Selain anak kecil, Seungwan suka wangi caramel. Karena itu dia suka sekali masuk ke dalam kafe milik Joohyun yang menjual berbagai macam macaroons, kue coklat, biskuit sampai dengan cookies. Joohyun juga menjual berbagai macam roti yang bisa dibawa pulang. Seungwan akan selalu membawa dua atau tiga buah roti gagal untuk dimakan di rumah. Lumayan, bisa menghemat uang sarapannya. Lagi pula, Joohyun juga tidak keberatan.
Joohyun punya menu spesial di siang hari. Sebuah minuman segar di saat musim panas, sebuah minuman hangat di musim semi dan gugur, dan sebuah sup jahe di musim dingin. Karena sekarang sedang musim gugur, menjelang dingin, Joohyun menyiapkan dua gelas sikhye di hadapan Seungwan dan Seulgi.
Mereka berdua sedang menceritakan dua laki-laki yang berbeda. Seungwan menceritakan laki-laki yang baru saja tinggal di rumah atapnya. Sementara, Seulgi menceritakan salah satu dari delapan laki-laki yang memutuskan menyewa rumah keluarganya di pekarangan yang sama. Ada kesamaan dari dua laki-laki yang mereka ceritakan. Sama-sama tampan.
"Pokoknya, kamu harus ketemu dia Wan. Karena tampannya nggak main-main," keukeuh Seulgi yang optimis kalau laki-laki yang dia lihat di rumah milik keluarganya itu jauh lebih tampang dibandingkan laki-laki yang Seungwan maksud.
Seulgi dan Seungwan sudah berteman cukup lama. Mereka mengakhiri waktu SMA bersama-sama. Kemudian kuliah di tempat yang berbeda. Tapi mereka masih saling berhubungan. Bahkan ketika Seulgi sedang mencari pekerjaan, Seungwan dengan senang hati memberikan informasi jika di sekolah tempatnya bekerja sedang membutuhkan tenaga baru. Seulgi yang juga suka anak kecil seperti Seungwan, tentu saja langsung setuju. Apalagi dia kembali bertemu teman dekatnya.
Sementara Joohyun. Seulgi dan Seungwan sudah beberapa tahun itu menjadi bawahan Junmyeon. Laki-laki yang cuma lemah di hadapan Joohyun itu selalu memesan berbagai macam kue jika sekolah mengadakan pertemuan. Karena itu Seungwan dan Seulgi yang selalu menjadi tim sibuk bisa mengenal dekat Joohyun. Karena perempuan cantik itu akan senantiasa mengepakkan sayapnya untuk mereka. Memasakkan berbagai macam kue sebagai jamuan pertemuan itu.
"Kalian ngomongin apa sih," Tanya Joohyun yang tiba dengan cookies di dalam stoples. Seungwan segera menyambar kue tersebut, sementara Seulgi mendengus, meledek Seungwan yang rakus. Mereka itu punya hubungan love hate relationship.
Joohyun mengembangkan senyum termanisnya. Lalu menarik kursi agar bergabung dengan mereka. "Seungwan sudah move on dari Pa Dokter Yoongi ya?" Tanya Joohyun. Niatnya perempuan berusa 28 tahun itu menggoda Seungwan.
Masalahnya, siapa sih yang tidak tahu kisah cinta sesaat antara Dokter Relawan Min Yoongi dan Ibu Guru Seungwan. Semua akan tertarik mendengar kisah mereka yang manis. Dan terpaksa berpisah karena memang, hubungan antara perempuan singel dengan laki-laki yang akan segera menikah hanya ada di dalam novel. Sementara kenyataannya, gengsi lebih berlaku dalam hidup ini.
Seungwan yang mendengar itu terang saja memicingkan mata. Beraninya Joohyun membahas soal kisah menyedihkan itu. Lalu dia memandang malas ke arah Seulgi yang mengulum senyumnya nakal. Benar, Seungwan akan selalu terusik jika mereka membahas Min Yoongi. Soalnya, Seungwan butuh sekitar dua tahun untuk bisa berhenti memikirkan laki-laki itu. Itupun sekarang dia harus bertemu dengan laki-laki yang belum jelas. Siapa namanya saja tidak tahu.
"Udah, nggak usah dibahas yang lalu-lalu," kata Seungwan dengan nada yang berat. Dia sering kali merasa sedih jika mengingat ucapan terakhir Yoongi untuknya. "Jangan cari aku. Karena aku nggak akan ada di tempat yang kamu cari. Kalaupun mungkin kita bertemu dalam pelarian, aku yakin, itu bukan aku yang sekarang ada di hadapan kamu"
Selain wangi berbagai macam kue dan caramel, kafe Joohyun yang bagian teras belakangnya menghadap laut benar-benar membuat semua orang rileks. Wajar, Joohyun menanamkan banyak modal untuk tempat ini. Jadi dia tidak mau main-main dalam membuka usaha. Dan akhirnya, tempat ini menjadi salah satu tujuan wisatawan lokal dan non lokal.
Seungwan menatap laut yang tenang. Musim dingin membuat orang tidak banyak beraktivitas di sana. Berbeda dengan Seungwan. Dia justru lebih senang menghabiskan waktu di sekitar laut pada musim gugur dan dingin. Karena dia bisa melihat bagaimana ombak landai menggulung-gulung ke arah daratan. Membawa pulang pasir yang sudah berenang jauh. Membawa pasir lain untuk mengembara di samudra yang luas.
Seulgi dan Joohyun juga ikut terhanyut. Mereka semua akhirnya melihat bagaimana air dimainkan gelombang. Bagaimana bunga yang berguguran bermain dengan angin. Bagaimana perasaan mereka yang belum jelas terombang-ambing masa lalu.
xxx
Dalam pelatihannya, Park Chanyeol sering kali mengganjal perut dengan buah. Dia kurang menikmati makanan dengan karbohidrat yang tinggi. Apalagi gula. Tapi hari ini, dibandingkan ke pasar untuk mencari buah untuk makan malam, justru kakinya melangkah ke sebuah kafe yang terletak di ujung jalan. Pintu masuknya tepat berhadapan dengan jalan besar. Sementara dia tahu kalau bagian belakangnya akan menghadap ke arah laut.
Tidak salah. Chanyeol meyakinkan jika sekarang langkahnya menuju Baebae House - nama yang terlihat di atas pintu masuk itu, bukanlah kesalahan. Memakan sedikit gula tidak akan membuat ototnya meleleh dalam semalam. Meminum sedikit kafein juga tidak membuat dia pingsan dalam kurun waktu lima belas menit. Jadi langkah ini tidak salah.
Wangi coklat dan kopi menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Chanyeol. Sementara matanya langsung menatap ke arah birunya langit yang berhadapan langsung ke arah air laut pada teras belakang yang dibuat sangat natural. Dia yakin jika tempat ini adalah tempat yang akan banyak dikunjungi orang terutama orang-orang yang merasa sangat lelah dalam kesehariannya.
Seorang perempuan yang tingginya hanya sepantar dada Chanyeol berjalan masuk dari arah teras belakang. Salah satu dari perempuan yang sedang berbincang mungkin di sana. Dia mendekat. Chanyeol yakin kalau perempuan itu adalah pemilik kafe yang nampaknya sengaja tidak dibuat besar ini. Di bagian atas dada kanannya, terlihat nama perempuan itu. Joo. Chanyeol mengulum senyum dan menunjuk ke arah mesin penghalus biji kopi.
"Mau kopi?" Tanya Joohyun yang langsung berdiri di belakang meja kasir yang berhubungan langsung dengan meja barista.
Chanyeol mengangguk. Lagi-lagi sambil tersenyum, lesung pipi laki-laki itu terukir. Beberapa saat membuat Joohyun tidak sadar. Tapi akhirnya dia membalas senyuman itu dengan tak kalah manisnya.
Joohyun jadi berpikir, setelah Chanyeol pergi mungkin dia akan bergabung dengan Seulgi dan Seungwan untuk membicarakan laki-laki tampan yang mereka temui. Memikirkan hal tersebut, membuat Joohyun tidak bisa menahan tawa kecilnya. Jadi Chanyeol menautkan kedua alisnya, terheran-heran.
Sementara Chanyeol memilih kopi mana yang paling cocok dengan seleranya. Tanpa dia sadari, salah satu perempuan lain dari tiga perempuan yang dia lihat itu berjalan ke arahnya juga. Son Seungwan.
Seungwan bukan menyadari jika laki-laki yang tadi pagi mengalihkan dunianya itu datang. Dia hanya bermaksud untuk mencari roti gagal di dapur Joohyun. Sehingga dia berjalan ke arah pantri. Tapi ada yang aneh. Saat gadis itu melihat punggung lebar yang sedang tertunduk. Jelas jika lelaki itu sedang melihat daftar menu. Dia merasakan sesuatu yang, sulit untuk dijelaskan.
Mungkin Seungwan sering bertemu dengan bentuk bahu seperti itu. Potongan rambut yang juga digunakan oleh sebagian besar laki-laki di Korea Selatan. Tapi, Seungwan kenal wangi maskulin yang dia cium tadi pagi. Wangi yang hanya bisa dia cium dari laki-laki yang kini menjadi pusat perhatiannya. Lalu niat untuk mencari roti gagal itu buyar. Seungwan justru kini menepuk bahu lelaki itu. Membuat mereka saling berhadapan.
Akhirnya Seungwan tahu nama laki-laki itu sekarang. Dan kedepannya dia akan memanggil lelaki itu dengan nama, Hoo Jun. Nama yang bagus.
xxx
Jadi rencananya aku mau up ini Senin aja. Karena aku lelah. Tapi aku bingung, nggak tahu mau ngapain. Sementara males balik. Yaudah nulis. Sambil nyari hotel untuk weekend depan. Disini ada yang dari Sukabumi? Aku mau kesana tanggal 5 bulan depan ehehehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysanthème ✔
Fiksi PenggemarChanyeol sedang di dalam misi menangkap bandit kelas kakap Korea Selatan. Lalu dia bertemu dengan Seungwan. Perempuan cantik yang tinggal di rumah bawah. Seungwan menjelma menjadi kelemahan Chanyeol. Menjadi target baru bandit bernama Jopok. Mark Tu...