7. Memulai

31 2 0
                                    

Reyhan mengantar pulang Shilla kerumahnya. Diperjalanan mereka banyak mengobrol sudah tidak canggung diam diamman lagi. Saat ini Ashilla tengah bahagia karna Reyhan oleh karena itu gadis ini bisa melupakan semua kenyataan pahit yang menimpa dirinya.

Reyhan tak masuk kedalam rumah Ashilla untuk bertemu kedua orangtuanya, padahal laki laki ini sangat ingin masuk kedalam walau pun hanya sekedar bersalaman saja. Bagaimana pun juga ini permintaan Ashilla, ia belum siap bercerita tentang Erpan yang memutuskannya secara tiba tiba dan Reyhan yang datang mengapus luka. Saat ini Ashilla hanya perlu waktu dan bagaimana cara ia memberitahu kedua orang tuanya.

"Makasih ya Han udah bawa gue ketempat itu lagi. Sumpahh gue bahagia bangettttt." Greget Ashilla. Wajahnya terpancar aura kebahagiaan.

"Karna perasaan ini sangat dalam sehingga gue memilih berusaha buat elu bahagia." Kata Reyhan yang berhasil membuat pipi Ashilla merah merona seperti kepiting rebus.

"Ciee.. pipi Cilla ko merah ciiii" ledek Reyhan.

Ashilla menunduk. Namun dengan cepat Reyhan mengangkat dagu ashilla dan berkata

"Angkat kepala lo Shil, jangan pernah sesekali nundukin kepala dihadapan siapapun terlebih dihadapan orang yang udah bikin lo sakit hati. Gue minta buat lo selalu tersenyum bagaimana pun caranya itu. Tunjukin kesemua orang kalau lo kuat bukan cewek lemah apalagi cengeng. Tipu mereka dengan senyum lo ini Shill sekalipun lo dalam keadaan gak baik." pesan Reyhan.

"Gue akan inget terus perkataan elo Han. Terimakasih untuk pemberian nasihat itu, kamu benar. Akhirnya aku kecanduan." Jawab ashilla.

Mereka tersenyum sangat bahagia bagaikan pasangan kekasih seakan lupa bahwa hati Ashilla yang sedang rapuh, lupa bahwa Reyhan begitu mengharapkan Ashilla, dan juga lupa bahwa kedua nya hanya sebatas bagian dari masalalu.

"Gue pamit pulang. Lo masuk gih kedalam udah malam, mamah papah lo pasti khawatir."

"Iya Rey, hati hati dijalan. Jangan kenceng kenceng bawa motornya."

"Ahsiiaapp Cinderella yang cantik."

Reyhan menyalakan motornya dan pulang. Tak sengaja sepasang sorot mata memerhatikan kepulangan Reyhan dan percakapan mereka barusan, orang itu adalah Mamah Mirna mamah kandung Ashilla. Wanita paruh baya ini lebih memilih untuk tidak tahu apa apa mengenai hubungan percintaan putrinya, dan lebih memilih diam memberikan sedikit putrinya waktu untuk menenangkan diri.

"Memang nak Reyhan orang yang tepat untuk putriku, Ashilla. Reyhan anak yang baik." Bu Mirna berbicara sendirian.

Ashilla hendak mengetuk pintu dikejutkan oleh kedatangan mamahnya yang membuka pintu berbarengan dengan dirinya.

"Eh mamah" cengir shilla

"Kamu habis dari mana aja sayang? Ko gak ngabarin orang rumah" tanya Mamah Mirna khawatir.

"Shilla habis main sama Via mah maafin Shilla ya handphone Shilla lowbet." Shilla berbohong.

"Lain kali pulang dulu kerumah ya nak, yaudah sana ganti baju terus mandi jangan lupa solat kalau udah selesai turun kebawah kita makan bersama."

*****

Sesudah makan bersama. Keluarga Irwana sedang bersantai diruang pertengahan bersama kedua anaknya. Ashilla sedang asik membaca novel yang dipinjamkan Olivia, Ka Dimas sedang bermain game online, sedangkan kedua orang tuanya sibuk menonton tayangan televisi Indonesia Sinetron Cinta Suci.

"Si Cleo gila kali ya ngaku ngaku jadi istrinya si Marsel, niat awal baik kesini kesini malah pengen misahin si marsel sama si suci. Kesel banget ngeliat si Suci kasian deh pah" Gerutu Mirna kesal sendirian.

Memori BerkasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang