34. Keputusan

770 142 16
                                    

Seungwan berhamburan ke dalam pelukan Chanyeol yang masih lengkap debgan seragam bertarungnya. Tidak peduli jika lelaki itu menguarkan bau bakar yang kuat. Sepanjang hari dia mencari tahu keadaan Chanyeol. Dan beberapa saat setelah dinyatakan selamat, Chanyeol ada di hadapannya sekarang.

Chanyeol bahagia luar biasa. Dulu, ketika dia selesai menyelesaikan misi. Dia tidak pernah merasa sebahagia ini. Menyadari ada yang menunggumu kembali setelah selesai berkerja. Membuat dia bersemangat. Lebih terbakar dibandingkan motivasi manapun.

Seungwan menangis di dalan pelukannya. Membuat Chanyeol semakin mengeratkan pelukan. Dia mengecup puncak kepala calon ibu dari anaknya. Menghirup aroma vanila yang menguar dari tengkuknya. Tempat favorit yang ada di tubuh Seungwan. Dan dia ingin terus berlama-lama di sana. Di ceruk leher Seungwan.

Youngmi dan Yoora menjadi canggung sekarang. Ini bukan misi pertama untuk Chanyeol. Tapi, melihat Chanyeol memeluk perempuan itu, mereka jadi tahu, jika Seungwan memiliki apa yang dibutuhkannya. Mereka hidup saling bergantung. Seungwan menyerahkan hidupnya sendiri kepada Chanyeol. Dan begitu juga sebaliknya.

Sekitar tiga menit, pelukan itu tak sedikitpun melonggar. Youngmi bahkan harus berdekhem dulu untuk membiarkan mereka tahu. Kalau ada orang lain di dalam ruangan itu. Hingga akhirnya Seungwan yang mendorong pelan tubuh Chanyeol. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nggak mandi dulu, Chan?" Tegur Yoora. Dia menatap kesal adiknya. Pada saat-saat tertentu, Chanyeol memang menyebalkan. Misalnya sekarang. Dia tahu betul sebesar apa keinginan Chanyeol untuk bertemu dengan Seungwan. Dia bahkan tidak berkemas dulu. Memperbaiki keadaannya yang buruk. Mandi atau sekadar berganti baju.

Seharusnya, Chanyeol menyadari jika lelaki itu kini menjadi pusat perhatian. Beberapa suster yang dilewatinya. Dan dokter yang terlihat bergeleng ketika menyadari bahwa ada seorang prajurit yang datang. Tidak bisakah Chanyeol menahan diri untuk hari ini saja?

"Kamu tidak pernah terlihat se-bersemangat ini. Chan. Bisa beritahu kakakmu apa yang terjadi? Kupikir, kamu akan segera menceritakan apapun terutama soal Seungwan," kata Yoora. Dia menarik Seungwan agar kembali duduk di atas sofa. Lalu menyerahkan sekaleng coke untuk dinikmati Chanyeol.

Youngmi ikut duduk di antara mereka. Dia awas. Kalau-kalau ada beberapa hal yang tidak diceritakan Chanyeol kepadanya. Namun akan dia ceritakan kepada Yoora. Sebagai satu-satunya orang tua yang dia miliki, maka Youngmi harus tahu.

Chanyeol merasa bingung. Karena dia merasa tidak ada yang perlu dia sampaikan kepada mereka semua. Dia dan Seungwan berhubungan drngan baik. Dan itu yang diharapkan oleh dua orang tua yang kini seolah-olah akan menceritakan apa yang tidak mereka ketahui. Menunggunya dengan antusias yang besar.

Setelah meneguk coke yang diberikan Yoora, Chanyeol melepas jaket pelurunya. Kemudian seragamnya. Menyisakan sebuah kaos putih polos dan tipis. Memperlihatkan tubuhnya yang kekar dan besar. Yoora berdecak kesal. Dia di sana bukan melihat aksi pornografi dari adiknya.

"Kenapa sih? Kok semuanya lihatin aku begitu?" Tanya Chanyeol.

"Kamu nggak mau membicarakan waktu pernikahan? Kalian akan menikah kan?" Kali ini suara Youngmi bersahut. "Sebentar lagi perut Seungwan membesar. Kamu masih nggak mau ikat dia dalam pernikahan?"

Seungwan yang tidak menyangka pertanyaan itu akan muncul segera melihat ke arah Youngmi. Sementara Chanyeol tersedak dengan coke yang masih berada di pangkal tenggorokannya. Ya ampun, kenapa pertanyaan ini muncul di saat dia baru kembali dan memikirkan sebuah keputusan antara dua pilihan yang sama-sama berat.

×××

"Memangnya, kamu mau menikah sama aku?" Suara kecil Seungwan membuat Chanyeol segera mengalihkan tatapannya. Dia juga masih berpikir, apakah pernikahan perlu dilakukan. Karena tanpa pernikahanpun dia akan tetap bertanggung jawab.

Chrysanthème ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang