09 -- Jeruji Tanpa Besi

15.2K 2.2K 324
                                    

Aku agak riweuh minggu ini. Tahu dong kenapa???

Gara-gara cowok cakepku ini nih. 😍

 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuklah, yang pernah ngaku cinta sama mereka dibeli dong ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuklah, yang pernah ngaku cinta sama mereka dibeli dong ya. Ada yang baru dan ada yang berbeda di dalamnya (Terutama Abyan nih, lumayan beda banget dari versi wattpadnya )

Untuk mengetahui lebih lanjut, bisa ditanyakan ke WA penerbit 0877 6966 6689 ,FB: Karos Publisher, IG : karospublisher .

Dan jangan takut keberatan ongkir ya. Ada reseller2 di kota kalian yang siap memperingan ongkir kalian itu. Untuk tahu daftar resellernya boleh deh japri via wattpadku atau wa di 085394677424 untuk kemudian aku bantu arahin ke reseller terdekat.

Dibeli please, dibeli. Biar aku ndg terlalu malu sama penerbitnya gitu. 😆😆😆

- - - - -

Jika ditilik dari proses yang kupantau, kemoterapi jadi tak seberapa menakutkan. Terhitung sederhana, tak sedramatis alur dan kesan yang diceritakan oleh banyak judul sinetron yang bertebaran. Aku sedikit merasa tertipu namun sekaligus didera lega, karena sungguh, bayangan mengenai Ayah yang harus melakukan kemoterapi sempat membuatku dirongrong ketakutan.

Dan kalau tidak salah, hanya ada satu kateter yang ditanam di tubuh Ayah sebagai jalan untuk aliran beberapa jenis obat yang tersimpan dalam satu kantong infus. Tak ada pisau bedah atau alat-alat canggih lain dalam beberapa jam proses pengobatan itu. Benar-benar hanya ada jarum suntik dan selang tak seberapa panjang sebagai medianya. Semua terlihat normal, seluruhnya dalam keadaan tenang tanpa panik. Ayah bahkan tak perlu dibius, hampir tak kulihat ringisan sakitnya. Dia dalam keadaan sesadar-sadarnya, sampai-sampai terus mengulum senyum kepadaku.

KEMBALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang