14. Rumit

8 0 0
                                    

"Jika kita pernah dipertemukan dengan orang yang salah, tak mengapa. Semoga hal itu akan membuat kita semakin bersyukur saat dipertemukan dengan orang yang benar."

"Gimana, sukses?"

"Boroboro sukses"

Laki laki itu menggelengkan kepalanya

"Lo kenapa si gak bertindak!?" Kesal laki laki ini

"Gue ingin melihat seberapa jauh Gladis melakukan permainannya."

"Gue gak setuju!"

"Lo gak dukung gue?"

"Cara lo terlalu lama!"

"Ini sudah keputusan gue Dim."

"Bodoh!"

"Lo bodoh Dri!"

"Tolol!"

"Lama lama gue bisa stres!"

Drian hanya diam. Dimas kesal dengan kelakuan sahabatnya ini. Masa iya dia menunda nunda waktu untuk membongkar kedok Gladis.

"Pliss.. Dri."

"Tapii.."

"Demi adik gue dan lo juga."

"Kasih gue waktu."


Reva is calling

"Lo dmna bang?"

"Di Kedai RK"

"Lo sendiri? Ada yang mau gue omongin."

"Sama Dimas. Ngomong aja."

"Otw."

Tut..tut
Sambungan teleponnya telah dimatikan

Dimas yang mendengar Drian berbicara via telepon bertanya sesuatu

"Siapa?"

"Reva, ade gue. Dia mau kesini."

"Why?"

"Ada yang mau diomongin."

"Pasti soal Gladis."

"So tau lo!"

"Gue emang tau."

1 kata untuk Dimas; menyebalkan.

10 menit kemudian suara motor yang ditumpangi Reva tiba di Kedai RK. Ia masuk kedalam menemui kakaknya.

"Bang?"

"Eh, Ka Dimas.." Sapa Reva

"Duduk Rev." Ucap Dimas

"Jadi apa yang mau lo omongin?" Tanya Drian blakblakkan.

"Biasa." Jawa Reva

"Soal Gladis?" Tanya Dimas

"Betul." Ucap Reva

"Why? Kenapa lagiiii gue pusing!" Ucap Drian yang sudah aral

"Lo sendiri yang bikin diri lo pusing Bang." Jawab Reva

"Sampai kapan sih lo diam terus hah? Lo gak cape? Disini bukan cuma lo yang jadi korban. Tapi Ashilla adik ka Dimas dan juga Erpan sahabat gue. Mereka gak tau apa apa. Apa susahnya sih lo tinggal bongkar kedoknya si Gladis? Lo gak sendiri ada Kita yang bakal kasih bukti ke Erpan kalo Erpan masih gak percaya juga!" Ucap Reva tak tahan dengan sikap kakaknya yang begitu bodoh

Memori BerkasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang