Chrysanthème ✔

10. Siapa Dia

Di antara mencintai dan dicintai.
Yang paling menyakitkan adalah.
Dicintai. Mencintai. Tapi tidak bersama.

Seungwan kehilangan semangat. Pagi ini dia bilang kalau akan pergi ke rumah orang tuanya di Seoul. Padahal Seungwan tidak pergi kemanapun. Dia hanya duduk di atas kasur dan memantau televisi yang menayangkan apapun. Toh dia tidak benar-benar melihatnya.

Seungwan patah hati. Benar-benar patah hati. Apa dia seburuk itu sehingga selalu dipertemukan dengan laki-laki yang punya hubungan. Akan menikah. Dan sudah serius dengan perempuan lain. Seungwan merasa kembali dicampakkan. Lagi dan lagi. Dan rasanya selalu menjadi lebih sakit dari yang sudah pernah dia rasakan.

Seungwan pernah memilih untuk tidak peduli. Dia memilih untuk mengendalikan dirinya sendiri. Merasa semua bisa dilakukan sendirian. Sayangnya, hal itu tidak bertahan lama. Karena Seungwan kembali merasa kesepian. Dia selalu mengingat bagaimana rasanya ditinggalkan. Membuatnya merasa tidak pantas untuk siapapun.

Dia ingat bagaimana punggung Hoojung hilang di balik pintu rumahnya. Sehingga semuanya berakhir begitu saja. Bahkan ketika tidak ada satupun dari mereka yang pernah memulai. Atau mungkin hanya Seungwan yang merasa ada yang perlu dimulai. Karena disini hanya dia yang mungkin memiliki perasaan yang besar terhadap Hoojung. Bahkan disaat fase awal mereka bertemu. Hanya Seungwan yang penuh dengan harap.

Seungwan biasa patah hati. Terakhir bersama Yoongi yang paling berarti. Tapi bersama Hoojung juga. Padahal dia baru saja akan memulai. Memulai membuka sesuatu yang sudah lama dia tutup. Tapi selalu ada yang kembali menyadarkannya. Kalau. Rasa sakit akan selalu dekat pada rasa cinta. Seperti darah pada nadi. Mega pada petang. Dan pelangi pada hujan.

Sementara Seungwan terjebak dalam sebuah keresahan dan kesedihan. Chanyeol merasa ada yang salah pada dirinya. Padahal, dia tidak melakukan apapun. Tindakanmya pun tidak menyalahi norma sebagai anggota NIS. Dia hanya mencegah semua yang bisa terlibat semakin dalam memiliki hubungan dengannya. Begitupun Seungwan.

Jadi dia berusaha menghubungi Sooyoung. Rekan kerjanya yang kini berada di pinggiran Busan. Yang mungkin akan memberikan solusi atar rada bersalahnya. Meskipun dia yakin ini hanya soal dia yang merasa sangat tidak enak dengan Seungwan.

Chanyeol memahami perasaan gadis itu. Bagaimanapun dia pernah mencintai seseorang. Di waktu yang sudah lama berlalu. Tapi dia punya situasi yang sulit. Sehingga yang dia lakukan hanya diam. Membiarkan kekasih hatinya pergi. Meninggalkannya. Tanpa tahu apa yang dia rasakan.

Semenjak itu Chanyeol tidak pernah merasa harus membuka diri. Semakin besar dia memberikan hatinya. Maka semakin besar juga orang yang dia sayangi terlibat dalam setiap misi yang dia lakukan. Dan Chanyeol tidak mau melihat mereka semua terluka. Karena dirinya.

Tidak. Bukan cuma dengan pada orang yang dia sayangi. Pada orang yang tidak tahu apa-apa selain dirinya pun. Chanyeol memilih untuk tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun pada saat menjalankan misi. Karena dia tidak ingin merasa bersalah pada apa yang akan mereka dapatkan.

Biasanya, Chanyeol akan dengan mudah membedakan orang-orang terdekatnya. Pertama, dia bisa saja segera menyadari bahwa ada orang yang masuk ke dalam golongan orang yang akan dia sayangi. Seperti, keluarga, sahabat dan saudara jauh. Sementara lainnya, dia tidak mau membuat dirinya merasa bersalah. Hal yang demikian biasanya dialami pada orang-orang yang tinggal di sekitar tempatnya tinggal dalam menjalankan misi.

Sementara Seungwan. Kasusnya berbeda. Dia tidak tahu kemana Seungwan akan dikategorikan. Gadis itu bukan orang yang dekat dengannya secara emosional. Adapun hal dia lakukan terhadap gadis itu, hanyalah upayanya terlihat seperti warga pada umumnya.

Tapi, yang dia yakini. Seungwan bukan orang yang bisa dikategorikan dalam kelompok yang membuat Chanyeol merasa bersalah. Seungwan ada di posisi di atas itu semua. Karena itu. Sekarang dia bingung. Apa Seungwan baginya.