfokus pada Zuad dan Bara.

Bara langsung heboh sendiri saat nama Fahri disebut. "Fahri toh! Bilang dari tadi mau cari Fahri. Dia mah satu kelas sama kita! Bentar biar gue panggilin!" Dengan riang Bara masuk ke dalam kelas.

Possessive Girl (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang