Mark memicingkan mata ke arah kapal bewarna hijau kusam yang kira-kira berjarak dua kilo meter dari pelabuhan. Lampu yang temaram membuat indera penglihatannya tidak bekerja dengan baik. Tapi dengan bantuan teropong kecil yang dia simpan di dalam saku, Mark bisa memastikan bahwa tugasnya hampir selesai.Mark sudah mengantuk. Dia seharian ini mencari tempat tinggal. Deadlinenya sampai kapal datang di dini hari. Saat semua nelayan memilih melaut. Saat suasana pelabuhan mati suri. Hanya ada beberapa orang yang berkeliaran. Itupun sudah Mark suap dengan sekaleng bir penuh uang. Semua suka uang. Mark juga. Dan adanya dia di sini, karena uang itu.
Sekitar lima belas menit kemudian, sebuah mobil peti kemas dengan lampu padam masuk ke dalam peabuhan. Di dalamnya puluhan pengangkut barang turun. Mereka bisa memindahkan barang dengan cepat. Karena sejak bertahun-tahun mereka dibayar untuk belajar mengangkut barang dengan benar. Cepat. Efektif. Dan efisien. Bayarannya sangat mahal. Bahkan lebih mahal dari pada manajer perusahaan retail terbesar di Korea.
Jopok tidak main-main dalam menangani sebuah kasus. Mereka dibayar sesuai kemampuan. Tanpa jejak. Tanpa suara. Tanpa bicara. Semua indera anggota Jopok sudah dibeli. Oleh klien mereka yang percaya bahwa Jopok adalah satu-satunya mafia terbesar di Korea. Bagi yang tidak percara, Mark bersungguh-sungguh soal, mereka bukanlah orang Korea.
Mark melipat tangannya di atas dada. Beberapa orang sibuk mengikat tambang agar kapal tidak berlayar berbalik arah. Sementara puluhan lain menarik peti demi peti berisi sesuatu yang mahal. Sesuatu yang didapatkan secara illegal. Sebab Jopok hanya berurusan dengan sesuatu bernama illegal. Mereka benci berhubungan dengan segala macam soal administrasi. Yang sangat mahal dan penuh aturan. Jopok bertugas menyederhanakan sesuatu. Misalnya, jual beli barang yang dilarang.
Korea punya peraturan khusus mengenai kepemilikan senjata api. Baik model revolver, laras pendek sampai laras panjang. Semua laki-laki di Korea, tanpa kecuali dirinya pernah belajar bagaimana caranya menjadi penembak jitu pada saat menjalani wajib militer. Pengalaman itu tidak akan pernah mereka lupakan. Mark juga. Karena itu sebagian besar laki-laki Korea belakangan ini suka memiliki senjata api yang pernah mereka gunakan. Situasi itu dimanfaatkan oleh pedagang illegal. Dari daratan Tiongkok mereka menyewa jasa antar bernama Triad. Lalu di semenanjung Korea, pelabuhan Busan, semuanya diambil alih oleh Jopok.
Pemindahan barang tersebut sengaja dibarengi dengan beberapa barang lain yang akan diantar ke Daegu. Di sana keamanan distribusi senjata akan sangat aman. Sebab, semua suka uang. Dan petinggi Jopok memastikan bahwa semua pihak keamanan di Daegu menerima uang yang mereka inginkan. Bisnis ini jadi begitu mudah. Ketika mereka semua dihadapkan apa yang mereka inginkan. Uang.
"Tembak mereka yang masih bekerja di atas jam tiga. Semua harus sudah rapi. Siapapun yang bergerak mencurigakan di waktu tersebut, kalian berhenti. Kalian tahu berhenti apa maksudku," kata Mark setengah berteriak dan setengah mengerang.
Sementara semua pesuruh, yang digaji lebih mahal dari manajer itu bergerak halus. Mereka tahu ritme waktu yang diberikan. Mereka juga tahu sampai mana kemampuan mereka bekerja. Di Jopok mereka diajarkan berhitung. Bukan berhitung untuk mencari luas permukaan kubus. Bukan seperti itu. Karena mereka tidak perlu mengukur luas permukaan bak mandi. Itu bukan pekerjaan mereka.
Tapi mereka diajarkan berhitung kemampuan. Dengan kemampuan yang mereka miliki, akan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk mengangkat beban sebanyak itu. Mereka diajarkan berhitung bukan dengan tanda kali, bagi, tambah dan kurang. Mereka diajarkan berhitung melalui insting. Hal yang sangat bermanfaat bagi pekerjaan penuh tantangan ini.
Untuk satu mobil peti kemas, Mark dan pasukannya membutuhkan waktu satu setengah jam. Sementara idealnya, semua aktivitas di dalam pelabuhan tersebut akan dimulai dua jam lagi. Artinya, Mark masih punya kesempatan untuk berkeliaran di sekitar sana. Membaca denah tempat yang akan dia tinggali. Dia harus tinggal di sana sampai pihak Triad memastikan bahwa tidak ada barang tersisa.
Ada tiga puluh mobil peti kemas siap mengangkut senjata illegal tersebut. Semuanya di simpan di dalam gudang tersembunyi. Sebuah pulau kecil, yang bahkan akan tenggelam ketika pasang disewa oleh Jopok untuk bisnis ini. Pulau yang juga tidak ada di peta manapun. Jadi dia membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk tinggal di sana.
Anggota Jopok tidak dilatih untuk takut. Meskipun tinggal di luar lingkungan Jopok selama lebih dari seminggu akan sangat berbahaya. Tapi Mark menyukainya. Inilah kesempatan dia membuktikan bahwa tidak ada yang mengalahkan kekuatan Jopok.
xxx
Kalau semua orang berpikir jika Jopok adalah organisasi dunia bawah yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, mereka salah. Mark tahu betul petinggi Jopok sangat memedulikan kemampuan yang dimiliki anggotanya. Jika pemerintah baru saja mengembangkan sekolah potensial. Maka Jopok sudah menerapkannya semenjak berdekade-dekade lalu.
Anggota Jopok tidak pernah dipaksa untuk pintar dan bersertifikat. Petinggi Jopok mengelompokkan anggotanya sesuai potensi. Setiap orang punya kelebihan. Mereka tidak akan meremehkan anggota yang hanya pintar memasak. Mereka juga tidak menganggap mudah anggota yang hanya bisa menggambar. Justru dengan kemampuan mereka yang berbeda dari banyaknya kemampuan yang ada, Jopok memiliki kekuatan yang tidak tertandingi.
Jopok punya anggota yang mampu menguasai puluhan bahasa. Mereka juga punya akuntan hebat. Bahkan sebagian besar dari anggota Jopok mengenyam pendidikan di luar negeri. Menyembunyikan identitas mereka bertahun-tahun. Dan mengembangkan potensi di luar akademik untuk menjadi lebih sempurna. Karena itu mereka salah besar, jika mengangap Jopok hanya bermodal otot.
Mark sendiri merupakan salah satu mahasiswa yang lulus dari Peking University. Universitas terbaik se Asia. Mengambil jurusan manajemen bisnis. Hal itu yang membuat dia kini memimpin bisnis jual beli senjata illegal ini. Karena dia pandai mengatur. Pintar memanajemen sebuah kelompok.
Sekarang Mark sedang melihat ke arah laut yang tampat tenang. Di sudut terujung dia bisa melihat para nelayan menjual hasil tangkapannya pada tengkulak. Hal yang menurutnya sangat lucu. Baginya, orang-orang yang bekerja dengan keras, menaati peraturan yang hanya menguntungkan satu pihak, mendapatkan sedikit uang adalah lelucon.
Mark tahu jika semua orang punya kesempatan yang sama. Jopok bukan lagi sesuatu yang dirahasiakan. Para nelayan itu, bisa masuk Jopok. Kalau mereka tidak pandai berkelahi atau mengangkat peti-peti berat, mereka hanya perlu memilah ikan berkualitas atau tidak di dapur. Membantu pada juru masak. Lalu mereka akan digaji puluhan kali lipat dibandingkan menjual hasil tangkapan semalam suntuk ke tengkulak.
Sayangnya, sebagian besar warga di negara ini suka diatur. Menyukai peraturan. Menjaga semua ketertiban. Sungguh lucu.
Sesuatu berhenti di atas kakinya. Sebuah benda bulat yang orang sebut bola. Mark melihat anak-anak yang bermain di lapangan menatapnya. "Paman lempar bolanya," kata salah satu dari mereka. Tapi Mark diam. Dia tidak melakukan apapun. Hanya menatap sinis ke arah mereka.
Mark mendengus. Dia membenci situasi seperti ini. Karena itu, dia lebih memilih beraktivitas pada malam hari. Pada saat semua orang mungkin kehilangan kemampuannya melihat. Jadi, Mark tidak perlu menyembunyikan sifat liciknya. Jika sekarang malam hari, Mark akan menghancurkan bola itu. Beraninya mereka merusak ketenangan seorang Mark.
Tapi, karena ini siang hari, dan dia sedang menyamar, maka yang Mark lakukan adalah mengambil bola tersebut. Tersenyum semanis mungkin. Dan melemparkannya ke arah segerombolan anak itu. "Berusahalah, sampai kalian jadi atlet nasional!" katanya dengan lantang sambil melambaikan tangannya.
Sampai dimana kalian juga merasa bangga menjadi budak negara.
xxx
Sudah bab dua gengs. Menurut kalian gimana ? BTW kalian baca Station nggak? Kemarin aja bilangnya pengen yang beda, pas aku kasih yang mellow-mellow langsung baper. Ini justru ditinggalkan. Ayo komentar biar aku semangat lanjutinnya.
Tadinya aku nggak mau nulis hari ini. Karena seperti yang aku bilang, Station bakal ditulis kalau Chrysantheme sudah aku up. Cuma kemarin aku nggak nafsu nulis. Karena naskah ini kayaknya kurang menarik bagi kalian huwahahahaha.
Tapi, kebetulan aku lagi lembur. Dan pengen rileks sebentar. Terus iseng liat plot yang sudah aku susun untuk naskah ini. Jadilah yah, aku nulis. Monggo dikomentarkan. Hahahaha. Kritik aja kalau membosankan.
![](https://img.wattpad.com/cover/181120476-288-k120453.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysanthème ✔
FanficChanyeol sedang di dalam misi menangkap bandit kelas kakap Korea Selatan. Lalu dia bertemu dengan Seungwan. Perempuan cantik yang tinggal di rumah bawah. Seungwan menjelma menjadi kelemahan Chanyeol. Menjadi target baru bandit bernama Jopok. Mark Tu...