Hari Sabtu yang harusnya libur, malah disuruh masuk kerja karena ada rapat mendadak dan gue harus mendampingi Kak Sehun.
Duh, mendampingi.
Gue segera berangkat menuju kantor menggunakan sepeda motor. Gak peduli nanti penampilan gue berantakan atau enggak. Yang penting ya cepat sampai dengan selamat.
Setibanya di kantor, gue langsung bergegas menuju ruangan Kak Sehun. Dia udah tiba lebih dulu dan mempersiapkan berkas-berkas untuk rapat.
"Maaf, telat" Ujar gue. Kak Sehun yang awalnya fokus nyiapin berkas, langsung menoleh ke arah gue, "Enggak, kok" Balasnya.
Gue masuk dan bertanya-tanya tentang rapat nanti. Gue juga nanyain berkas atau hal lain yang harus disiapkan. Tapi kata Kak Sehun udah siap semua.
"Menurut info, hari ini diperkirakan macet total. Terus aku harus naik apa?" Tanya Kak Sehun.
"Ngesot aja mendingan" Jawab gue asal.
"Ogah, yang ada bokongku tepos" Balas Kak Sehun gak kalah ngawurnya.
"Hus!"
Gue menoleh dan mendapati Kak Kai masuk. Tumbenan.
"Ini, berkas lainnya yang harus lo lampirkan sekalian di rapat nanti" Ujar Kak Kai lalu menoleh gue. Dia terkekeh, "Yah, CLBK" Ledeknya.
"Bodo" Balas Kak Sehun.
"Ya, kayak gue dong. Putus dari Krystal, move on" Celetuk Kak Kai sombong. Krystal itu kating gue waktu kuliah. Dia termasuk cewek hits dan cantik. Apalagi lahir dari keluarga tajir.
"Penting gue setia" Balas Kak Sehun.
"Durasi" Ujar gue nyempil.
"Udah, yuk. Berangkat" Kata Kak Sehun lalu Kak Kai pamit dan keluar ruangan.
"Aku bawa motor. Naik motor aja deh mendingan" Ujar gue menyarankan. Kak Sehun keliatan kaget.
"Yang bener?" Tanyanya yang gue angguki.
"Ada masalah?" Balas gue balik bertanya dan dia malah cengengesan.
"Nanti boncengin aku, gak ngerepotin, kan?" Tanya gue lagi.
"Jangan. Kamu aja yang boncengin aku" Jawabnya.
"Kenapa?" Tanya gue lagi.
"Itu..." Ujarnya menggantung. Gue menunggu kelanjutannya.
"Itu, aku gak bisa naik motor. Hehe" Lanjutnya diakhiri senyum kudanya.
Gue menepuk jidat. "Daritadi dong, bilang" Balas gue lalu mengambil tas dan melangkah menuju pintu.
"Ya, maaf. Boncengin aku, ya?" Tanya Kak Sehun yang gue iyakan.
🐺🐺🐺
Setelah rapat selesai, gue dan Kak Sehun langung keluar lalu berjalan menuju parkiran. Setibanya di parkiran, gue langsung mencari motor dan siap berangkat.
"Kamu kalo nyetir jangan ugal-ugalan, Na. Aku takut" Ujar Kak Sehun sembari menggunakan helmnya.
"Enggak, kok" Balas gue.
"Buktinya tadi"
"Ngejar waktu" Celetuk gue.
Gue udah menyalakan mesin motor lalu siap jalan. Kak Sehun juga sudah duduk di jok belakang. Emang sih, ini kebalik. Gue yang boncengin Kak Sehun.
Di perjalanan, gue mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Gak seperti tadi waktu berangkat. Kak Sehun juga duduk lebih dekat dengan gue bahkan dia berani mengaitkan kedua tangannya di pinggang gue. Seketika gue tercengang.
"Aku peluk, ya. Biar kamu gak dikira tukang ojek" Ujar Kak Sehun.
"Astaga, lebay ah" Balas gue.
"Kita makan dulu, yuk! Aku laper" Kata Kak Sehun lagi.
"Gantian aku traktir, ya? Sekalian" Balas gue.
"Mau makan di mana?" Tanya Kak Sehun.
"Rumah makan langganan aku" Jawab gue.
Gue mengendarai motor menuju rumah makan soto daging di pusat kota. Tempat langganan gue udah dari lama. Setibanya di tempat, motor berhenti di area parkir rumah makan. Tempat ini cukup ramai. Rasa makanannya enak, higienis, dan bahkan harganya terjangkau. Keluarga gue juga suka ke sini. Gue melepas helm dari kepala dan turun dari motor. Kak Sehun udah turun daritadi.
"Kayaknya, aku mending lepas jas, ya. Pake kemeja aja" Ujar Kak Sehun lalu membuka kancing jasnya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kemejanya membuat bentuk dada bidangnya terlihat. Ini ukuran kemejanya yang kekecilan atau bagaimana gitu?
"Terserah" Balas gue singkat lalu masuk ke dalam.
Gue melangkah menuju sebuah meja di rumah makan ini disusul dengan Kak Sehun yang duduk di hadapan gue.
Seorang wanita yang melangkah menuju arah kami, yang gue tebak, dia pelayan rumah makan ini. "Selamat datang, mau pesan apa?" Tuh, bener.
"Soto dagingnya 2 dan minumnya es teh manis 1. Kamu mau minum apa?" Tanya gue ke Kak Sehun.
"Es kopi aja" Jawab Kak Sehun.
"Soto daging 2, es teh 1 dan es kopi 1. Benar ya pesanannya?" Ujar pelayan rumah makan ini. Atensi gue yang terfokus kepada pelayan ini, jadi tahu kalau daritadi pelayan ini melihat ke arah Kak Sehun. Gue mengangguk mengiyakan ucapannya. Lalu, pelayan itu pergi menuju dapur.
"Aroma masakannya bikin makin laper aja" Celetuk Kak Sehun memecah keheningan.
"Sangat direkomendasikan para pecinta soto daging. Dengan budget murah dan bikin kenyang" Balas gue.
"Iya, enak gak harus mahal" Katanya.
"Memang"
"Kayak cinta, gak harus romantis" Ujar Kak Sehun membuat gue terkekeh. "Tuh, kumat" Balas gue.
"Oh iya, kamu keren tau bisa naik motor gitu. Aku sampai sekarang aja gak bisa naik motor" Ujarnya memuji.
"Latihan, dong"
"Enggak, ah. Males. Gak sempat juga" Ujarnya.
"Biar bisa boncengin aku. Hehe" Balas gue cengengesan.
"Capek mau latihan" Ujarnya lagi.
"Aku lupa. Levelmu lebih ke mobil"
"Enggak gitu juga, Na. Dulu, kakak aku naik motor jatuh mulu. Aku jadi takut"
"Karena kakak kamu naiknya motor gede. Harley Davidson Club. Benar, kan?"
"Kok kamu tahu?" Tanyanya.
Namun waktu berbicara terjeda sebentar karena pesanan minuman datang.
"Banyak karyawan yang cerita, kalau kakak kamu termasuk anggota kece di kumpulan motor gede itu. Kalo menurut aku sih, itu kumpulan bergengsi" Jawab gue melanjutkan percakapan.
"Kak Jo dan aku beda, Na" Balasnya.
"Kamu naik motor matic aja" Celetuk gue.
"Sama aja" Balasnya lagi.
"Kalo gitu gak usah, Kak. Mau kamu bisa naik motor atau enggak juga tetap—" Ucapan gue terpotong.
"Tetap jadi pacar kamu. Gitu maksudnya, kan?"
"Sok tau. Orang aku mau bilang tetap jadi Kak Sehun, kok. Yeeee" Balas gue meledek.
"Bohong" Ujarnya tak terima.
Gak lama, makanan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Seneng banget gila.
"Inget ya, ini aku yang traktir" Ujar gue.
"Iya, deh. Biar kamu senang" Balasnya.
Gue cuman senyum lebar.
"Lucu ih" Gumamnya masih bisa gue dengar.