Peringatan sebelumnya!! Makanya aku update ini malam hehe. Soalnya ada readers yang puasa. Good luck!
Maturnuwun._______________
Hari ini adalah hari terakhir Isyana bekerja di perusahaan milik Sehun. Setelah kejadian kemarin, Isyana memang bekerja sesuka hatinya karena ia berpikir, ia akan segera keluar dari kantor ini.
Ia berulang kali merenung. Apa kesalahannya selama ini? Sampai-sampai, kehidupan percintaannya serumit ini. Ia sudah menangis semalaman karena masalah ini. Dan ia ingin terus menangis. Namun, ia tahu diri.
Sekretaris Jung yang menatapnya langsung memeluk Isyana hangat. Ia menenangkan Isyana. Dalam pelukan Sekretaris Jung, Isyana menumpahkan tangisannya.
"Nangis aja, Na" Ujar Sekretaris Jung. Isyana hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku mau kasih surat pengunduran diri ke atasan, tapi aku capek. Sekretaris Jung, bisa kan bantuin aku?"
"Iya, bisa, Na. Udah, ah. Jangan nangis mulu"
Isyana mengangkat kepalanya sambil menghapus air mata di wajahnya.
"Terima kasih, ya, Sekretaris Jung" Ujar Isyana.
"Sama-sama. Santai saja" Balas Sekretaris Jung.
"Kamu udah kayak kakak aku aja"
"Anggap saja seperti itu. Aku malah senang" Balas Sekretaris Jung.
Isyana berhenti menangis. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 4 sore. Isyana mohon ijin untuk pergi sebentar lalu beranjak dari tempat itu setelah menyerahkan surat pengunduran diri kepada Sekretaris Jung. Ia keluar dari gedung perusahan. Bukannya pulang, ia malah mampir ke minimarket kantor lalu menghampiri taman kantor. Ia duduk di salah satu bangku di sana sambil meminum minuman yang ia beli tadi.
Isyana menatap langit dengan tatapan sendu. Ia menahan air mata yang ingin keluar. Senja hampir tiba. Ia melihat sekitarnya. Ia meminum kembali minumannya.
Cukup lama ia di sana. Hampir satu jam ia duduk sendirian di taman itu lalu ia berdiri dan kembali ke dalam kantor. Banyak karyawan yang sudah keluar untuk pulang. Beberapa karyawan lain yang berpapasan dengan Isyana, memasang senyum untuk menyapa Isyana. Berbeda dari biasanya, saat ini, Isyana dipandang cukup terhormat karena insiden kemarin memberitahu banyak karyawan bahwa Isyana adalah kekasih Sehun.
Saat ia kembali ke meja kerjanya, Sekretaris Jung masih di sana dan sudah bersiap-siap.
"Kamu tidak pulang?" Tanya Sekretaris Jung.
"Iya, ini juga mau pulang" Jawab Isyana.
"Ya sudah. Segera pulang" Balas Sekretaris Jung lalu pergi. Tersisa Isyana sendirian di sini.
Ia duduk lalu bergegas. Besok ia sudah tidak kembali ke kantor ini. Ia sudah menyerahkan surat pengunduran dirinya hari ini. Ia menghela nafas pelan lalu menatap ruangan Sehun penuh harap dan penyesalan. Isyana berdiri lalu siap pergi.
Namun, baru beberapa langkah, suara pintu terbuka terdengar dan dalam waktu cepat, Isyana bisa merasakan ada yang memeluknya dari belakang. Pelukan yang erat. Seakan tidak ingin salah satu melepaskan.
Isyana menutup matanya sambil menarik nafas panjang lalu menatap lurus ke depan dengan penuh rasa lelah. Ia hembuskan nafas kasar. Isyana mengetahui siapa orang yang memeluknya. Ia berusaha melepaskan pelukan itu, namun Sehun lebih kuat. Ia tidak bisa melepaskannya.
"Kak Sehun..." Isyana terlihat tidak nyaman, tapi Sehun tidak juga menggubrisnya. Berulang-kali Isyana berusaha ingin melepasnya, namun tidak bisa.