Gue udah melalui semua tes di kantor ini dan hasilnya memuaskan. Gue udah boleh kerja di sini hari ini. Gue di sini jadi staff bagian supplier iklan untuk beberapa produk perusahaan ini. Gak nyangka, akhirnya gue bisa kerja juga dan di kantoran begini.
Dengan pakaian formal serta high heels yang gak tinggi amat, gue merasa senang jalan dari rumah menuju kantor, sampai ke kantor terus keliling bentar setelah absen. Seneng banget rasanya.
Gue duduk di kubikel tempat gue bekerja. Seneng banget rasanya.
"ISYANA!" Panggil seorang ibu-ibu dengan suara lantang yang gue ketahui ialah HRD di kantor ini.
Gue langsung menoleh dan menghampiri beliau dengan cepat. "Ada apa, Bu?" Tanya gue sopan.
"Ini, tanda pengenal kamu sebagai karyawan di sini. Terus, jangan lupa, perkenalan dulu dengan rekan kerja kamu lainnya di ruangan ini" Ujar ibu-ibu di depan gue lembut. Gue menerima tanda pengenal itu dan mengangguk senang.
"Baik, Bu. Terima kasih" Ujar gue.
"Selamat pagi semuanya! Perkenalkan, nama saya Isyana Ayuningtyas, biasa dipanggil Isyana atau Ana. Salam kenal buat kalian semua! Semoga kita bisa jadi rekan kerja yang baik" Kata gue memperkenalkan diri.
"Selamat datang, Isyana!" Balas mereka serentak. Kompak banget.
"Terima kasih" Kata gue senang lalu kembali duduk di kubikel kesayanganku.
Siap-siap, lembur ini hehe.
🐺🐺🐺
Jam menunjukkan pukul 5 sore. Sebentar lagi adalah saat yang dinanti-nanti oleh kebanyakan pekerja karena jam kerjanya akan segera selesai.
Tapi tidak berlaku untuk Isyana. Ia masih sibuk berkutat dengan banyak berkas. Ia akan pulang sedikit malam hari ini karena pekerjaan yang cukup banyak dan harus ia selesaikan hari ini juga. Sedikit lagi selesai, pikirnya.
"Isyana, nanti kasih ini ke bagian marketing, ya. Saya harus segera pulang" Isyana mengangguk.
"Terima kasih" Ujar orang itu lalu pergi.
Baru saja ia masuk kerja, ada saja yang menyusahkannya. Mau bagaimana pun juga, Isyana hanya karyawan baru yang tak tahu harus berbuat apa selain bekerja dan tak tahu caranya menolak permintaan rekan kerjanya. Ia sadar, tak selamanya teman itu semua baik. Ia harus bisa memilih, berani atau menjadi penakut? Menjadi penakut bukanlah Isyana.
Setelah semuanya selesai, Isyana segera bergegas memberikan berkas-berkas itu kepada pihak yang bersangkutan. Sebelum keluar dari ruangan, ia melihat sekitarnya yang sudah sepi. Hanya dia yang tersisa di sini.
"Ke marketing udah, manager juga udah, sama mana lagi ya?" Ujarnya bermonolog.
"Isyana! Isyana!" Panggil seseorang membuat Isyana menoleh dan mendapati atasannya.
"I-iya, Pak!"
"Panggil aja Baekhyun"
"Oh, iya. Baekhyun. Ada apa?" Tanya Isyana sopan.
"Mana berkas yang saya kasih tadi pagi? Si bos kayaknya udah kebelet rapat itu"
Isyana terkekeh, "Ada-ada aja sih, Baekhyun. Ini" Ujar Isyana sambil memberikan berkasnya.
"Makasih, ya. Kamu buruan pulang. Udah malam, gak baik" Ujar Baekhyun. Isyana tersenyum, "Ya. Saya duluan" Balasnya lalu pergi.
Isyana kembali ke kubikel kerjanya lalu siap-siap pulang. Selesai siap-siap, ia melangkah menuju mesin absen dan bergegas menuju lift kantor. Isyana melangkah dengan cepat karena ia tidak sabar untuk segera pulang. Dan saat ia masuk ke dalam lift, ada seseorang yang melihatnya penasaran.
"Isyana?- astaga, Hun. Jangan halu mulu, deh" Ujar orang itu bermonolog.
"Bos!" Sehun menoleh mendapati Baekhyun sedang menghampirinya.
"Udah dibilangin gak usah panggil gue 'bos' segala" Ujar Sehun.
Baekhyun cengengesan, "Hehe. Oh iya, nih berkasnya udah siap. Ayo kita rapat!"
"Bagus!"