31. Yoora Antusias

718 136 28
                                    

Tak ada bedanya. Mark sebagai salah satu anggota Jopok juga kerap kali hidup dalam pelarian. Bertepatan dengan kembalinta dsri markas utama. Perbatasan sudah banyak dikunjungi orang-orang. Sebagian besar rumah sudah diamankan oleh beberapa orang bersenjata dan berseragam. Membuat Jackson dan Mark memutuskan untuk memutar. Keluar perbatasan melalui jalan yang berbeda.

Mark tidak ingin menduga sesuatu. Dia merasa jika mungkin sudah saatnya Jopok merekrut orang kompeten lainnya. Membiarkan perbatasan hancur. Dia juga tidak ingin mempermasalahkan siapa yang menghancurkannya. Meskipun memang butuh waktu yang agak lama untuk menghancurkan pebatasan tanpa tangannya sendiri.

Mark dan Jackson memilih kembali ke markas pusat rencananya dia akan segera menginformasikan soal kehancuran perbatasan. Sehingga anggota lain segera memblokade akses perbatasan menuju Markas Pusat. Tapi sayangnya perjalanan itu akan memakan energi yang lebih banyak. Mark yang lelah mungkin lengah. Ketika salah satu anggota NIS melihat bayangan dan jejak mobil box milik Mark. Jalan menuju markas pusat.

×××

Untuk semua yang mendapatkan pesan.
Pengerahan pasukan ke kordinat. Dilengkapi senjata.

Chanyeol baru aku memotong apel ketika dia mendapatkan pesan itu. Seungwan di hadapannya sedang serius menonton tayangan drama akhir pekan. Seharusnya dia langsung pergi. Tapi, Chanyeol memilih untuk melihat kordinat yang dikirim pusat.

Kordinat perbatasan.

Mungkin ada sesuatu terjadi sehingga NIS membutuhkan banyak pasukan untuk menghadapi masalah ini. Lagi-lagi dia mengalihkan tatapannya ke arah Seungwan. Dia merasa khawatir akan menambah tekanan terhadap gadis itu jika dia mengatakan bahwa markas pusat menyuruhnya mengikut misi.

Seungwan sadar dengan kegelisahan Chanyeol yang mendadak. Sehingga, dia mengalihkan tatapannya dari televisi ke arah Chanyeol yang masih fokus dengan layar ponselnya. Mungkin ada tugas yang coba Chanyeol harus selesaikan. Namun melihat keadaan Seungwan yang masih belum siap. Chanyeol merasa perlu mempertimbangkannya.

Seungwan bergerak pelan. Melipat kakinya. Beputar untuk menatap Chanyeol. Mengalihkan fokus lelaki itu. Lalu mengulum senyumnya. Membuat Chanyeol membalasnya. Tapi Seungwan tahu, ada hal besar yang coba Chanyeol sampaikan. Dengan hati-hati. Berusaha sekeras mungkin untuk tidak melukainya.

"Aku nggak akan melarang kamu pergi. Sayang. Aku sadar satu hal. Mencintai kamu, adalah hal yang harus aku lalukan dengan sungguh-sungguh. Menyeluruh. Aku sayang, suka, cinta kamu. Karena kamu adalah Park Chanyeol. Menjadi apapun kamu nantinya. Aku akan selalu sayang kamu.

"Aku nggak bisa memaksa kamu untuk milih aku saja. Sementara sudah lama kamu menaruh perhatian besar untuk menjadi anggota NIS. Kalau kamu takut, aku pergi karena kamu memprioritaskan pekerjaan kamu,

"Kamu salah. Aku akan disini. Mendukung kamu. Seenggak sukanya aku dengan aktivitas kamu. Akan kalah dengan rasa sayang aku. Jadi, apapun yang mau kamu sampaikan setelah ini. Aku akan menghargainya. Karena itu tugasku. Tugas seseorang yang akan mendukung lelaki gang dicintainya."

Chanyeol harusnya beruntung. Karena dia mendapatkan seseorang seperti Seungwan. Baik hati. Tidak egois. Dan berusaha mengerti keadaan Chanyeol. Satu juta dibanding satu. Dan Chanyeol berjanji akan membahagiakan gadis itu dengan apa yang dia bisa lakukan. Sudah miliki.

Chanyeol meraih kepala Seungwan untuk dirangkulnya. Meletakkannya di atas dada bidangnya. Membiarkan Seungwan mendengar bagaimana euforia yang dirasakan jantungnya ketika berada di rongga dadanya. Antusias yang kadang membuat dia sesak setengah mati.

"Janji sama aku satu hal ya. Tetap selamat. Aku nggak mau ketemu laki-laki lain selain kamu," kata Seungwan membalas pelukan itu. Begitu erat. Begitu hangat. Membuat mereka berdua mabuk karena telah mencium aroma tubuh masing-masing.

×××

Youngmi super antusias ketika Chanyeol mengirimnya sebuah pesan. Nomor kamar Son Seungwan yang beberapa waktu lalu mereka perbincangkan. Dia penasaran seperti apa perempuan yang membuat Chanyeol bisa mempertimbangkan pekerjaannya itu. Yang dia pikir jika mungkin Chanyeol akan lebih mencintai pekerjaannya dibanding siapapun di atas muka bumi ini.

Yoora yang kebetulan ada di kondonium ibunya itu melihat risih gerak berantakan Youngmi. Terkadang menjatuhkan beberapa barang yang tidak jadi dibawa pergi. Tidak di masukkan ke dalam tas besar di atas meja. Yoora jadi penasaran kemana ibunya pergi selagi dia datang?

Biasanya, Youngmi lebih antusias dari apapun ketika dia kembali dan pulang. Membawa serta anaknya. Memilih menghabiskan wakti dengannya. Jadi dia ingin tahu apa yang membuat ibunya lebih antusias daripada kedatangannya.

Kecuali, jika Chanyeol ingin berhenti menjadi anggota NIS hanya karena dia diminta oleh kekasihnya. Karena Yoora akan jauh lebih antusias dari sang ibu.

Yoora membuka kulkas untuk mengambil sebotol mineral dingin. Kemudian menghampiri ibunya yang sedang memasukkan kimchi ke dalam boks makan. "Ibu mau kemana? Chanyeol minta ditemui atau apa?" Tanya Yoora.

Youngmi menggeleng. Lalu memasukkan boks makanan yang sudah ditutuo rapat itu ke dalam tas tangannya yang hampir penuh. "Aku akan bertemu dengan Seungwan. Pacarnya Chanyeol," kata Youngmi sambil memperlihatkan senyuman lebarnya.

Oke, Yoora mulai tertarik. Dia yang sedang meneguk mineral itu, jadi buru-buru agar segera selesai. Dan bertanya soal pertanyaan lain. Yang mungkin akan membuat dia semakin antusias. "Pacar? Chanyeol punya pacar?" Kata dia tidak percaya.

Yoora dan Chanyeol punya hubungan yang sangat baik. Karena itu dia merasa aneh ketika adik laki-lakinya tidak bercerita soal kekasihnya. Terakhir yang Yoora tahu, Chanyeol patah hati karena rekan kerjanya, yang dia sukai, Park Sooyoung memilih menikah dengan teman semasa SMA-nya. Beberapa tahun lalu. Dan Yoora pikir, Chanyeol membutuhkan waktu lebih banyak untuk mengobati hatinya itu. Sebab Sooyounglah, satu-satunya perempuan yang mampu menarik perhatian Chanyeol.

"Punya dong. Kamu nggak tahu aja, dua hari lalu dia datang ke Ibu. Sambil tanya, bu, kalau menurut ibu, apa aku memang harus berhenti?" Kata Youngmi menirukan kalimat Chanyeol. Meskipun dia tahu, Chanyeol tidak mengatakan kalimat itu dengan benar.

Yoora membuka mulutnya. Mustahil. Tidak mungkin Chanyeol melepaskan pekerjaan yang sangat dicintai oleh adiknya itu. "Mana mungkin, waktu itu kita mohon-mohon, Chanyeol tetap nggak mau. Cuma karena perempuan ini dia mau berhenti?" Yoora berdecak tidak percaya.

Youngmi tentu saja tetawa kecil. Sebab apapun tanggapan yang Yoora berikan sekarang. Sama sepertinya ketika menyadari bahwa Chanyeol begitu mencintai perempuan ini. "Karena itu ibu penasaran. Seperti apa perempuan ini. Mau ikut ibu? Chanyeol ada tugas mendadak. Dia memintaku untuk menjaga Seungwan beberapa hari."

Yoora? Tentu saja dia ikut. Dia juga penasaran seperti apa perempuan yang dikagumi adik laki-lakinya yang keras kepala itu.

"Menurut ibu, apakah perempuan itu cantik?" Tanya Yoora ketika dia ikut sibuk memasukkan berbagai barang yang akan dibawa ke rumah sakit. "Tapi omong-omong, kenapa perempuan itu di rumah sakit? Dia sakit?"

Youngmi yang kini sedang memilih pakaian yang cocok mendengus kesal. Tidak bisakah anak perempuan itu berhenti merecokinya. Karena dia ingin fokus tampil memukau di hadapan calon menantunya. Karena dia belum bertemu dengan Seungwan. Jadi dia harus berpenampilan menarik dulu.

"Bersiaplah jadi Bibi. Karena pacar Chanyeol sedang hamil," katanya.

Ya tuhan. Yoora sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Chanyeol ternyata punya sperma yang berkualitas.

×××

Tulisan ini udah ada dari subuh. Tapi akunya keboboan. Jadi baru diUp.

Kayaknya lima bab lagi kelar nih. BTW. Karena setelah Chrysantheme aku masih ada tugas sekuel 100 DOI, maka aku ga list work baru yaaaa.

Ayoo dibanjirin komentar lagyy.

Chrysanthème ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang