"Nanti, pulang sama gue lagi. Kan Chanyeol jemput bokap lo" Pesannya ke gue sebelum keluar dari mobilnya. Gue cuman ngangguk.
"Semangat ya, kuliahnya!" Katanya menyemangati gue. Gak pake senyum sih. Datar. Kayak tembok. Nadanya juga cukup datar kayak gak ada intonasi nya. Ditambah suaranya dia tuh cempreng tapi berat gitu.
"Kak Sehun juga!" Seru gue.
Gue keluar dari mobil. Dan dia melajukan mobilnya untuk parkir. Seperti biasanya, gue main nyelonong aja ninggalin Kak Sehun. Kan kalo gue yang ninggalin ya wajar lah karena gue adek tingkat nya. Bukan temennya. Gak kayak abang gue.
Jantung gue berdebar lebih kencang. Dia tadi nyemangatin gue gak sih? Gak nyangka. Gue tiba-tiba jadi mikirin apa kata temen-temen gue waktu itu. Yang bilang kalo Kak Sehun naksir gue lah, suka sama gue lah. Ah, mereka sih basi. Males ngeladenin mereka.
Gue yang lagi jalan menuju kelas, gak sadar kalo kaki gue menginjak lubang yang pas lah untuk satu kaki ukuran gue. Sialan ini, gak bisa keluar lagi kaki gue. Malu ini diliatin banyak orang.
Tiba-tiba ada yang bantuin gue buat ngangkat kaki gue ini. Gue lihat, bening juga ternyata.
"Maaf, saya bantu ya?" Gue mengangguk. Duh, ini cowok. Udah sopan, lembut, murah senyum. Minat aku mas kepada mu. Gue menahan rasa perih dari kaki gue karena ini ketekuk kaki nya dan kejepit. Tapi sebisa mungkin ditarik dan harus keluar dari lubang ini.
Waktu kaki gue udah lepas, gue kehilangan keseimbangan. Dan berakhir gue jatuh.
"Aduh, gapapa nih? Ada yang sakit?" Tanyanya.
"Enggak kok, Kak. Makasih loh udah bantuin ngelepasin kaki saya" Jawab gue berdusta. Pencitraan dong. Sok kuat dulu lah.
Cowok itu tersenyum, "Lain kali hati-hati, ya. Kali aja lubang beginian gak cuman satu. Bisa lebih lho". Gue juga ikutan senyum. "Hehe, iya deh. Lain kali, enggak ceroboh lagi".
"Kamu MABA, ya?" Tanyanya lagi. Gue mengangguk. "Perlu dibantuin sampai kelas? Kamu jurusan ap—"
"Gak usah!" Gue menoleh ke atas. Kak Sehun?
Cowok itu langsung berdiri menyamakan posisinya dengan Kak Sehun.
"Santai" Ujarnya dingin ke Kak Sehun. Lalu dia melangkah menjauh. Sebelum terlalu jauh, gue teriak "KAK! MAKASIH YA!" Dan dia noleh dengan menunjukkan ibu jarinya yang berarti 'oke'.
"Lo mau sampai kapan begini terus? Gak mau ke kelas?" Tanya Kak Sehun.
"Mau lah. Bentar, gue berdiri dulu" Kata gue. Pas udah ancang-ancang mau berdiri, udah megang tangannya Kak Sehun ini buat jadi pegangan untuk berdiri, eh gak bisa. Jatuh lagi.
"Kenapa? Kaki lo sakit?" Tanya Kak Sehun dan gue cuman bisa mengangguk.
"Lagian sih, ceroboh" Omelnya. Ini ngapain sih dia bawel banget? Nolongon tinggal nolongin.
"EH EH MAU NGAPAIN INI WOI?!" Gue panik lah jelas. Kak Sehun gendong gue ala bridal style.
"Tangan lo dieratin di leher gue. Biar gak jatuh" Katanya.
"Ya tapi gak gini juga kali! Malu ih gue" Omel gue.
"Berisik. Kaki lo lagi sakit" Gue menciut. Terus diem. Nah, ini yang bikin gue kesel sama Kak Sehun. Galak juga. Sangar.
Dia bener-bener gendong gue sampai ke kelas. Dan temen-temen juga pada ngeliatin gue lah jelas. Gue didudukin di kursi gue. "Pulang nanti, tungguin gue" Katanya terus pergi. Gue belum sempat bilang terima kasih padahal.
"ANA, LO HABIS DIAPAIN ANJIR?!"
Tolong kenapa aku punya temen udah kayak soundsystem hajatan aja sih astaga. Susah emang.
"Gue tadi jatuh" Ujar gue singkat.
"Untung, masih ting-ting lo" Sialan. Mau gue gampar tuh mukanya Alifah.
🐺🐺🐺
Gue mau ke kantin males. Tapi pengen keluar juga. Gue jalan udah kayak bawa beban. Kaki kiri gue pegang, terus diseret jalan nya. Sakit ini.
"Lo kalo gak kuat, gak usah ikut kita ke kantin" Kata Dilla.
"Tapi gue mau ke sana juga"
"Gak usah, Na. Sakit itu pasti" Balas Tia.
"Gue kuat" Kata gue.
Gue tetap jalan. Tapi sumpah ini gak kuat sebenernya. Nyerah deh. Ke kantin juga lumayan jaraknya. Kaki gue yang sakit nanti.
"Gue duduk di sini aja, kalian ke sana. Nanti samperin gue ya di sini" Kata gue sambil ancang-ancang duduk.
"Ogah!" Jawab mereka bersamaan sambil cengengesan. Ada batu gak sih di sekitar sini?
Gue pijat kaki gue perlahan. Tiba-tiba ada yang duduk di samping gue. Terus gue noleh mendapati kakak ganteng yang tadi pagi nolongin gue. Gue diam masih sambil memijat kaki.
"Katanya gak sakit" Celetuknya membuat gue cengengesan.
"Gak usah ke mana-mana dulu. Istirahat aja" Gue cuman ngangguk.
"Lo pulang sama siapa?" Tanyanya.
"Sama temen" Dusta gue.
"Oh, ya udah"
Hening.
"Mau nanya, lo kenal ya sama Sehun?" Tanyanya lagi.
"Lumayan" Jawab gue dan dia cuman beroh ria.
Gue lagi memandangi sekeliling gue karena mau menghilangkan rasa canggung. Tapi ternyata gue salah. Gue malah mendapati Kak Sehun berdiri dengan membawa buku dan ditemani seorang cewek cantik di sampingnya. Dia ngeliatin gue. Tatapan kita ketemu satu sama lain. Wajahnya datar. Gue takut. Gue langsung mengalihkan atensi gue ke lain arah.
HP gue bergetar. Mendapati notifikasi pesan masuk. Nama Kak Sehun tertera di situ dengan pesannya.
Kak Sehun : inget, pulang sama gue.
Sangar.