30. Percaya Chanyeol

710 142 19
                                    

Seungwan mungkin goyah pada apa yang Donghee sampaikan. Tapi saat Chanyeol ada di hadapannya, dia merasa tidak perlu khawatir atas apapun.
Meskipun, ada bisikan-bisikan jahat yang mungkin memaksanya segera memutuskan hubungan itu. Dia menampiknya dengan keras. Tidak. Dia tidak mau pergi.

Seungwan pernah ditinggalkan begitu saja. Oleh Yoongi. Lalu hidupnya terpuruk. Menjadi berantakan. Tidak percaya pada cinta. Selama dua tahun dia terjebak oleh perasaannya sendiri. Dan sekarang setelah dia menemukan penggantinya, dia diminta untuk pergi. Jawabannya tentu saja tidak.

Dibandingkan Yoongi, Chanyeol sudah banyak membuat Seungwan berkorban. Dia pernah hampir mati. Dia pernah hidup ketakutan. Bahkan sekarang dia tengah mengandung calon anak Chanyeol. Jadi, dia tidak punya alasan untuk berhenti. Kecuali Chanyeol memang menginginkannya berhenti. Itupun dia akan meyakinkan terlebih dahulu, apakah Chanyeol benar-benar menginginkan kepergiannya.

Tapi, melihat laki-laki itu berada di hadapannya. Bersikap seperti biasanya. Seungwan merasa cukup lega. Sikapnya menjadi jawaban atas keraguan yang dia rasakan. Tidak ada yang perlu dia khawatirkan. Pekerjaan Chanyeol dan dirinya adalah dua hal yang berbeda. Dan Seungwan, demi apapun siap memaklumi setiap pekerjaan lelaki itu.

"Kamu terlihat mengkhawatirkan sesuatu," ujar Chanyeol yang kini sedang mengelap punggung tangan Seungwan. Setelah beberapa hari harus menerima beberapa perawatan akhirnya, tubuh yang sudah lengket kini dibasuh air. Dengan bahan yang dicelupkan air hangat.

Seungwan tersenyum semanis mungkin. Chanyeol adalah lelaki manis di hadapannya. Karena itu dia menanggapi pertanyaan itu dengan sikap yang manis juga. Dia hampir tidak punya alasan lagi untuk tidak tersenyum. Menyadari lelaki yang dia sukai juga menyukainya. Adalah hal yang paling membahagiakan.

Mengetahui Chanyeol menyadari kerisauannya membuat Seungwan terenyuh. Laki-laki itu punya radar yang kuat. Mungkin karena pekerjaannya memaksa untuk lebih peka dengan situasi lingkungan.
Chanyeol jadi lebih cepat tahu apa saja yang dia pikirkan dan rasakan. Seperti saat ini. Mungkin laki-laki itu tidak tahu bahwa Shin Dong Hee ke kamar ini. Meminta Seungwan pergi dari hadapan Chanyeol. Tapi, lelaki itu tahu kalau dia sedang memikirkan sesuatu. Yang cukup penting.

"Seseorang memintaku untuk berhenti berada di sekitarmu. Menurutmu apa yang harus aku lakukan? Mempertimbangkan apa yang sudah aku lakukan sejauh ini. Misalnya, hampir mengorbankan nyawa hanya untuk menarik perhatianmu," kata Seungwan sangat tenang. Seolah kalimat yang sempat disampaikan Donghee itu hanya sebuah sapaan. Untuk mengeratkan hubungan mereka.

Chanyeol mencoba menelisik tatapan Seungwan. Tidak ada keraguan atau kekhawatiran bahkan kesedihan dia temukan dalam tatapan itu. Seungwan sangat tenang. Dia terlihat baik-baik saja. Tidak berusaha mendramatisasi keadaan. "Seseorang yang bukan Sooyoung dan Taeyeon? Benar kan?" Chanyeol memastikan.

Ingatan soal mobil Donghee yang diparkirkan di basemen rumah sakit kembali mengusik Chanyeol. Mungkinkan lelaki itu? Chanyeol tidak percaya jika kepala Dewan turun langsung untuk mengurusi kisah pribadi anak buahnya. Ini terlalu berlebihan. Dan dia tidak suka kehidupannya diusik. Bukankah dia sudah berkerja dengan baik?

"Apa saja yang seseorang itu bilang padamu?" Chanyeol berusaha tenang. Meskipun rasanga ini mengesalkan.

Seungwan berusaha menggamit tangan Chanyeol. "Dia bilang jika misi di Busan adalah kegagalanmu yang pertama. Dan itu semua penyebabnya adalah, aku. Well aku tidak mau melepasmu. Setelah apa yang aku lalui. Aku mempertaruhkan nyawa untuk rasa percaya yang aku miliki kepadamu. Jadi, aku perlu berkonsultasi. Apakah benar, keberadaanku sebenarnya adalah hal yang salah?"

"Tidak. Tentu saja. Setiap manusia paling tidak harus gagal untuk naik kelas. Aku tidak merasa kegagalanku di Busan karenamu. Bagaimana bisa dia menyimpulkannya begitu saja ? Ini hanya kebetulan. Kebetulan aku bertemu dengamu di tengah misi yang cukup mustahil," kata Chanyeol menanggapi pertanyaan Seungwan.

Gadis itu memindahkan genggaman tangannya ke arah wajah Chanyeol. Lalu mengusap jemarinya yang lentik. Jemari yang tidak habis menutupi sebagian wajah lelaki itu. Sama seperti sebelumnya. Seungwan hanya akan percaya. Dan menunggu lelaki itu membuktikan pernyataannya.

"Oke. Aku percaya. Aku tidak akan pergi. Sampai kamu yang memintanya," kata Seungwan yang menutup percakapan itu dengan satu kecupan di puncak hidung mancung Chanyeol. Satu-satunya hal yang ingin dia lakukan saat itu. Sementara Chanyeol menahan tubuh gadis itu. Melingkarkan tangannya di sekitar pinggul Seungwan. Menghiruo wangi body mist yang baru saja Seungwan bubuhi.

Sialan. Laki-laki itu sudah menyandu.

×××

Son Seungwan akhirnya mendapatkan izin untuk keluar ruangan di hari ke tujuh dia terbaring. Dengan Chanyeol yang siap mendorong kursi roda. Mengajaknya berkeliling rumah sakit. Yang mungkin akan segera dia tinggalkan. Berbaring lebih lama lagi akan membuat gadis itu merasa lebih stres dari biasanya.

Percakapan mereka soal yang disampaikan Shin Dong Hee berhenti begitu saja. Chanyeol tidak masalah dengan kegagalannya pada misi di Busan. Tidak mempermasalahkan soal gagalnya dia menduduki jabatan yang akan Taeyeon tinggalkan. Dia tidak pernah berpikir sejauh itu untuk menyalahkan keberadaan Seungwan. Karena dia memaklumi kegagalannya sendiri.

Berjalan berdua dengan tenang selalu menjadi hal yang Chanyeol sukai. Beberapa waktu lalu dia suka mengantar Seungwan ke sekolah meskipun kantuk menyerang. Dia suka menghabiskan waktu hanya untuk mengelilingi kawasan pedesaan bersama Seungwan. Dan sekarang meskipun belum bisa kemana-mana, cukup mengelilingi rumah sakit saja.

"Kamu, kalau dingin, bilang. Kita bisa cepat masuk. Dokter kamu agak cerewet soalnya. Kamu sakit dikit aku yang diomelin," rengek Chanyeol yang mengeratkan selimut kepada tubuh Seungwan. Sementara gadis itu hanya diam dan menatap setiap sikap Chanyeol yang hangat.

Musim dingin segera berakhir. Musim semi akan segera datang. Dan mungkin dia akan menggantung beberapa mantel yang sempat dia gunakan. Bersama Chanyeol mungkin musim semi ini akan lebih hangat daripada biasanya. Laki-laki itu mungkin akan bersedia menghabiskan waktu dengannya. Sambil menunggu musim dingin datang lagi.

Musim semi di Busan akan selalu lebih menarik dibandingkan dimanapun. Jadi dia merindukan rumahnya. Merindukan Irene, Seulgi dan Junmyeon. Dia ingin menghadiri festival musim semi. Melihat parade persiapan pekan film nasional. Dia juga ingin menyesap americano hanya untuk menyadari. Ada yang lebih pahit dalam hidupnya.

Busan punya banyak cerita. Yoongi, Chanyeol, Mark adalah segelintir dari ribuan kisah yang tidak ingin dia lupakan. Busan adalah rumah yang memberikan kehangatan pada saat dingin datang. Dan mampu mendamaikan ketika panas tiba. Jadi ketika dia sembuh nanti, dia ingin bilang pada Chanyeol bahwa dia ingin kembali ke sana.

"Bagaimana dengan Mark, Chan? Apakah dia sudah ditangkap?" Kata Seungwan. Sejak tiba, dia tidak tahu bagaimana situasi kasus yang menyeretnya sebagai korban. Jadi dia mulai penasaran sekarang.

Chanyeol menghentikan kursi roda Seungwan lalu berjalan ke hadapannya. Bersimpuh di sana. "Ini yang aku takutkan. Mark diduga pergi ke China. Kami masih berupaya untuk menemukannya," kata Chanyeol.

Seungwan mengangguk paham. "Kalau Dorine?" Taerakhir Seungwan tahu, perempuan paruh baya yang sempat merawatnya itu ada di dalam ruang baku tembak. Bersama Sooyoung dan Taeyeon. "Aku.. mengkhawatirkannya," kata dia lagi.

Chanyeol meraih tangan Seungwan yang masih tersambung dengan tabung infus. "Cepat atau lambat, kamu memang harus tahu. Dorine meninggal dalam baku tembak. Aku tidak tahu bagaimana jelasnya. Tapi Dorine menjadi satu-satunya korban meninggal dalam baku tembak tersebut," kata Chanyeol lagi.

Seungwan tentu tercekat. Dia masih ingat bagaimana Dorine terakhir kalinya mengacungkan senjata laras pendek ke arah mobil mereka. Matanya yang sering kali mengatakan bahwa dia lelah melakukan banyak hal hanya karena dia pernah menikah dengan anggota organisasi kotor itu.

Chanyeol tahu, sulit bagi Seungwan. Perempuan ini telah memberikan perhatian yany besar pada Dorine. Karena itu dia memaklumi ketika wajah Seungwan tertunduk. Menyembunyikan tangisnya. Kini, saatnya dia bertugas menjadi laki-laki yang begitu mencintai perempuannya. Menguatkan Seungwan.

×××

Unedit. Tolong dimark yg salah. Aku lagi di luar nih kawan2 wkwkwk.

Jgn lupa. Ditinggalkan jejaknya heheheh.

Chrysanthème ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang