33. Baik-baik Saja

667 129 16
                                    

Seungwan menjatuhkan ponselnya. Youngmi segera menghampiri. Begitu pula Yoora yang masih berada di sana. Suara ledakkan itu begitu nyata. Dia bisa mendengar, sebelum semuanya hilang. Tawa kecil Mark yang menyeramkan. Chanyeol bersama Mark. Dan ini adalah fakta tak terbantahkan.

Derai air mata jatuh begitu saja. Tidak ada kalimat yang bisa Seungwan sampaikan. Dia tidak ingin mengatakan apa yang dia pikirkan. Lalu orang-orang mengaminkan. Chanyeol pasti masih hidup. Lelaki itu sudah berjanji untuk selamat. Dan Seungwan akan menagihnya.

Yoora mengambil ponsel Seungwan. Layarnya gelap. Hubungan telepon sudah diputus. Lalu dia kembali menyalakannya. Melihat daftar terakhir siapa yang dihubungi Seungwan. Chanyeol. Melihat kegugupan yang Seungwan tampilkan. Membuat Yoora urung untuk bertanya.

Yoora pamit. Dia berusaha menghubungi adik semata wayangnya. Nada putus terdengar. Dia mulai panik. Mulai berpikir apakah Chanyeol mengalami kesulitan. Membuat Seungwan cemas. Khawatir. Dan pucat. Yoora nampak yakin jika sesuatu sedang terjadi.

Satu hal yang membuat Yoora tidak segera bertanya pada Seungwan. Karena ibunya di sana. Mendengar kekhawatiran yang mungkin mereka pikirkan. Dan mengatakannya. Hanya membuat praduga yang tidak-tidak. Jadi dia berupaya memastikan informasi. Dibanding menyebarkan apa yang ia duga.

Yoora tidak segera masuk ke dalam ruang rawat Seungwan. Dia memilih untuk mengunjungi Sooyoung. Satu-satunya orang yang sempat dia kenal di divisi yang sama dengan Chanyeol. Salah satu orang yang mungkin bisa membuatnya tahu situasi apa yang sedang terjadi sekarang.

Kebetulan, Chanyeol sempat memberitahunya soal ruang rawat Sooyoung yang berada di lantai yang sama dengan Seungwan. Hanya selisih tiga kamar. Dan kini dia, sudah tiba di hadapan kamar itu. Karena rasa khawatirnya yang besar. Yoora segera memasuki ruang tersebut.

Sooyoung tidak sendiri. Sungjae sedang menuangkan bubur hangat buatan ibunya yang sedang diinginkan Sooyoung. Sementara Yoora akhirnya menyadari, jika dia sudah lancang. Memasuki ruang tidur orang lain tanpa permisi. Membuat dia menunduk kikuk dan memohon maaf. Karena mengganggu.

"Loh, Kak Yoora? Di rumah sakit juga?" Tanya Sooyoung yang memberikan sambutan hangat. Mereka sempat dekat. Ketika Chanyeol mengenalkan kakak perempuannya yang cantik itu. Mereka berhubungan dekat pada saat itu. Dan entah mengapa menjauh begitu saja.

Yoora mengangguk dan menarik kursi ke dekat ranjang Sooyoung. "Suamimu?" Tanya Yoora menunjuk Sungjae di hadapannya.

Saat itu, Sooyoung sedang menyuap bubur hangatnya. Lalu tersembur begitu saja. Ketika Yoora bertanya siapa Sungjae. Mereka berhubungan. Tapi bukan menikah. Mereka dekat. Tapi bukan menikah. Jadi Sooyoung bingung kenapa Yoora mengatakan bahwa Sungjae adalah suaminya.

"Apa aku salah?" Tanya Yoora. "Kupikir dia suamimu. Chanyeol bilang suamimu tampan. Dan dia cukup tampan bagiku," kata Yoora lagi.

Sooyoung akhirnya menyadari. Apapun yang Chanyeol beritahukan pada Yoora mungkin informasi bohong. Kalau laki-laki itu sudah kembali. Sooyoung akan meninjunya sebanyak mungkin. Yang benar saja. Dia belum menikah. Dan diberitakan menikah.

"Tentu saja kak Yoora. Aku belum menikah. Dia pacarku. Mungkin Chanyeol bercanda, dan Kak Yoora menganggapnya serius," kata Sooyoung, tertawa canggung. Setengah kesal.

Tapi, Yoora yakin jika Chanyeol bilang padanya kalau Sooyoung sudah menikah. Dia mendengarnya berkali-kali pada beberapa kesempatan. Saat dia ingin mengenalkannya pada beberapa perempuan cantik. Dia ingin memotong percakapan itu. Tapi dia ingat tujuannya kesini.

Bukankah dia perlu memastikan Chanyeol baik-baik saja. Karena dia harus bertanggung jawab pada kehamilan Seungwan.

×××

Chrysanthème ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang