Selama di Bali, Chanyeol dan Rose lebih sering mengunjungi Isyana. Antara rasa rindu yang sudah lama dipendam dan membujuk Isyana agar mau menikah.
Bolak-balik Chanyeol beri pengertian kepada Isyana agar mau percaya kepada Sehun. Begitu juga dengan Rose. Tapi, sayangnya, Isyana lebih memenangkan egonya dibandingkan putranya. Guanlin sudah menerima Sehun dengan sepenuh hati. Buktinya, dia selalu mau jika diajak pergi berduaan dengan Sehun. Kadangkala, Guanlin sendiri menangis jika ditinggal Sehun pulang.
"Sehun di sini kerja apa gimana, sih?" Tanya Rose kepada Chanyeol yang menemani Guanlin di rumah. Isyana sedang pergi bekerja.
"Iya. Halah, dia mah bos. Gampang aja kerjanya. Kalo aku yang begitu, kamu dan anak-anak gak akan keurus" Jawab Chanyeol.
"Emang. Untung kamu sadar diri" Celetuk Rose.
"Ya, untung kamu terima aku apa adanya. Kalo aku kayak Sehun, ke Bali udah dari jauh-jauh hari. Tapi aku bisa ambil cuti baru sekarang" Balas Chanyeol.
"Tante tante, aku mau eek" Semua langsung menoleh mendapati Guanlin dengan wajahnya yang menggemaskan.
"Oh, iya. Ayo ke kamar mandi" Kata Rose sigap. Jiwa keibuannya mulai terlihat. Chanyeol tiba-tiba tersenyum dengan sendirinya. Ah, ia tidak salah pilih. Rose ada memang untuknya.
Setelah Guanlin masuk ke kamar mandi, Rose keluar menunggunya sampai selesai.
"Gimana ya, cara bikin Isyana mau pulang? Aku juga punya tanggungan dari ibu dan bapak"
"Paksa aja terus, Chan. Tapi yang kalem. Mungkin, lambat-laun dia mau. Masa iya dia gak mau pulang dan berakhir jadi anak durhaka? Kayaknya, enggak. Coba aja kasih pengertian" Jawab Rose.
"Iya, sih. Masalah orang tua, dia pasti luluh hatinya. Tapi untuk Sehun? Guanlin perlu ayah karena sampai sekarang dia belum punya akta kelahiran. Lucu kan kalo dia bikin akta kelahiran yang tertulis nama ibunya aja. Kenapa sih tuh anak bebal banget?"
"Bukan masalah itu aja, Sehun udah bagus mau bertanggungjawab. Tapi Isyana masih kokoh dengan rasa sakit hatinya yang mendalam. Tapi kan, gak gitu juga caranya" Balas Rose.
"Kita harus bareng-bareng kasih pengertian" Ujar Chanyeol yang diangguki Rose.
"TANTE AKU UDAH SELESAI!" Teriak Guanlin dari kamar mandi.
"Iya, bentar" Jawab Rose lalu kembali masuk ke kamar mandi untuk membersihkan Guanlin.
Syukurlah, Guanlin sudah mau dengan Rose dan Chanyeol.
***
Isyana kembali dengan membawa sekantong makanan untuk anaknya dan yang lain. Walau ia tahu, nanti siapa yang akan menghabiskan makanan itu. Jelas saja Chanyeol.
"Tuh, bunda kamu udah datang" Ujar Rose sambil memakaikan baju kepada Guanlin yang baru saja selesai.
"Bunda!" Seru Guanlin.
"Apa, Nak?" Balas Isyana.
"Anak lo betah sama istri gue tuh. Gue bawa aja ya ke rumah, biar yang ngurus gue aja daripada lo" Ujar Chanyeol.
"Jangan dong! Gak mau" Balas Isyana.
"Yah, kenapa? Gue tanya sekarang kenapa? Daripada lo tinggal kerja mulu di sini. Kalo di sana kan ada Rose, ada anak-anak gue, ada kakek dan neneknya"
"Lo mau bikin anak gue mati apa gimana?"
"Na, sini-sini, lo duduk dulu. Kita ngobrol dulu dengan anteng. Jangan pake emosi, gak baik" Kata Chanyeol.
Isyana yang awalnya pasang wajah marah, berubah jadi datar. Ia menuruti kakaknya itu.
"Lo gak kangen orang tua lo apa?" Tanya Chanyeol.
Isyana diam lama. Lalu ia menjawab, "Kangen"
"Ya kalo kangen, pulang lah. Masa lo mau stay di sini terus? Mama dan papa nungguin lo. Mereka nerima lo apa adanya" Jelas Chanyeol.
Isyana diam menunduk.
"Guanlin main sama tante, yuk!" Ajak Rose yang diangguki Guanlin. Lalu mereka pergi keluar.
"Na, gue kesini itu bukan karena keinginan gue aja. Enggak. Mama dan papa yang minta gue ngajak lo pulang. Apapun yang ada pada lo, akan diterima sama mereka. Jangan keras kepala jadi orang" Ujar Chanyeol lagi.
"Gue gak akan balik ke pulang kalo lo sendiri gak mau ikut gue. Karena, tanggung jawab gue itu ya lo dan Guanlin. Gue harus bawa kalian" Lanjutnya.
Isyana termenung. Iya, ada. Dia kangen dengan orang tuanya. Tapi, di sisi lain ia sendiri takut. Dia sadar kalau ia salah. Bahkan sejak dulu-dulu. Tapi tak berani kembali
"Mama dan papa gak akan marahin lo. Enggak" Kata Chanyeol.
"Gue bakal balik" Ujar Isyana dengan suara gemetar. Bagaimana tidak, ia menahan semuanya di dalam dirinya. Marah kepada diri sendiri dan menangis. Ia tahan.
"Tapi, dengan satu syarat" Ujar Chanyeol.
Isyana mendongak, menatap mata Chanyeol. Tatapan Isyana seakan bertanya 'apa itu?'
"Terima Sehun demi Guanlin dan menikahlah dengan dia. Kasihan Guanlin"
Isyana melotot. Lalu, bersamaan dengan suara nyaring anaknya dan tertawa senang. Isyana menoleh mendapati Sehun di sana bersama anaknya.
"Na, dengerin kata gue. Jangan keras kepala" Ingat Chanyeol.
hei buat kelean semua \^o^/ ada kabar baru. aku bikin cerita baru nih, visualnya Sehun and pren. tapi nama-nama perannya pake nama lokal. hehehehe. semoga kalian suka ya💙 bisa cek di profil aku. terima kasih^^